163 Tahun Baden Powell …
Hari ini diperingati sebagai Baden Powell Days adalah hari kelahiran Baden Powell Bapak Pramuka Sedunia,
Yg lahir 22 Februari 1857.
Kepanduan di dunia tumbuh khususnya di Indonesia sendiri.
Banyak Tokoh Masyarakat yang terlatih tumbuh dan berasal dari Pramuka.
Sayang nya,
Peringatan hari kelahiran Beliau,
Justru tercoreng oleh tragedi memilukan yg menimpa para murid kelas 7 dan 8 SMP Negeri 1 Turi, Sleman,
Yg note bene terjadi karena keteledoran Pembina Pramuka di sekolah tersebut.
Antara geram dan sedih,
Jujur dari semalam bercampur aduk di dalam hati saya …
Setelah mendapat berita dari Babi Tersayank,
Yg merupakan salah satu penggiat Pramuka juga 🐷🐷
Apa,
Kenapa,
Bagaimana,
Setiap pertanyaan yg bermunculan di benak saya,
Sampai kemudian setelah membaca laporan resminya,
Saya pun sadar bahwa ada satu mata rantai yg terlupa (atau sengaja dilupakan?).
SOP pelaksanaan kegiatan lapangan,
Salah satunya mengacu kepada Manajemen Resiko.
Apakah para Pembina di sana sudah memperhitungkan resiko pelaksanaan kegiatan susur sungai ini,
Terkait dg cuaca yg sedang tidak bersahabat?? …🙁🙁
Dan Press Release yg dikeluarkan oleh Forum Komunikasi Desa Wisata Kabupaten Sleman,
Yg menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui adanya kegiatan yg dilakukan oleh pihak sekolah,
Dg menggunakan lokasi di wilayah mereka.
Membuat saya terpaksa “membubuhkan” catatan baru,
Yaitu ttg tidak adanya perijinan dg pihak2 terkait,
Demi jalannya keamanan kegiatan.
Dan akhirnya,
Para Pembina yg “terhormat” itu lupa,
Bahwa yg mereka bawa / asuh itu adalah Penggalang kelas 7 dan 8,
Yg tidak semua memiliki fisik yg kuat,
Yg tidak semua bisa berenang,
Apalagi mengarungi sungai yg pasti arusnya cukup deras.
Mereka semata2 hanya ingin menunjukkan kehebatan mereka sendiri,
Dalam memimpin,
Dalam menjalankan Program2 Kegiatan,
Tanpa berpikir ttg sisi negatif nya.
Dan inilah yg banyak terjadi di negeri ini,
Para Pembina yg tidak memiliki bekal cukup utk “membina”,
Hanya sekedar comot dari sana sini,
Dan pada akhirnya mereka merasa sebagai “raja kecil” di antara para anggota yg (wajib) mematuhi perintahnya.
Bahkan,
Tak jarang ada pula sekolah yg mengangkat Pembina Pramuka,
Dari anak didik yg sudah lulus,
Atau mengambil dari luar sekolah,
Tanpa memperhitungkan apakah mereka memiliki bekal yg cukup dan layak dijadikan Pembina ..
(sing penting gelem dibayar murah).
Walhasil,
Pramuka di Indonesia sulit utk berkembang …
Alasannya,
Ya karena orang2 yg ada di dalamnya bersikap “seenaknya saja”,
“Sing penting Pramuka nya jalan di sekolah”.
—————————————
Jujur,
Saya pernah ikut masuk ke dalam kegiatan Pramuka,
Walau hanya sebatas “pendengar” dan “pengamat” saja.
Tapi waktu 3 tahun cukup bagi saya,
Utk bisa memberikan Penilaian,
Bahwa TIDAK SEMUA PEMBINA PRAMUKA MEMILIKI KEMAMPUAN dan MENTALITAS SEBAGAI PEMBINA.
Cara penanganan masalah yg “asal selesai”,
Program Kerja yg “acak2an”,
Sampai pemberian materi yg “ngelantur”,
Lebih kepada “bercerita ttg kesombongannya sendiri”,
Jadi catatan buruk yg harusnya bisa dihindari.
Dan itulah EGO,
Yg seharusnya tidak ditonjolkan ketika kita memposisikan diri sebagai Leader / Pemimpin.
Dan ini mungkin yg akan jadi PeEr bagi Kwarnas Pramuka nantinya,
Pusdiklatnas dan Kwarda, Kwartir serta Kwaran di setiap pelosok negeri.
Apakah mungkin dikeluarkan semacam “sertifikasi”,
Dimana jika seseorang belum memilikinya,
Maka tidak diijinkan menjadi Pembina / Pembantu Pembina.
Tentunya bukan melulu berdasar KMD atau Pendidikan Kepramukaan lainnya,
Tapi juga secara Mentalitas dan Karakter sebagai Pramuka Sejati.
————————————–
Akhir kata,
Sebagai sesama pemegang hasduk Merah Putih,
Saya ucapkan Bela Sungkawa yg sedalam2nya
Kepada adik2 SMP Negeri 1 Turi, Sleman.
Yg menjadi korban dalam kegiatan susur sungai,
Semoga kalian mendapat tempat terbaik di sisi NYA 😇😇
Dan utk yg lain,
Semoga kalian bisa segera pulih kembali.
Tetaplah semangat menjadi Pramuka Indonesia.
Salam Pramuka … 🇮🇩🇮🇩🇮🇩