Sebenarnya banyak loh Topik yang bisa dicari Mahasiswa Mahasiswi yang katanya Pendukung Rakyat kecil yang sempat heboh mendemo Pemerintah Pusat beberapa bulan yang lalu yang menyerang dan membela isu RUU Revisi KPK dan RUU KUHP yang digulirkan DPR Pusat saat akhir periodenya.
Mahasiswa Mahasiswi yang kemarin demo luar biasa sampai anak anak STM pun ikut ikutan pula, sebenarnya bisa melakukan demo menuntut Pemprov DKI mempertanggungjawabkan Polemik Anggaran DKI Jakarta dimana pada Rancangan APBD 2020 ditemukan setidaknya 27 item Pengadaan barang dan jasa yang dinilai Jangga. Temuan tersebut bersumber dari Dokumen Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020 yang terbaru, dengan total anggaran mencapai 89 Trilium Rupiah, itu belum termasuk Rencana pengganggaran Rencana gila E-Formula ya (Event Balap Mobil Listrik). Namun nampaknya Mahasiswa Mahasiswi kenapa tidak ada yang terlihat batang hidungnya ya? Kemana Grup Mahasiswa Mahasiswi dengan Jas Almamater berbagai Warna yang berteriak “KPK Jangan sampai dilemahkan”, “Rezim Penindas Rakyat Kecil”. Kok sepi sekali ya? Apa mereka lagi sibuk Ujian terakhir atau ada Telenovela di TV sehingga mereka tidak memikirkan Rakyat Kecil lagi?
Anehnya … para mahasiswa yang waktu itu koar-koar sampai turun ke jalan seperti sekumpulan orang muda yang ingin menyelamatkan negara, lha sekarang ini ke mana saja kalian? Apakah kalian pada sibuk kuliah demi menggapai cita-cita? Atau sedang menunggu dana turun? Atau kenapa? Kasihan loh Rakyat Jakarta dibully dan diluluhlantahkan Lingkungannya sama Gubernurnya, tetapi tidak ada lagi yang kemarin begitu Riuh sekali demo nya. Ayolah, turun kalian, buktikan bahwa kalian bukan Pasukan Nasi Bungkus yang baru turun jika terima Transferan dana, buktikan bahwa kalian memang membela Rakyat kecil, khususnya Rakyat Jakarta.
(Silakan teruskan sendiri rangkaian pertanyaan kepada adek-adek mahasiswa kita yang kali ini terlihat seperti kerupuk melempem yang kecelup lem Aibon.)
Atau kalian sekarang sudah mengikuti Revolusi Industri 4.0? Demo menggunakan Hashtag? Teriak teriak menggunakan CHANGE.ORG? Jika memang benar, baguslah, berarti kalian sudah SMART menggunakan media daripada demo ramai ramai diluar dan bikin rusuh, tetapi harus konsisten ya? Jangan demo nya pilih pilih Target.
Tahukah Kalian bahwa Event Sehari E-Formula yang kabarnya berbiaya Total Rp 1.16 Trilyun terpaksa mengorbankan Anggaran lain, Pendidikan pula.
Ya walaupun Pemprov DKI juga sudah membantahnya
PEMPROV DKI Jakarta menampik adanya pemotongan anggaran rehabilitasi gedung sekolah untuk ajang balap mobil listrik Formula E 2020. Hal itu disampaikan oleh Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Syaefuloh Hidayat. Ia mengungkapkan, anggaran rehabilitasi untuk gedung sekolah yang tercantum dalam rancangan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020 dipangkas melalui penelitian teknis dari Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi DKI Jakarta. Pihaknya, semula mengajukan sebanyak 105 lokasi dengan usulan anggaran sebesar Rp2,5 triliun. Namun, berdasarkan hasil penelitian teknis itu, lokasi gedung yang direhabilitasi ada 86 dengan anggaran Rp455,4 miliar. Jadi jika kemarin menghabur haburkan anggaran, sekarang guna melindungi Event E-Formula, alibinya adalah Penghematan Anggaran, jadi ya beda beda tipis dengan menggunakan anggaran lain untuk demi E-Formula.
Memang sih, ada temuan dari Fraksi PSI mengenai keanehan ini.
Misalnya, Ketua Fraksi PSI DKI Jakarta Idris Ahmad, pemangkasan dana revitalisasi GOR dan stadion sebesar Rp320,5 miliar di Dispora DKI Jakarta hingga pemangkasan alokasi sebesar Rp455,4 miliar untuk rehabilitasi sekolah di Disdik DKI Jakarta.
“Saat ini kami bersikap bahwa Formula E membawa dampak terhadap rehabilitasi sekolah, pembangunan gor dan beberapa kegiatan lain sehingga ini jadi pemborosan kita dan jadi tidak tepat sasaran,” jelas Idris di ruang Fraksi PSI DKI, Gedung DPRD, Jakarta, Rabu (13/11).
Ia menilai tidak sepantasnya Jakarta menyelenggarakan acara mahal dan tidak jelas tujuan serta asas manfaatnya di tengah defisit anggaran. Penyelenggaraan Formula E di Jakarta tahun 2020 mendatang akan menghabiskan anggaran triliunan rupiah dan hanya untuk beberapa hari saja.
Saya tidak bisa membayangkan Jika ini dilakukan oleh Gubernur pendahulunya, untungnya tidak akan pernah terjadi. Pak BTP ataupun Pak Djarot tidak akan melakukan, bahkan untuk era Pak Fauzi Bowo, tidak akan pernah membela E-Formula dengan mengorbankan Anggaran Pendidikan, dan jika saat itu mereka lakukan, mungkin seluruh Jakarta sudah dipenuhi oleh manusia yang penuh amarah karena dianggap Pemprov DKI telah menjadi Penguasa Zalim, tapi entahlah kenapa Warga dan Mahasiswa Mahasiswi sekarang begitu menikmati saat dijajah Pemerintah Daerahnya sendiri dalam bentuk Pemerkosaan Anggaran semau gue.
Semoga uneg uneg Penulis bisa didengar oleh Mahasiswa Mahasiswi BEM se Jakarta, Jakarta saja, tidak usah sampai se-Indonesia. Cukup Anak Trisakti, Anak Universitas Budi Luhur, Anak Atmajaya, Universitas Indonesia dan STM Se Jabodetabek mengitari Balai Kota Pemprov DKI, Teriakkan gundah gulana rakyat dan pertontonkan Spanduk Pembela Rakyat kecil “Tangkap Pembuat Anggaran Gila Gilaan”, “Lem Aibon Nenek Loe” dan sejenisnya.
Tapi sepertinya ini hanyalah Ilusi penulis dan semoga saja bisa terjadi beneran, entah kapan.