Indovoices.com –Pemerintah mencatat jumlah pasien Covid-19 di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet terus menurun. Hal itu karena jumlah pasien yang masuk semakin berkurang.
Berdasarkan data pada hari Kamis 8 Oktober 2020 hingga pukul 06.00 WIB, jumlah pasien di Wisma Atlet pada hari ini mencapai 4.059 orang (39,95%) dari kapasitas hunian 10.161 tempat tidur. Dengan begitu, tempat khusus yang disiapkan pemerintah untuk masyarakat terpapar virus corona dengan gejala ringan, sedang, atau tanpa gejala (OTG) ini masih tersedia 6.102 tempat tidur (60,05%).
Koordinator Operasional Rumah Sakit Darurat COVID-19 Kolonel CKM. dr. Stefanus Dony mengatakan jumlah pasien dengan gejala ringan hingga sedang di Wisma Atlet saat ini ada 1.496 orang (51,98%) dari kapasitas hunian 2.878 tempat tidur.. Sebanyak dua pertiga di antaranya merupakan pasien dengan gejala ringan dan hampir 400 lainnya pasien gejala sedang.
Sedangkan pasien dengan gejala berat hanya ada satu orang. Pasien tersebut saat ini menunggu untuk mendapatkan tempat tujukan.
“Kalau kita lihat memang sudah mengalami penurunan yang signifikan, dilihat dari puncaknya waktu itu di angka 2.611 pada 27 September,” kata Stefanus dilansir dari Antara pada Kamis (8/10).
Dua tower di RS Darurat Covid-19 itu masih tersedia 1.382 tempat tidur (48,02%). Adapun rinciannnya di Tower 6 tersedia 617 tempat tidur (47,46%) dari total 1.300 tempat tidur dan di Tower 7 tersedia 765 tempat tidur (48,48%) dari total 1.578 tempat tidur.
Stefanus mengatakan turunnya jumlah pasien itu berkat adanya penurunan jumlah pasien yang masuk ke rumah sakit darurat. Sedangkan jumlah pasien yang sembuh terus meningkat sehingga jumlah pasien yang dirawat menjadi lebih rendah.
“Kalau treatment memang dari awal tidak ada perbedaan. Tapi kita lihat pasien yang masuk memang sedikit. Artinya, jumlah yang keluar, yang sembuh lebih banyak, sehingga angka yang dirawat ini bisa kami tekan menjadi lebih rendah,” katanya.
Ia berharap penurunan pasien yang dirawat itu benar-benar menunjukkan perbaikan penanganan Covid-19 secara keseluruhan. Terutama dalam hal penanganan terhadap pasien, dan sosialisasi pemerintah kepada masyarakat menegnai protokol kesehatan.
“Harapannya dengan operasi ketat dan kesadaran tinggi dari masyarakat, baik di perkantoran maupun di tempat umum, sehingga ini bisa benar-benar mencegah terjadinya penularan Covid-19,” kata dia.
Dokter Spesialis Paru/Konsultan Intensivist dan Gawat Nafas di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta dr. Dewiyana Andari Kusmana, SpP (K) mengatakan protokol kesehatan menjadi langkah utama dan penting pencegahan untuk menangkal virus corona.
Dia juga menekankan pentingnya #Gerakan3M, yaitu penggunaan masker yang menutupi hidung hingga dagu, selalu jaga jarak dengan cara menghindari kerumunan, serta mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer. Seluruh upaya tersebut merupakan langkah mencegah penularan Covid-19.
Adapun untuk pasien OTG yang tidak memiliki fasilitas isolasi mandiri masih tersisa 1.579 tempat tidur (50,67%). Rinciannya Tower 4 tersedia 1.240 tempat tidur (80,20%) dari kapasitas hunian 1.546 tempat tidur dan Tower 5 terisi 1231 pasien (78,41%) dari kapasitas hunian 1.570 tempat tidur.
Tower 8 Flat Isolasi Mandiri yang dikelola Kementerian Kesehatan terisi 331 pasien (21,38%). Tower yang dibuka akhir September 2020 itu masih tersedia 1.217 tempat tidur (78,62%).
Sedangkan Tower 9 Karantina Mandiri terisi 695 pasien (26,54%) dari kapasitas hunian 2.619 pasien. Tower yang dipersiapkan pemerintah bagi Pekerja Migran Indonesia ini tercatat ada 1.924 tempat tidur (73,46%) yang masih tersedia.(msn)