Indovoices.com-Gedung baru Sekolah Indonesia Jeddah (SIJ) telah ditempati sejak Mei 2019. Gedung SIJ yang baru ini diresmikan oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy. Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Riyadh, Arab Saudi, Achmad Ubaedillah mengatakan, kunjungan Menko PMK untuk meresmikan gedung baru SIJ merupakan kunjungan yang istimewa bagi keluarga besar SIJ.
“Sewaktu beliau masih menjabat sebagai Mendikbud, SIJ masih menempati gedung lama yang kondisinya kurang layak. Atas dukungan penuh Bapak Mendikbud Muhadjir saat berkunjung tahun lalu (Desember 2018), akhirnya SIJ bisa pindah ke gedung baru yang jauh lebih baik,” tuturnya.
Ia mengatakan, sejak 1 Mei 2019, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di SIJ tidak lagi diselenggarakan dalam dua gelombang waktu, karena fasilitas ruang kelas di gedung baru sudah bisa mencukupi kebutuhan belajar untuk sekitar 1.000 siswa di SIJ. “Kami berharap dengan gedung baru ini seluruh siswa dan guru semakin semangat mengajar dan belajar, sehingga SIJ menjadi SILN yang menghasilkan lulusan terbaik,” katanya.
Saat ini, lanjut Ubaedillah, hal yang mendesak yang harus dimiliki oleh SIJ dan SIM (Sekolah Indonesia Makkah) adalah fasilitas Bus Sekolah. “Hal ini sudah kami usulkan ke Kemendikbud melalui Ditjen Dikdasmen. Semoga mimpi guru, siswa, dan orang tua siswa dapat segera terwujud demi kenyamanan PKBM di kedua sekolah kebanggaan masyarakat Indonesia di Saudi Arabia ini,” ujarnya.
Sementara itu dalam sambutan saat meresmikan gedung baru SIJ, Menko PMK Muhadjir Effendy menyampaikan rasa syukurnya atas penggunaan gedung baru yang telah ditempati sejak Mei 2019 itu. “Gedung baru SIJ ini bahkan lebih bagus dibanding gedung-gedung sekolah pada umumnya di Tanah Air, maka para guru dan siswa juga harus bersyukur dan memanfaatkannya sebaik mungkin,” katanya.
Menko PMK lalu menceritakan pengalamannya melihat anak-anak Indonesia di Malaysia yang kurang beruntung karena tidak bisa bersekolah. “Karena aturan setempat yang membatasi pendirian sekolah asing di sana, saudara-saudara kita hanya bisa belajar di Community Learning Center (CLC) yang tentu fasilitasnya tidak sebaik di SIJ ini,” tutur mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu.
Ia juga menyampaikan harapan agar SIJ dapat terus berprestasi sehingga tidak kalah dengan sekolah-sekolah internasional negara lain. “Untuk mendukung itu, saya terus memonitor rencana bantuan Kemendikbud RI berupa 40 unit komputer bagi SIJ,” katanya. Ia menyebut rencana bantuan 40 unit komputer dari Kemendikbud bagi SIJ tersebut merupakan cita-cita sekaligus “utang” yang diharapkan dapat segera dilunasinya. Beliau berjanji akan turut mengawal rencana bantuan tersebut, termasuk berkomunikasi dengan Mendikbud Nadiem Makarim.
Menko PMK menegaskan, pemerintah selalu berupaya meningkatkan layanan pendidikan untuk seluruh bangsa Indonesia. Di Malaysia, misalnya, Presiden RI telah bernegosiasi hingga empat kali dengan PM Malaysia untuk melonggarkan ketentuan pendirian sekolah Indonesia bagi anak-anak Indonesia di Sabah dan Serawak. Sayangnya, upaya tersebut belum membuahkan hasil. “Jangan gampang menyerah untuk mewujudkan cita-cita kalian,” ucapnya memberi semangat kepada para pelajar SIJ.
Ia juga berpesan agar seluruh anak bangsa yang saat ini menimba ilmu di luar negeri agar tetap selalu ingat Tanah Air. “Gantungkan cita-cita setinggi langit, tapi jangan lupa untuk kembali ke Tanah Air,” pesannya kepada para siswa. Menko PMK juga mendorong siswa-siwi SIJ untuk terus bersemangat dalam belajar sehingga kelak bisa kuliah di UGM, UI, ITB dan perguruan tinggi unggulan lainnya di Indonesia. (kemendikbud)