Indovoices.com –Cuaca ekstrem serta curah hujan yang cukup tinggi selama hampir seminggu belakangan kemarin,
Sempat meluluh lantakkan beberapa daerah di Indonesia.
Salah satunya adalah musibah banjir yang melanda kawasan Jabodetabek,
Merendam pemukiman warga,
Juga pertokoan, perkantoran, instansi,
Membuat roda perekonomian nyaris berhenti.
Satuan-satuan tugas pengendalian bencana alam langsung dikerahkan untuk turun ke lapangan,
Namun karena tingginya curah hujan,
Mereka pun mengalami kesulitan dan banyak kendala di dalam melakukan kegiatan evakuasi warga.
Banyak warga yang terkena dampak musibah banjir,
Yang belum sempat “terjamah” oleh tim penyelamat,
Karena luasnya daerah yang terdampak kali ini.
—————————–
Siapapun akan terharu dan jatuh kasihan,
Melihat situasi yang terjadi saat itu.
Berbagai macam bantuan dan doa pun,
Dipanjatkan bagi keselamatan semuanya.
Seperti juga yang dilakukan oleh Rara Istiani Wulandari,
Atau yang lebih akrab dipanggil dengan sebutan mbak Rara,
Seorang Pawang Hujan Milenial.
Sejak hari Minggu (21/7),
Beliau telah mengajak seluruh sahabat untuk bersama-sama berdoa,
Agar cuaca dapat menjadi cerah,
Dan proses penanggulangan bencana dapat dilaksanakan dengan maksimal.
Dan mungkin bukan sebuah kebetulan juga,
Jika pada akhirnya Beliau mendapatkan “undangan” untuk membantu suksesnya sebuah acara di wilayah Jakarta Utara,
Yang rencana akan digelar pada hari Rabu (24/2).
Senin sore pun Beliau terbang dari Bali,
Dan hari Selasa (23/2) Beliau sudah siap bekerja “memindahkan” awan kelabu dan meng ikhtiar kan agar Jabodetabek,
Khususnya di tempat terselenggaranya acara,
Menjadi cerah hingga sekitar hari Kamis (25/2).
Perjalanan awal Beliau adalah menuju Pura Agung Satya Bhuana,
Yang berada di komplek Paspampres, Jakarta Pusat.
Di pura tersebut,
Mbak Rara berdoa sesuai keyakinan Beliau,
Memohon kerendahan hati kepada Sang Pencipta Semesta,
Untuk membantu melancarkan acara yang akan terselenggara keesokan harinya.
Tak lupa Beliau pun meletakkan sebuah pot yang telah ditancapkan batang lidi dg ujungnya sudah terpasang bawang merah dan cabai merah.
Yang menurut tradisi leluhur Nusantara,
Dipercaya dapat menghalau hujan.
—————————–
Selepas dari Pura Agung Satya Bhuana,
Beliau menuju Anjungan Jawa Timur, TMII,
Untuk “sowan” ke makam mbah Kuning,
Yang dipercaya merupakan salah satu walliyullah.
Tiba di TMII kamipun disambut hujan yang cukup lebat,
Namun tidak menyurutkan niat untuk tetap berziarah.
Ada satu kejadian aneh,
Yaitu ketika doa selesai dipanjatkan
Maka cuaca berangsur-angsur berubah cerah,
Dan matahari muncul dari balik awan.
Selepas berganti baju dan makan siang,
Perjalananpun berlanjut kembali ke Pura Agung Satya Bhuana,
Untuk menghadiri rangkaian awal dari upacara peringatan ulang tahun pura,
Yang akan dilaksanakan puncaknya pada hari Jumat (26/2).
——————————-
Upaya untuk memodifikasi cuaca,
Dilakukan mbak Rara juga tak lupa dengan berkoordinasi dengan Pemerintah.
Ternyata juga pada saat yang sama dilakukan oleh Dispen TNI AU.
Pada hari yang sama,
Telah ditaburKan 2,4 ton, dari semula 800 kg garam, untuk memodifikasi cuaca agar hujan tak turun di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
Menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), yang dirilis oleh BPPT,
Pada ketinggian 10.000 s/d 12.000 feet,
Pesawat CN-295 menabur garam di awan yang berpotensi mengakibatkan hujan di kawasan Selat Sunda, Ujung Kulon dan Lampung Timur sehingga hujan tidak masuk ke daerah Jabodetabek,
Dan turun di daerah perairan.
———————————-
Para akhirnya,
Kita bisa belajar bahwa tehnology modern berawal dari tehnology yang telah ada sejak bertahun lalu,
Yang dibawa oleh para leluhur terdahulu.
Yang kemudian dimodifikasi,
Disesuaikan dengan perkembangan jaman …
Terima kasih mbak Rara,
Terima kasih Dispen TNI AU,
Dan tentunya terima kasih kepada Tuhan YME.
Karena jika bukan atas perkenan NYA,
Segala sesuatu yang dilakukan,
Tidak akan terjadi.
Rahayu … 🙏🙏
Sebagai penutup ada pesan khusus dari mbak rara saat mendoakan munajat kepada Allah Tuhan YME agar jabodetabek surut banjirnya juga langit karawang, pamanukan dan lokasi lainnya itu dalam hati tidaklah boleh ada perasaan membenci hujan,tetap bersyukur hujan turun dimusim penghujan hanya rara dalam meditasinya memohon kepada Allah Tuhan YME agar intensitas air hujan turun kecil secukupnya tidaklah turun hujan badai.
Katanya seorang indigo juga bisa komunikasi lintas dimensi atas seizin-Nya mengontrol angin,udara,tanah & api agar menuju harmony.
https://amp.kompas.com/nasional/read/2021/02/23/23300061/tekan-risiko-banjir-tni-au-kerahkan-2-pesawat-untuk-modifikasi-cuaca-di