Dunia memang sedang diterpa bencana pengrusakan moral yang sangat luar biasa terkhusus Republik Indonesia dimana wabah penyebaran hoax, penghinaan, dan ujaran kebencian sedang marak-maraknya berseliweran di jagat dunia sosial media yang seakan-akan sulit untuk dibendung oleh pihak berwajib. Massif dan terstrukturnya penyebaran postingan yang tidak jelas referensinya membuat sebagian kalangan masyarakat menjadi galau menentukan mana sebenarnya berita benar dan mana berita hoax.
Kini pelaku penyebar hoax, penghinaan, dan ujaran kebencian telah berani menunjukkan identitas asli maupun bentuk fisik asli dalam tampilan profil akun sosial medianya. Kejadian seperti ini merupakan tampilan nyata bahwa masyarakat telah massif “tercuci otak” oleh oknum-oknum perusuh yang menginginkan bangsa ini hancur lebur seperti beberapa negara dibelahan bumi timur tengah, karena wabah moral sudah stadium lanjut maka masyarakat yang telah hilang logika tidak menyadari hal tersebut.
Penulis jujur sangat terkejut bahwa ada seorang oknum berinisial SSD, perempuan, berusia 51 tahun yang berprofesi sebagai Dokter melakukan tindakan yang tidak terpuji dan menurut pendapat penulis telah memenuhi unsur pelanggaran hukum dengan menyebarkan hoax, penghinaan, dan ujaran kebencian, sehingga masyarakat menjadi terprovokasi. Mengapa masyarakat cenderung langsung percaya karena terduga pelaku merupakan seorang yang berpendidikan.
Dengan dicyduknya seorang oknum Dokter ini menjadi salah satu bukti kepada kita bahwa wabah kerusakan moral telah menulari masyarakat. Kasus seperti ini merupakan preseden yang sangat buruk bagi bangsa ini dalam menghabiskan tahun 2017 yang memang penuh dengan goncangan dari oknum-oknum perusuh yang bersembunyi didalam kelompok-kelompok manusia yang telah kehilangan logika berpikirnya dan jiwa kemanusiaannya.
Penulis sudah mencari tahu dengan menelusuri langsung akun Facebook atas nama Gusti Sikumbang yang menjadi media terduga pelaku untuk menyebarkan berita tidak benar dan melakukan penghinaan. Jika kita tinjau langsung akun sosial media tersebut, kita tidak dapat lagi menemukan postingan tersangka tentang informasi tidak benar yang berbau penghinaan dan ujaran kebencian terhadap Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Kemungkinan besar bahwa terduga pelaku telah menghapus postingannya tersebut. Tetapi didalam akun tersebut, kita masih menemukan postingan lain tentang informasi tidak benar berbau fitnah dan ujaran kebencian. Sahabat pembaca bisa melakukan penelusuran langsung, Berikut ini linknya :
https://web.facebook.com/profile.php?id=100013413402966
Sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga, itulah sebuah peribahasa yang layak kita hubungkan dengan kasus yang dihadapi oknum Dokter ini. Meskipun telah menghapus postingan yang dimuat dalam sosial medianya tetap saja keseluruhan jejak digital tidak dapat dihapuskannya. Dibawah ini penulis mendapatkan jejak digitalnya dari laman media berita. Berikut hasil screenshotnya, Maaf bila kurang jelas untuk lebih detailnya silahkan sahabat pembaca buka sumbernya :
Dengan adanya jejak digital ini maka terduga pelaku yang menggunakan nama akun Gusti Sikumbang tidak dapat mengelak terhadap kasus yang dihadapkan padanya. Dalam jejak digital ini sudah sangat jelas bahwa postingan yang dishare tersebut merupakan informasi tidak benar, fitnah dan bermuatan ujaran kebencian terhadap etnis tertentu. Kalimat provokatif disematkan oleh Gusti Sikumbang, kira-kira berbunyi seperti ini ’’Kita pribumi rapatkan barisan. Panglima TNI yang baru Marsekal Hadi Tjahyanto bersama istri Lim Siok Lan dengan DUA anak cewek cowok. Anak dan mantu sama-sama di angkatan udara’’. Bagaimana tanggapan sahabat pembaca melihat jejak digital ini ?
Tetapi menurut penelusuran penulis sebenarnya masih ada postingan meme yang dipublikasi dari akun facebook terduga pelaku yang sama-sama keji bermuatan ujaran kebencian akut. dibawah ini penulis sertakan jejak digitalnya :
Mari kita bayangkan betapa keji meme yang diposting ini, apa tidak ada lagi hati nuraninya padahal profesi mulia diembannya sampai saat ini (status dokter masih belum dicabut). Apa memang logika berpikir dan rasa kemanusiaanya telah hilang, sungguh penulis tidak habis pikir mengapa dengan segitu parahnya rasa kebencian yang telah tertanam dalam pikirannya. Memang pendapat seseorang berbeda-beda dalam menanggapi sesuatu, tetapi penulis sangat yakin bahwa kali ini sahabat pembaca yang masih terbuka logika dan cakrawala berpikir pasti berpendapat sama.
Terakhir jejak digital yang penulis temukan ada meme yang perlu untuk diketahui bersama, bahwa Dokter berinisial SSD ini merupakan pengagum rahasia Anies yang menang bertarung dengan Ahok dalam kontestasi politik beberapa bulan yang lalu. Meskipun bukan merupakan warga Ibukota yang diberikan hak untuk memilih, tetapi meme yang diposting ini jelas merupakan jenis-jenis kampanye hitam yang tidak dapat diberi Pengampunan. Semoga saja pihak berwajib menyertakan meme ini sebagai salah satu jejak digital yang dijadikan alat bukti.
Harapan penulis semoga saja preseden buruk seperti ini tidak akan terulang kembali kedepannya, marilah kita menyongsong tahun 2018 dengan hati yang bersih, meninggalkan semua pikiran buruk, pupuk kembali jiwa kemanusiaan dan cinta tanah air. Kita jangan lagi mau diadu domba oleh oknum-oknum perusuh yang memang berhasrat tinggi ingin meluluhlantakkan pondasi kebangsaan yang terjaga sejak kemerdekaan sampai detik ini.
Pahlawan bangsa yang beragam secara Identitas telah berjuang mengorbankan jiwa dan raga menghantarkan kita terlepas dari para penjajah. Hargailah perjuangan tersebut dan jangan mau dipecah belah, Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.
Merdeka,
Sumber utama referensi :