Indovoices.com- Lukman Sardi selaku Ketua Komite FFI 2019 menjelaskan bahwa peluncuran ini merupakan perjalanan baru untuk FFI 2019. Terkait dengan hal tersebut, ada beberapa program yang akan dilakukan sebagai bagian dari rangkaian kegiatan FFI. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain pemutaran film-film bertema budaya di Pekan Kebudayaan Nasional, semarak sekolah seni, pengumuman nominasi, pemutaran film di sekitar moda raya terpadu (MRT). “Tujuannya adalah untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap film Indonesia,” kata Lukman Sardi.
Lukman menegaskan FFI bukan milik segelintir orang, namun milik seluruh insan perfilman dan masyarakat Indonesia. “FFI itu bukan hanya milik saya saja, bukan hanya milik orang film, bukan hanya milik sebagian teman-teman Pusbangfilm, pemerintah, Bekraf atau siapapun itu, tetapi milik bersama. Jadi saya perlu dukungan dari teman-teman untuk penyelenggaraan FFI tahun ini,” jelas Lukman.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, mengapresiasi penyelenggaraan FFI 2019. Pemerintah mendukung penuh dan akan turut andil agar pelaksanaan FFI berjalan sukses. Hilmar mengharapkan FFI menjadi semakin baik dari tahun ke tahun karena FFI menampilkan film yang merepresentasikan Indonesia.
“Kementerian bangga menjadi bagian FFI. Sebelum berlangsungnya malam anugerah, kita mempertemukan sineas dan pemerintah daerah setempat dan potential sponsors untuk menggali potensi daerah melalui Komisi Film Daerah. Film Indonesia selama ini menjaga atau menampilkan kekayaan yang dimiliki dan yang paling berharga yaitu keberagaman,” kata Dirjen Kebudayaan. Dengan menampilkan keragaman tersebut, masyarakat diingatkan bahwa Indonesia memiliki keberagaman dan keunikan masing-masing.
Berbeda dari tahun sebelumnya, FFI 2019 dengan bangga memperkenalkan empat duta FFI 2019. Keempat duta FFI tersebut yaitu: Chicco Jericho, Tara Basro, Gading Marten, dan Laura Basuki.
Tara Basro yang hadir dalam peluncuran FFI 2019 menyampaikan pendapatnya bahwa dari tahun ke tahun pelaksanaan FFI semakin baik terlebih sudah melibatkan para pembuat film baik sebagai penyelenggara maupun tim penilai. “Yang saya paling bangga adalah FFI saat ini sangat terbuka dengan perkembangan zaman, seperti yang sudah dijelaskan oleh Mas Lukman, kita punya upaya untuk membuka luas peran aktif masyarakat agar perfilman Indonesia terus meningkat. Tujuan itu semua supaya generasi saat ini bisa lebih menyadari makna dan pentingnya Piala Citra,” ujar Tara Basro. (kemendikbud)