Indovoices.com-Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia menilai larangan mudik dapat mencegah terjadinya gelombang kedua penularan virus Covid-19 di Indonesia.
“Itu yang menjadi penting di sini, kita jadi bisa fokus per wilayah sekarang,” kata Wakil Ketua PB IDI, Adib Khumaidi.
Adib mengatakan selama pergerakan masyarakat tidak dibatasi, maka potensi Covid-19 menyebar ke mana-mana akan terus ada. Bila sudah begitu, maka akan semakin sulit untuk memutus mata rantai penyebaran.
Ia mengatakan penyebaran virus akan semakin tidak terkendali bila mudik masih diizinkan. Sebab, para pemudik tidak hanya berpotensi menyebarkan virus ke kampung halaman, tetapi juga bisa menyebarkan virus, ketika ia kembali ke tempat perantauan. “Jadi betapa sulitnya kita memutus mata rantai begitu perpindahan orang semakin luas,” kata dia.
Humas PB IDI Halik Malik mengatakan mudik sangat rentan menyebabkan melonjaknya kasus penularan di daerah-daerah. Apalagi, mereka yang dikunjungi di kampung halaman rata-rata adalah orang yang sudah berusia lanjut, sehingga beresiko mengalami sakit berat karena Covid-19. “Dikhawatirkan kalau semua mudik, setelah Lebaran terjadi ledakan kasus kedua atau second wave,” kata dia.
IDI menyarankan orang yang sudah terlanjur mudik untuk karantina selama 14 hari di kampung halaman. Karantina ini penting untuk mencegah penularan. “Karantina bagi orang-orang yang mudik harus diawasi pemerintah daerah,” kata dia.
Hari ini, Presiden Jokowi akhirnya memutuskan melarang mudik Lebaran 2020. “Dalam rapat hari ini saya sampaikan bahwa mudik semuanya akan kami larang,” kata dia. Sebelumnya, pemerintah hanya mengimbau agar masyarakat tak melakukan mudik. Jokowi meminta jajarannya untuk mempersiapkan semua hal yang diperlukan terkait kebijakan pelarangan mudik ini.(msn)