Pernyataan Prabowo yang ingin memberikan uang pensiun bagi para pelaku koruptor disampaikan oleh Prabowo dalam pidatonya di GBK, Minggu 7 April 2019 kemarin.
Dalam pidatonya tersebut, Prabowo sempat mengatakan akan meminta para koruptor bertobat dan mengembalikan uang negara. Koruptor juga akan diberi dana pensiun.
“Kita akan panggil koruptor-koruptor itu, kita akan minta mereka taubat dan sadar kembalikan lah uang-uang yang kau (koruptor) curi, ya boleh kita sisikan sedikit lah, boleh nggak? Ya untuk dia pensiun, berapa, Kita tinggalin berapa,” ujar Prabowo ketika itu.
Tentu saja pernyataan Prabowo tersebut mengundang polemik. Pasalnya dalam beberapa kesempatan, dirinya selalu berkoar-koar jika korupsi di Indonesia sudah stadium IV.
Di lain waktu, dirinya bahkan menyebutkan bertekad mengejar para koruptor hingga ke Antartika dan Padang Pasir.
“Saya akan mencari bukti. Dan saya akan kejar koruptor-koruptor itu. Bila perlu sampai ke Antartika. Bahkan ke padang pasir yang paling jauh akan saya kejar,” kata Prabowo di dalam pidatonya di acara Studium Generale ‘Renaisans Indonesia’ di kampus Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI), Bandung, Jawa Barat, Jumat, 8 Maret 2019 yang lalu.
Namun sayangnya ucapan yang dilontarkannya sering tidak konsisten, ketidakkonsistenan paling jelas dapat dilihat saat debat pertama Pilpres 2019, Kamis 17 Januari 2019 yang lalu.
“Yang jelas, kalau kasus itu sudah melalui proses, dia sudah dihukum, kalau hukum mengizinkan dan rakyat menghendaki dia, karena dia memiliki kelebihan-kelebihan lain, mungkin korupsinya ngga seberapa…,” kata Prabowo.
Whattt??? Korupsi ngga seberapa? Maksudnya kalau korupsinya gak seberapa dibiarin? Atau kalau perlu diberi dana pensiun? Lantas kapan korupsinya bisa diberantas? Jangan-jangan di tangan Prabowo, korupsi di Indonesia bukan stadium IV lagi, tapi akan mencapai stadium VIII atau malah bubar sekalian seperti yang pernah diucapkannya.
Jadi tidak heran ketika Prabowo mengatakan akan mengejar koruptor hingga ke Antartika, langsung mendapat sindiran telak dari cucu M. Hatta yang menyuruh Prabowo untuk menyusul mertuanya sekalian.
Gustika Suruh Prabowo Nyusul Mertuanya, Anda Setuju?
Karena gadis cerdas yang merupakan lulusan King’s College London, Inggris, jurusan War Studies ini bisa jadi menilai apa yang disampaikan oleh Prabowo hanyalah sekedar Lips Service untuk mendulang suara saja yang belum tentu mampu dilaksanakan oleh Prabowo.
Penolakan juga datang dari Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang yang menyebutkan apa yang dilakukan oleh Prabowo dengan istilah hit and run.
“Karena dia extra ordinary crime, saya katakan perlu inovasi yang sistemik. Anda enggak bisa hit and run aja, penjarain orang, hukum terus pulang, enggak bisa,” ujarnya.
Yang dimaksud dengan hit and run ala Prabowo oleh Saut adalah memanggil para koruptor, meminta mereka taubat lalu menyuruh mereka untuk tidak korupsi lagi.
Merupakan hal yang konyol menurut saya, bila ini dijadikan program pemberantasan korupsi oleh Prabowo kalau terpilih kelak. Orang malah akan beramai-ramai untuk korupsi, toh kalau ketahuan tinggal mengembalikan hasil korupsi saja dan berjanji tidak akan korup lagi. Soal janjinya akan ditepati atau tidak, itu urusan belakangan. Padahal korupsi itu sudah dikategorikan sebagai Extra Ordinary Crime (kejahatan luar biasa).
Inkonsistensi Prabowo dalam pemberantasan korupsi juga dipertanyakan oleh Ace Hasan Syadzily yang merupakan Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf. Dirinya menganggap pernyataan Prabowo yang saling bertolak belakang itu sebagai ironi dan penuh inkonsistensi.
“Ini paradoks Prabowo. Di satu sisi dia mengatakan korupsi sudah stadium 4. Tetapi di sisi lain akan memanggil para koruptor dan dijanjikan akan diberikan dana pensiun,” ujar Ace saat dihubungi, Minggu 7 April 2019.
Hal ini mengingatkan saya akan artikel yang pernah saya baca tentang metode pemeriksaan polisi kepada saksi atau tersangka. Di mana polisi akan menanyakan pertanyaan dengan substansi yang sama secara berulang untuk menguji bohong tidaknya jawaban yang diberikan oleh saksi atau terdakwa.
Orang yang berbohong biasanya akan sulit untuk konsisten dan cenderung muncul kontradiksi pada berbagai pernyataan yang disampaikan olehnya dari waktu ke waktu.
Saya tidak mengatakan Prabowo bohong, karena bagi saya, soal komitmen Prabowo yang mengatakan akan memberantas korupsi karena korupsi sudah stadium IV, bahkan ingin mengejarnya hingga ke Antartika. Namun di lain kesempatan mengatakan korupsi gak seberapa dan ingin memberikan dana pensiun bagi para koruptor, itu menunjukkan ketidaktegasannya dalam memberantas korupsi.
Yang jelas saya meragukan pemberantasan korupsi akan berjalan dengan baik, bila negara dipimpin oleh orang seperti ini yang terkesan tidak berani bertindak tegas terhadap para koruptor. Bagaimana menurut Anda?
Untuk follow saya, silahkan klik link berikut ini
https://m.facebook.com/profile.php?lst=100017542867525:100017542867525:1554707378&refid=17
Untuk membaca tulisan saya yang lain, silahkan klik link berikut ini:
https://www.Indovoices.com/author/robin-robin/
Untuk membaca Paradoks Prabowo lainnya, klik link berikut ini
https://www.Indovoices.com/ekonomi/paradoks-prabowo-mau-sejahterakan-rakyat-tapi-hutang-karyawan-belum-dibayar-hingga-hari-ini