Indovoices.com –02:46 …
Seperti biasa,
Setiap jelang pagi saya pasti terbangun dengan sendirinya,
Lalu setelah memeriksa kucing2 saya,
Barulah menyeduh kopi dan membawanya ke teras.
Sedikit terhibur saat melihat rembulan yg berbentuk sabit,
Masih terlihat bercengkrama dengan beberapa bintang kecil,
Diiringi suara syahdu dari tonggeret dan tokek yang sesekali terdengar …
Sepertiga malam bagi saya adalah waktu yang tepat until “belajar” kepada semesta,
Apa yang berhasil saya dapatkan di hari itu,
Bisa saya “review” kembali dengan cara saya sendiri.
Apakah benar,
Atau malah salah??
Lalu,
Salahnya di mana?
Dan bisakah diperbaiki?
Dengan cara bagaimana?
Dan apa akibatnya? …
Deretan pertanyaan yang saling sambung-menyambung,
Terkadang bisa langsung terjawab,
Terkadang juga masih jadi PeEr,
Yang menunggu jawaban 😊😊😊
—————————-
Dan akhirnya,
Terbaca sebuah pesan di WA dari seorang sahabat.
“2021 koq dimulai dengan bencana sih??
Udah pandemi belum selesai,
Ditambah pula dengan lainnya.
Maunya Tuhan apa sih?? …”
Saya jadi tersenyum sendiri membaca kalimat pertanyaan yang dipakainya sebagai penutup.
Maunya Tuhan apa sih?? ….
Lho,
Koq tanya ke saya?
Emangnya saya asisten nya Tuhan?? 😃😃😃
Lagipula,
Semesta ini kan milik NYA,
Secara logika berjalan ..
Ya suka2 Tuhan lah mau dibuat apa to? 😉😉😉
Well …
Kita sering berdoa kepada Tuhan,
Meminta ini dan itu,
Memohon untuk bisa jadi begini dan begitu …
Tapi seringkali lupa untuk memikirkan nasib orang lain,
Lupa bahwa kita hidup di semesta ini,
Berdampingan dengan makhluk2 lainnya.
Kita berharap mendapatkan keuntungan (misalnya) dengan cara menggali tanah,
Menjual nya,
Atau bahkan merubah lahan yang ada menjadi sebuah lokasi perkantoran,
Perumahan maupun industri.
Alasan bahwa pembangunan tersebut ditujukan bagi kepentingan rakyat sekitar pun,
Tercantum di dalam cetak biru atau “blue print” nya.
Tapi apakah kita sempat berpikir tentang dampaknya untuk semesta?
Bagi lingkungan sekitar?
Bagi alam, pepohonan, hewan2 yang ada di sana??? 🙁🙁
AMDAL,
Analisis Dampak Lingkungan,
Seberapa banyak yang masih peduli?? 🙁🙁
Itu baru contoh saja …
Contoh lain yang menunjukkan ke Ego isan kita sebagai manusia?? ….
Yaitu mereka yang enggan menggunakan masker,
Dan tetap berprinsip bahwa “saya sehat koq .. Pakai masker malah gak bisa nafas dengan bebas!! ..”
Yes,
Secara tampak fisik mereka memang sehat,
Tapi siapa yang sangka bahwa mereka sebenarnya adalah para OTG (Orang Tanpa Gejala),
Yaitu mereka yang tanpa sadar membawa virus yang dapat menular kepada orang lain?? 😒😒
Mereka akan tetap sehat,
Akan baik2 saja,
Tapi bagaimana dengan orang2 yang berinteraksi dengan mereka?? 😇😇
—————————–
Tuhan itu Maha Baik,
DIA bukan merupakan sesuatu yang bersifat jahat.
Manusia lah yang kadang2 tingkat ke egois an nya mampu meloncat di atas angka rata2 pada umum nya.
Melabeli segala sesuatu dengan tulisan “untuk kepentingan masyarakat”,
Sementara kenyataannya keuntungan terbesar justru masuk ke kantong pribadi.
Mencari2 alasan untuk menyelamatkan diri sendiri,
Sementara orang lain mendapat “getah” nya ..
Opo yo adil??? ….
Finally,
Karma pun akan berjalan,
Berbanding lurus dengan perilaku manusia itu sendiri.
Karma Baik dan Karma Buruk.
Atau Hukum Tabur Tuai,
Atau Hukum Sebab Akibat,
Wis kabeh ngunu yo intine podo wae …
“Jangan mencubit jika tak ingin dicubit”
Salah satu nasehat yang saya dapat waktu masih belum sekolah dulu.
Walhasil,
Sebandel2nya saya,
Gak akan saya memukul duluan,
Kecuali ada yang memulai 😃😃😃
Dan kembali lagi kepada musibah yang terjadi di awal tahun ini,
Mungkin Tuhan ingin kita lebih “berbenah” dalam upaya memperbaiki diri.
Ambil saja porsi yang dibutuhkan,
Jangan mengambil porsi milik orang lain.
Peliharalah kehidupanmu sendiri,
Namun jangan sampai mematikan kehidupan makhluk hidup yang lain.
“Memayu Hayuning Bawono”
Menjaga keselarasan dan keharmonisan antara sesama makhluk ciptaan Nya di alam semesta …
Sudahkah kita melakukannya???? 😉😉😉
Rahayu … 🙏🙏🙏