Indonesia menempati peringkat ke-10 dalam Olimpiade Internasional Matematika atau International Mathematical Olympiad (IMO) 2018 yang diikuti lebih dari 100 negara dan 600 peserta. Pelajar Indonesia berhasil meraih satu emas dan lima perak dalam IMO 2018 yang diselenggarakan di Cluj-Napoca, Rumania, pada tanggal 4-14 Juli 2018. Satu-satunya emas untuk Indonesia disumbangkan oleh Gian Cordana Sanjaya, siswa SMAK Petra 1 Surabaya, yang sudah langganan meraih berbagai medali dalam kompetisi sains.
Gian mengaku tidak menyangka dengan prestasi yang dicapai. “Target saat berangkat, maunya semua menang emas, tapi setelah pengumuman sampai sekarang, rasanya luar biasa. Saya nggak bisa berkata apa-apa. Kami berjuang sampai detik terakhir melawan negara-negara besar yang cukup diandalkan, dan akhirnya kami berhasil. Teman-teman yang lain meskipun dapat perak, tapi secara skor, tipis perbedaanya,” ucap Gian yang baru saja lulus SMA.
Pelajar berkacamata ini berencana akan melanjutkan studi di Kanada, jurusan Science of Mathematics. Gian mengaku sangat tertarik dengan matematika sejak masih di TK (Taman Kanak-Kanak). Dia menganggap matematika adalah sains yang indah.
Ayah Gian, Budi Sanjaya, ikut menceritakan kisah Gian yang tertarik dengan matematika sejak kecil. “Waktu Gian kecil, kalau saya bacakan dongeng dia maunya dibacakan yang angka-angka. Dia selalu menantang saya untuk memberikan pertanyaan berhitung. Sampai saya kewalahan harus mengambil kalkulator. Gian juga sangat inisiatif, dia mencari sendiri setiap ada lowongan kompetisi. Saya dan istri akan mencoba mengikuti selama tidak mengganggu kegiatan sekolah dan masa remajanya. Syukurlah, dia bisa mengatur semua itu,” ucap sang ayah yang langsung datang dari Jembrana, Bali, untuk menyambut putra kebanggaannya di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Banten.
Gian juga menjadi siswa yang dikirim ke ajang IMO selama tiga tahun berturut-turut, yakni tahun 2016, 2017, dan 2018, dan selalu kembali ke Tanah Air dengan membawa medali. Sungguh motivasi dan semangat luar biasa yang diperlihatkan Gian bagi negaranya. Tiga kali mewakili Indonesia di ajang IMO dengan grafik prestasi yang terus meningkat: 2016 (perunggu), 2017 (perak), dan dipuncaki dengan emas di IMO 2018 yang membawa Indonesia masuk dalam 10 besar kekuatan Matematika dunia.
Berbagai macam Olimpiade yang Gian ikuti antara lain :
– Indonesia International Mathematics Competition 2011/EMIC/SD/Sanur, Bali, Indonesia / Medali Emas
– IMC Contest 2011/SD/Singapura/Medali Emas. Sponsor by KPM Bogor
– WIZMID 2012/SD/India/Medali Emas
– APPMOS 2012/SD/Singapura /Medali Emas
– The Clock Tower School 2012 /SD/Rumania /Medali Emas
– International Mathematics Competition 2012/SD/Taiwan/Medali Perak
– Bulgaria International Mathematics Competition 2013 /IWYMC/SMP/Bulgaria /Medali Emas
– International Junior Science Olimpiade/Sciens /SMP/ Argentina / Medali Perunggu
– International Mathematics Olimpiade (IMO) 2016/SMA/Medali Perunggu
– IMO 2017/SMA/Brazil/Medali Perak
– RMM 2018 /SMA/Romania/Medali Perunggu
– IMO 2018/SMA/Romania/Medali Emas
Gian mengakui bahwa lawan yang dihadapi Tim Olimpiade Matematika Indonesia cukup tangguh. Namun, sejak keberangkatan, dirinya menyatakan yakin bakal meraih emas, setelah tahun lalu di Brazil berhasil menyumbangkan medali perak. “Amerika, China, Rusia, Jepang, Korea, dan Inggris, termasuk yang kuat,” ujar Gian.
Selama persiapan Olimpiade, Gian dan kawan-kawan harus mengikuti pembekalan dari sejak awal tahun 2018. Setiap hari mereka belajar bahkan harus melewatkan momen natal maupun lebaran. Namun Gian tak pernah merasa kehilangan masa remajanya. Gian mengaku masih sering becanda dengan teman-teman dan menonton film komedi di sela-sela rutinitasnya.
Saat anak-anak lain akan menjawab secara spesifik, menjadi dokter, pilot, profesor atau tentara sebagai cita-citanya, Gian mengatakan hanya ingin memajukan Indonesia, dari sisi manapun ia akan melakukannya. “Saya hanya ingin Indonesia makin maju setiap harinya,” tutur Gian yang akan bertolak ke Kanada pada Agustus ini. (Syarifah/Desliana Maulipaksi)