Sekali lagi kita dikejutkan oleh perilaku wakil gubernur kita yang unik. Untuk solidaritas kepada para penderita kanker Sandi melakukan lari dengan menggunakan penutup kepala bagai penderita kanker. Untuk upaya solidaritas ini pantas kita hargai maksud dan niat baik wakil gubernur kita.
Persoalannya menjadi lain ketika Sandi lari bukan sebagai selebrity yang sedang menarik perhatian publik untuk kampanye sadar kepada kanker, melainkan sebagai seorang wakil gubernur di ibukota Republik ini, orang no 2 di kota megapolitan dengan jumlah penduduk lebih 10 juta jiwa.
Sebagai wakil gubernur seharusnya Sandi melakukan eksekusi bukan terus melakukan propaganda dengan mengadakan acara lari, kalau orang se level Sandi saja tidak mengeksekusi program, siapa lagi yang harus mengeksekusi program program publik yang berkaitan dengan penanggulan penyakit itu?
Tentu anda masih ingat bagaimana gubernur terdahulu begitu ngotot ingin membangun sebuah RS khusus kanker untuk menolong ribuan pasien kanker bukan? Tanah sudah dibeli, bahkan gubernur sebelumnya sudah menyiapkan dana baik dari APBD ataupun dari sumbangan kontribusi pengembang untuk membangun fisik Rumah Sakit tersebut, namun dia gagal oleh sebuah upaya yang melampaui batas kemanusiaan yang dilakukan oleh lembaga audit yang diberi kewenangan oleh negara. Konon hasil investigasi mereka mengindikasikan ada “kerugian negara” dalam proses pembelian tanah tersebut, namun oleh lembaga anti rasuah sudah dilakukan penyelidikan dan tidak ditemukan adanya pelanggaran hukum dalam proses pengadaan tanah tersebut, bahkan oleh KPK diminta audit ulang, dan tetap mereka tidak menemukan adanya kesalahan dan kerugian negara dalam proses pengadaan tanah tersebut. Kami mendengar dari berbagai berita, Pemprov DKI ingin membatalkan proses pembelian tersebut, untuk menghindari penilaian negatif dari BPK, supaya pemprov mendapat opini WTP, namun sampai detik ini kami tidak mendengar adanya kelanjutan pembatalan pembelian tanah tersebut, sehingga kasus ini menjadi menggantung tidak jelas.
Sandi, seandainya anda memang tulus berempati kepada para penderita kanker, yang harus anda lakukan adalah dengan cepat melakukan action untuk segera membangun RS kanker di tanah yang sudah dibeli tersebut. Lupakan gengsi dan ego sektarian, apalagi hanya sekedar sebuah opini WTP yang jelas tak punya dampak langsung bagi kesehatan ratusan ribu penderita kanker di jakarta atau Indonesia itu.
Lantas bagaimana dengan hasil opini BPK? Bukankah banyak penasihat di sekeliling anda , ada SKPD, tim Gubernur dan para ahli hukum dari biro hukum. Anda dengan mudah dapat minta nasihat mereka, untuk mengundang pengacara negara dalam hal ini Kejaksaan RI untuk memberi opini. Hasil opini ini apabila sama dengan KPK, tidak ada unsur penyalagunaan kekuasaan yang berakibat pada kerugian negara, maka anda dapat melakukan pembangunan RS kanker tersebut, tanpa harus takut pada hasil audit beraroma pemerasan itu. Kalau hal itu yang anda lakukan, sungguh sangat mulia anda Sandi, akan ada ribuan orang yang tertangani dan mungkin nyawanya dapat diselamatkan melalui RS yang anda bangun.
Kalau sekiranya anda masih juga bimbang dan ragu, silahkan ajukan gugatan pembatalan di pengadilan, hasil putusan ini dengan fakta2 persidangan yang terkuak, akan menjadi sarana legitimasi bagi kalian untuk menindaklanjuti pembangunan RS kanker itu. Jika tidak kalian hanya akan dianggap pecundang dan punya agenda terselubung , tidak berani mengeksekusi ide besar yang pernah dibuat gubernur sebelumnya, yang jelas sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak, Sand!!
Lupakan lah Ahok, kalian yang harus move on. Karena apapun kebijakan benar yang kalian buat akan berujung pada hal yang sama untuk kemaslahatan orang banyak, karena Ahok memang bekerja untuk kepentingan orang banyak. Kalau outputnya sama, kalianlah yang harus belajar melupakan Ahok. Tetapi kalo kalian yang coba coba membuat resep baru seperti contoh tanah abang misalnya, kalian akan terlihat seperti anak magang, yang sedang melakukan try and error.
Sekali lagi demi untuk kepentingan ratusan ribu penderita kanker, se Indonesia kalian harus segera merealisasikan pembangunan RS tersebut. Ingat seorang Jupe yang kita anggap mampu saja, di akhir hidupnya harus mendapat supporting sahabatnya untuk melakukan pengobatan, apalagi rakyat yang tidak mampu. Semoga nurani kalian masih hidup!! Running for cancer itu tidak menghasilkan apapun dalam kapasitas anda sebagai wagub …
salam betterthanggod indonesia