Indovoices.com- Upaya teknologi modifikasi cuaca (TMC) yang dilakukan pemerintah agar titik-titik api penyebab kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera dan Kalimantan diguyur hujan terus membuahkan hasil.
Menurut laporan dari Riau seperti disitat dari keterangan Agus Wibowo, Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Humas (Kapusdatinmas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Sabtu (21/09/2019) pada pukul 16.40 hingga 17.00 WIB telah turun hujan dengan intensitas sedang-deras di Wilayah Koramil 02/Tebing Tinggi, khususnya di Kecamatan Rangsang dan Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau.
Sementara itu, penyemaian awan dengan garam oksida sebanyak 800 kg di kawasan Riau dilakukan dengan pesawat Casa-212 pada pukul 12.44 sampai dengan 15.00 WIB di wilayah Pelalawan, Indragiri Hulu, dan Kuantan Singingi. “Sampai laporan pukul 16.00 WIB belum ada laporan hujan,” ujar Agus Wibowo.
Adapun, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Barat melaporkan telah terjadi hujan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau. Sedangkan penyemaian awan sebanyak 800 kg dengan pesawat Casa-212 pada pukul 14.25 sampai dengan 16.11 WIB dilakukan di wilayah Pontianak, Kubu Raya dan Landak. Di Kalimantan Tengah penyemaian awan sebanyak 2.400 kg dengan pesawat CN 295 pada pukul 14.14 sampai dengan 16.14 WIB di wilayah Kapuas, Barito Selatan dan Barito Timur. Namun demikian dari wilayah tersebut belum ada laporan hujan.
Pantauan titik api kategori sedang dan tinggi sampai Sabtu sore (21/09/2019) berjumlah 2.288 titik untuk seluruh Indonesia. Sedang pantauan titik api untuk 6 provinsi prioritas pemadaman karhutla adalah Riau 114 titik, Jambi 408 titik, Sumatera Selatan 219 titik, Kalimantan Barat 266 titik, Kalimantan Tengah 810 titik dan Kalimantan Selatan 74 titik.
Kondisi 6 provinsi dalam keadaan berasap dengan kualitas udara berdasar konsentrasi PM10 adalah Riau 314 (berbahaya), Jambi 238 (sangat tidak sehat), Sumatera Selatan 155 (tidak sehat), Kalimantan Barat 324 (berbahaya), Kalimantan Tengah 409 (berbahaya) dan Kalimantan Selatan 22 (baik).
Di Sumatera angin bertiup ke arah barat laut, dari Sumsel mengarah ke Jambi dan Riau. Sehingga asap dari Sumsel dan Jambi masuk ke Riau. Terdapat titik api yang sangat besar asap di Desa Bayung Lencir, Kabupaten Musi Bayu Asin, Sumsel yang berdekatan dengan perbatasan Provinsi Jambi. Titik api ini sudah menyala sejak pertengahan Agustus 2019 belum bisa dipadamkan dan mengeluarkan asap sangat besar dan tertiup angin mengarah ke Jambi dan Riau. Untuk memadamkan titik api ini dikerahkan 400 personil yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, masyarakat serta mahasiswa. Helikopter dari Jambi dan Sumsel juga akan digeser mendekati lokasi karhutla.
Sedangkan di Kalimantan angin juga bertiup ka arah barat laut dari Kalsel mengarah ke Kalteng dan Kalbar, hal ini menyebakan kualitas udara di Kalsel lebih baik dibanding Kalteng dan Kalbar.(jpp)