Indovoices.com-Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menekankan pentingnya kerja sama dan penguatan kolaborasi global dan kawasan di tengah-tengah kondisi dunia yang semakin proteksionis.
“Collaborative strategic outlook sangat penting untuk dimajukan karena akan menjadi game changer yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi dunia yang lebih tinggi,” tutur Menlu Retno pada sambutannya dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) 2020 yang diselenggarakan di Ruang Nusantara, Kemlu, Jakarta.
Kemlu konsisten untuk memperkuat diplomasi ekonomi dengan menjalin kerja sama seluas mungkin berdasarkan asas saling menguntungkan, berkeadilan, dan bukan zero-sum game.
Pada tahun 2019, sejumlah perjanjian perdagangan bebas maupun perjanjian perdagangan preferensial telah disepakati oleh Indonesia dengan berbagai negara, seperti Australia, Mozambique, dan Chile.
Indonesia juga terus berusaha untuk menembus pasar non tradisional seperti Afrika dengan penyelenggaraan Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue yang telah menghasilkan kerja sama dan kontrak pekerjaan senilai kurang lebih USD2 milyar di sembilan negara.
Selain itu, Indonesia juga terus berkomitmen untuk turut berkontribusi bagi kemanusiaan, di antaranya dengan pemberian hibah melalui ASEAN bagi repatriasi pengungsi Rohingya dari Cox’s Bazar, Bangladesh, ke Rakhine State, Myanmar, serta menyerahkan sebuah rumah sakit bantuan Indonesia di Mrauk U kepada pemerintah Myanmar.
Pelindungan integritas wilayah maupun pelindungan WNI dan badan hukum Indonesia di luar negeri juga masih menjadi prioritas, di mana Kemlu akan terus tingkatkan intensitas perundingan batas maritim dan darat.
Pada tahun 2019, Indonesia dan Filipina telah menyelesaikan negosiasi dan mendepositkan perjanjian batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) ke PBB pada September 2019, sementara dengan Malaysia telah menyepakati secara prinsip batas laut territorial di Laut Sulawesi.
Di sisi pelindungan WNI, negara akan terus hadir bagi warganya di luar negeri, khususnya dalam memberikan asistensi saat warga mengalami kesulitan. ?
Menurut Menlu Retno, strategi pelindungan harus dilakukan secara holistik, yakni di tingkat domestik kerja sama hulu dan hilir akan ditingkatkan melalui Rencana Aksi Nasional dalam rangka implementasi Global Compact Migration, pengembangan ekosistem aplikasi Safe Travel, dan memperkuat kebijakan satu data WNI di luar negeri.
Untuk ke depannya, Kemlu akan terus konsisten dengan Prioritas 4+1, yaitu penguatan diplomasi ekonomi, diplomasi perlindungan, diplomasi kedaulatan dan kebangsaan, serta peran Indonesia di kawasan global. (jpp)