Indovoices.com- Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla berkomitmen untuk membangun Indonesia dari pinggiran, termasuk dari desa. Tentu dibutuhkan kerja sama dan sinergi lintas sektoral meliputi kementerian, lembaga, dan daerah.
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), salah satu tugasnya mengoordinasikan kebijakan pembangunan desa, turut melibatkan peran perguruan tinggi, dalam hal ini Institut Teknologi Bandung (ITB). Tujuannya agar lompatan kemajuan desa lebih cepat melalui pemanfaatan teknologi.
Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat, Desa, dan Kawasan Kemenko PMK, Sonny Harry B Harmadi mengatakan bahwa sesuai arahan Menko PMK Puan Maharani, dengan nilai ratusan triliun rupiah dana desa yang telah disalurkan, pembangunan desa harus betul-betul memberi lompatan kemajuan
“Tetapi lompatan kemajuan desa hanya bisa dicapai secara bergotong royong,” ujarnya saat memberikan paparan dalam acara Workshop Pemanfaatan Teknologi Berbasis Kearifan Lokal Desa, Bandung, Jawa Barat, Jumat (20/09/2019).
Sonny Harmadi menjelaskan, penggunaan dana desa, salah satunya diprioritaskan untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan di bidang pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa. Prioritas penggunaan dana desa harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat desa.
“Di antaranya berupa peningkatan kualitas hidup, peningkatan kesejahteraan, penanggulangan kemiskinan, serta peningkatan pelayanan publik,” tuturnya.
Sedangkan Rektor Institut Teknologi Bandung Kadarsah Suryadi yang juga Ketua Perguruan Tinggi untuk Desa (Pertides) menyambut gembira sinergi ini. “Kami memiliki SDM yang selama ini telah mengembangkan teknologi sederhana untuk mendukung percepatan pembangunan desa. Dengan sinergi ini diharapkan kerja sama untuk membangun desa ke depan lebih terstruktur dan berkelanjutan,” jelas Kadarsah.
Sedangkan Dirjen Pembangunan Kawasan Perdesaan Kemendes PDTT Harlina Sulistyorini, menjelaskan progres pembangunan desa beserta tantangan yang dihadapi saat ini.
Pada workshop ini dibentuk kelompok kerja (pokja) yang masing-masing membahas mengenai tema tertentu. Pokja I bertema infrastruktur dasar seperti listrik, air bersih, infrastruktur jalan, dan sanitasi. Pokja II tema konektivitas dan aksesibilitas, Pokja III tema capacity building perangkat desa dan masyarakat, Pokja IV tema sustainability program, dan Pokja V tema teknologi produksi sederhana dan tepat guna.
“Pembangunan desa merupakan tanggung jawab semua pihak, termasuk para civitas akademika. Akademisi diharapkan dapat memberikan gagasan-gagasan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada di desa menggunakan teknologi sederhana dan tepat guna,” tegas Sonny Harmadi.
Turut hadir dalam workshop ini diantaranya Kepala Dinas PMD Provinsi Jawa Barat Dedi Supandi beserta jajaran, para guru besar dan dosen ITB serta perguruan tinggi lainnya di Bandung. Tidak ketinggalan turut hadir beberapa kepala desa, camat dan pendamping desa, serta penyedia layanan internet.(jpp)