Indovoices.com –Kepala Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Ubaidi S Hamidi mengatakan kenaikan angka kemiskinan dan pengangguran merupakan hal yang sulit dihindari dalam kondisi pandemi saat ini. “Kami sadar dengan kondisi saat ini kemiskinan dan pengangguran meningkat tidak bisa dihindarkan, tapi yang kami harapkan kami menekan sejauh mana peningkatan kemiskinan dan pengangguran bisa kami tekan di angka paling rendah,” ujar Ubaidi dalam konferensi video.
Ubaidi mengatakan bahwa di tengah berbagai tekanan ini, stabilitas ekonomi Indonesia masih tetap terjaga. Hal tersebut dilihat dari inflasi yang masih terkendali dan sentimen kepada investor yang cenderung membaik.
Ia berujar laju inflasi yang rendah dipengaruhi deflasi sebagian komoditas pangan belakangan ini. “Karena memang melimpahnya pasokan, sementara permintaan menurun akibat pandemi Covid-19. Saya kira ini jadi faktor utama laju inflasi berada di titik terendah,” tutur Ubaidi.Sementara itu, Ubaidi mengatakan stabilitas sektor keuangan sudah mulai membaik, didukung berbagai kebijakan penanganan Covid-19 dan mitigasi risiko yang telah dilakukan. Ia mengatakan pemerintah terus melakukan kajian untuk bisa memitigasi dan meneka dampak sosial ekonomi dari pagebluk.
“Beberapa langkah extraordinary memang harus kami lakukan supaya tidak terjerumus kepada kondisi yang paling buruk, karena kalau kita lihat skenario sangat berat itu pertumbuhan ekonomi di level -0,4 persen,” tutur Ubaidi.
Secara global, Ubaidi menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia dipengaruhi oleh beberapa hal yang perlu disikapi secara serius. Sebab, ia khawatir kondisi tersebut akan menjadi lebih buruk dan berimbas ke Tanah Air.Beberapa kondisi yang harus diantisipasi antara lain adalah adanya kemungkinan gelombang kedua Covid-19. Selain itu juga geopolitik internasional seperti hubungan Amerika Serikat dan Cina yang masih panas. “Termasuk juga tensi politik domestik di AS harus diwaspadai,” kata Ubaidi.(msn)