Indovoices.com –Gubernur Jabar Ridwan Kamil atau akrab disapa Emil mengungkapkan perkembangan baru mengenai alat tes corona yang berhasil dikembangkan oleh para ilmuwan di Jabar yakni Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Emil mengatakan, ilmuwan berhasil membuat dua alat baru selain peralatan rapid test dan PCR.
Alat pertama bernama rapid test 2.0 yang merupakan pengembangan dari peralatan rapid rest sebelumnya.
“Alat tes yang pertama namanya rapid test 2.0 kira-kira begitu. Jadi kalau yang lama kita sebut 1.0 nah ini 2.0,” kata dia di Kampus Unpad.
Emil menambahkan, rapid test 2.0 memiliki kelebihan soal tingkat akurasi dibandingkan pendahulunya. Jika rapid test lama menggunakan darah maka rapid test terkini menggunakan swab atau teknik usap. Akurasi rapid test terkini bisa mencapai angka 80 persen.
“Apakah kelebihan 2.0? Dia cepatnya sama seperti rapid test darah tapi dia akurasinya bisa sampai 80 persen karena tidak menggunakan darah tapi menggunakan swab, kira-kira begitu ya,” ucap dia.
“Dan kalau 1.0 dia itu hanya mengetes ada benda asing tidak di dalam tubuh kita melalui antibodi. Jadi tidak spesifik ke virus tapi kalau yang rapid test 2.0 ini menggunakan anti gen jadi virusnya ketemu gitu,” lanjut dia.
Emil memastikan, alat rapid test 2.0 bakal diproduksi pada bulan Juni mendatang sebanyak 5 tes kit kemudian 50 ribu tes kit di bulan Juli. Rapid test 2.0 juga memiliki harga yang lebih terjangkau yakni senilai Rp 120 ribu sedangkan rapid test sebelumnya berada di kisaran angka Rp 300 ribu.
“Nah, akan diproduksi bulan Juni 5 ribu tes kit dulu dengan industri biotek di Jabar kemudian 50 ribu di bulan berikutnya,” papar dia.
Selain rapid test 2.0, Emil mengatakan, ilmuwan Unpad dan ITB juga mengembangkan alat tes baru yang tak perlu laboratorium namun hanya menggunakan laptop dan sebuah benda sebesar accu motor. Alat itu bisa memuat delapan sampel dan dibawa di mobil sehingga dapat mengetes di pasar.
Emil tidak menyebutkan secara rinci nama alat tersebut. Namun demikian, dipastikan alat itu memiliki tingkat akurasi yang sama dengan PCR dan dibanderol dengan harga senilai Rp 200 juta. Kelebihannya, alat itu bisa dibawa dengan mudah atau praktis.
“Kemudian, penelitian Unpad dan ITB juga menghasilkan alat tes baru seperti PCR tapi tidak perlu laboratorium, cukup laptop dan benda sebesar aki motor ini isinya delapan sampel bisa dibawa mobil,” terang dia.
Emil mengucapkan terima kasih atas sumbangsih para ilmuwan untuk membantu menangani pandemi corona terutama di Jabar. Dia berharap Jabar dapat memenuhi target pelaksanaan tes di berbagai wilayah hingga 300 ribu.
“Inilah sumbangsih dari para ilmuwan yang bela negara melalui ilmunya. Ada yang bela negara perang melawan COVID-19 melalui garis depan dokter dan tenaga kesehatan dan ada yang bela negara dengan hartanya, dan ada yang bela negara dengan ilmunya. Insya Allah Jabar bisa mengejar target 300 ribu,” pungkas dia.(msn)