Indovoices.com –Proses pembelajaran tatap muka (PTM) besar kemungkinan akan tertunda. Pemkot Surabaya akan melihat kondisi terakhir terkait peningkatan Covid-19 di Surabaya sebelum PTM dimulai.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan, jika angka kasus Covid-19 terus naik, PTM akan ditunda. Per Selasa (22/6), terdapat 319 kasus aktif di Surabaya. Sebanyak 26 di antaranya merupakan kasus baru, 34 dinyatakan telah sembuh, dan 1 pasien meninggal dunia.
”Kalau kondisi tetap naik dan itu membahayakan anak-anak saya, Tatap muka akan saya batalkan,” jelas Eri pada Rabu (23/6).
PTM tersebut, lanjut Eri, rencananya dimulai pada Juli usai penerimaan siswa baru. pihaknya sudah melakukan asesmen. Dari hasil asesmen itu, ada beberapa sekolah yang sudah bisa dibuka.
”Tapi dengan kondisi yang naik seperti ini, tidak bisa dilanjutkan karena keselamatan anak-anak adalah tanggung jawab saya. Saya lebih mengutamakan keselamatan mereka,” ucap Eri.
Sementara itu, Kepala Dispendik Kota Surabaya Supomo menegaskan, acuan utama PTM adalah perkembangan kasus Covid-19 di Kota Surabaya. Artinya ketika angka penyebaran itu tinggi, PTM tidak bisa terlaksana. Sebaliknya, jika angka melandai, pembelajaran secara langsung atau tatap muka dapat digelar.
”Secara kesiapan, Pemkot Surabaya sudah menggelar simulasi sekolah tatap muka, beserta alur pembelajaran sejak dari awal dimulai hingga jam belajar berakhir,” terang Supomo.
Hal yang sama juga dilakukan untuk kesiapan penerapan protokol kesehatan, seperti sarana hingga satgas Covid-19 di setiap sekolah. ”Bimtek sudah dilakukan, sehingga tinggal menunggu zona di Surabaya memungkinkan atau tidak melakukan pembelajaran tatap muka,” tambah Supomo.
Bila PTM tidak bisa terlaksana, Dispendik Kota Surabaya mencari inovasi metode pembelajaran daring. Dia khawatir siswa menjadi bosan selama jam pembelajaran daring berlangsung.
”Bagaimana kemudian dalam situasi belajar daring tapi anak-anak tidak jenuh dan pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik,” tutur Supomo.
Dia menambahkan, pihaknya tak mau salah langkah mengambil kebijakan dengan menerapkan PTM tanpa menilik pada sudut perkembangan angka kasus. Hal utama dalam PTM adalah keselamatan para pelajar, guru, serta pegawai di sekolah.
”Jadi kita tidak akan gegabah dalam melakukan PTM apabila kondisi Surabaya tidak memungkinkan. Seperti itulah nanti gambaran tentang PTM,” kata Supomo.