Nama Mustofa Nahrawardaya atau yang dikenal dengan sebutan Tofalemon mungkin sudah tidak asing lagi bagi sebagian pembaca. Caleg gagal dari Partai Amanat Nasional pada pemilu 2019 ini, diketahui merupakan dalang dari penyebaran berbagai kabar bohong.
Beberapa di antaranya adalah:
Tofalemon diketahui pernah melecehkan ibu Shinta Nuriyah Wahid (istri almarhum gus Dur) dengan mengatakan buka puasa dengan merangkak ke gereja.
Dirinya juga pernah menghubung-hubungkan presiden @jokowi dengan isu PKI dan kebangkitannya. Seperti cuitannya ini: “Kalau denger PKI langsung inget Jokuwi”
Belum lagi terjadinya kasus terorisme seperti bom bunuh diri di Indonesia, Tofalemon menganggap ada rekayasa dalam tindakan teror tersebut. Seperti cuitannya di tahun 2013 yg lalu saat mengomentari bom boston.
“Sama Persis di Sini, Bom Boston pun sarat Rekayasa”, begitu tulisnya.
Bahkan Buya Syafii Maarif juga pernah dicemooh oleh Tofa saat menjadi jadi salah satu nara sumber di ILC TV One. Tofa mengatakan buya sedang bicara ngelantur.
Mustofa juga berulah dengan postingan struk BCA yg bertuliskan “2019 ganti presiden” yang kemudian dibantah oleh BCA.
Pernah posting tanda salib di masjid Lanud Abdul Saleh Malang. Setelah dicek oleh pihak Lanud ternyata tidak ada masjid yg disebut oleh Tofalemon. Dan postingannya pun dihapus.
Selama ini segala tindak-tanduknya selalu lolos dari jerat hukum. Berita yang diterimanya belum disensor oleh otak pria berkepala botak ini namun sudah meluncur melalui jari-jarinya melalui akun twitter miliknya @AkunTofa.
Yang terakhir adalah dugaan keterlibatannya sebagai dalang terkait penyebaran hoax tewasnya seorang bocah akibat dipukuli oleh Brimob di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat yang ramai dibicarakan oleh netizen. Kejadian itu sendiri terjadi pada Kamis 23 Mei 2019 pagi.
Mustofa menulis Harun adalah pria yang dipukuli oknum polisi di Kp Bali, Jakpus. Postingan ini kemudian sudah diralat Tofa.
Padahal faktanya adalah penangkapan salah seorang perusuh di lokasi dekat masjid Al Huda oleh Brimob, dan si perusuh masih hidup. Polri menegaskan narasi dalam video yang viral di Twitter adalah tidak benar alias hoax.
“Bahwa viral video berkonten dan narasi seolah-olah kejadian tersebut mengakibatkan korban meninggal dunia akibat tindakan aparat. Ternyata pada kenyataannya orang yang dalam video tersebut adalah pelaku perusuh yang sudah kita amankan atas nama A alias Andri Bibir,” ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu 25 Mei 2019 dini hari.
Netizen yang merasa geram atas tingkah laku si Tofa yang suka menebar hoax dan kebohongan akhirnya menggaungkan tagar #TangkapMustofaNahra di sosial media, tagar tersebut bahkan sempat menempati posisi nomor 4 daftar tren di seluruh dunia.
Dan benar saja, akhirnya si Mustofa Nahra kena batunya, dijemput Tim Penyidik Bareskrim di rumahnya di Pejaten. Mustofa atau yang akrab disapa Tofa kemudian dibawa ke Bareskrim sekitar pukul 02.00 WIB, 26 Mei 2019.
Dari nomor laporan polisi dan surat perintah yang dibacakan oleh pihak kepolisian, diketahui bila penjemputan itu terkait laporan terhadap postingan di akunnya tentang tewasnya Harun (15) dalam kerusuhan 21 – 22 Mei lalu seperti yang sudah saya sampaikan di atas.
Akankah penjemputan ini berakhir dengan penahanan terhadap si Tofa? Semoga saja, tidak mustahil juga akan dilanjutkan dengan proses hukum sebagaimana mestinya.
Dengan demikian selama di tahanan Tofa dapat belajar untuk memasukkan dan memroses informasi ke otak melalui kepalanya terlebih dahulu sebelum meluncur menjadi cuitan yang meresahkan di dunia maya. Bagaimana menurut Anda?