Bagi saya,
Bersepeda itu bukan sekedar olah raga. ..
Tapi juga sebuah perjalanan yg mengasyikkan,
Dg hanya mengayuh pedal sepeda saja …
Santuy tapi penuh makna 😀😀
Pertama kali punya sepeda,
Ya sepeda roda tiga,
Itupun saat belum masuk TK …
Lalu dari SD bahkan sampai SMA,
Saya seringkali ke sekolah dg mengendarai sepeda …
Kenapa??
Karena bisa bercanda rame2 pas pulang sekolah dg teman2,
Serasa ikut pawai sepeda,
Seru dan rame 😂😂
Makanya,
Pas sekarang orang2 pada latah beli sepeda,
Pada latah (ngaku) cinta pada olah raga sepeda …
Saya udah gak heran lagi .. 😉😉
Walau pastinya,
Sepeda saya bukan merk mahal yeee … 😀😀
Dan bicara soal sepeda,
Adalah bicara ttg perjalanan santai namun bermakna …
Lo,
Koq bisa?? …
Bersepeda adalah bicara ttg “blusukan” yg menyenangkan,
Sekaligus juga bicara ttg kesantunan berkendaraan di jalan raya ..
Dulu,
Setiap sepeda harus didaftarkan setahun sekali,
Dan harus pula dilengkapi dg sticker yg namanya “peneng” …
Kalau sepedamu gak ada “peneng”nya,
Wah jangan salahkan kalo tetiba di”cyduk” saat ada razia sepeda 😀😀
Pendek kata,
Gak ada kata “ugal2″an bagi para pengemudi sepeda yg benar …
Masalahnya saat ini,
Banyak pengemudi yg “latah”an …😂😂
Mereka itu bukan benar2 pecinta sepeda,
Tapi cuma pengen “pamer”,
Kalo mampu beli sepeda mahal di masa pandemi ini 😊😊
Dan ini yg jadi masalah … 😊
Mencoreng nama para Goweser’s tulen,
Para pecinta olah raga sepeda yg sebenarnya ….
Jadi inget peribahasa :
“Karena nila setitik rusak susu sebelanga”
Karena sekelompok OKB (Orang Kaya Baru) dan para tukang PanSos yg pada pengen pamer sepeda,
Dan bersikap seenak jidat e sendiri …
Maka semua Goweser’s jadi korban nya …
Satu cerita lagi dari masyarakat +62,
Yg “latahan”,
Yg maune sak karep e dhewe … 😄😄
Kita tunggu cerita sampai berapa lama sih kehebohan ini bertahan?
Namanya juga latahan,
Musiman … 😀😀
Salam cerdas Indonesia 🇲🇨🇲🇨