Indovoices.com –Penyerangan Mabes Polri yang dilakukan oleh Zakiah Aini (25) mengejutkan masyarakat. Zakiah melepaskan 6 kali tembakan ke petugas yang ada di sekitarnya, sehingga petugas harus bertindak tegas dan Zakiah tewas di tempat.
Penyerangan ini semakin menarik perhatian karena hanya berjarak 3 hari dari bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3).
Sejumlah tokoh pun menyampaikan komentarnya terkait penyerangan tersebut. Berikut yang telah kumparan rangkum:
Ahok
Dalam surat wasiat yang ditinggalkan, Zakiah meminta keluarganya tidak membanggakan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang disebutnya sebagai seorang kafir. Ahok pun mengaku tidak mempermasalahkan penilaian Zakiah terhadap dirinya, dan meminta agar masalah ini tidak dibesar-besarkan.
“Tidak usah dibesar-besarkan dan soal penilaian terhadap saya. Ya terserah saja yang menilai,” kata Ahok kepada kumparan, Kamis (1/4).
Polda Metro Jaya
Polda Metro Jaya berpesan kepada warga Jakarta tak perlu takut dengan sejumlah aksi teror yang terjadi belakangan ini. Polri dan TNI memastikan menjamin keamanan masyarakat.
“Pesan kepada masyarakat kita menyikapi beberapa fenomena dengan pengungkapan kasus terorisme seperti di Mabes Polri dan Gereja Katedral Makassar, kami mengimbau masyarakat tidak usah takut. Kami akan menjamin pengamanan baik dari pihak kepolisian, Kodam Jaya (TNI) dan unsur stakeholder lainnya,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus kepada wartawan.
Yusri mengatakan, TNI-Polri akan memberikan pengamanan maksimal untuk masyarakat, khususnya jemaat yang akan melaksanakan ibadah Jumat Agung dan Paskah.
Moeldoko
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan pemerintah tidak akan membiarkan terorisme Indonesia bersembunyi di mana pun dan dalam bentuk apa pun.
“Pemerintah telah memiliki perangkat hukum dan strategi yang lengkap untuk membongkar sel teror hingga ke akar-akarnya, termasuk melalui pendekatan hard approach,” ujar Moeldoko dalam keterangannya.
“Jadi, tidak ada tempat untuk bersembunyi bagi seluruh pihak yang terlibat dalam aksi terorisme di Indonesia. Seluruhnya akan dibongkar. Upaya penegakan hukum akan dilaksanakan dengan tegas, adli dan seefektif mungkin,” lanjut dia.
Jokowi
Presiden Jokowi menginstruksikan kewaspadaan terhadap aksi terorisme terus ditingkatkan. Perintah itu diberikan kepada para pimpinan instansi keamanan negara.
“Saya juga telah memerintahkan kepada Kapolri, Panglima TNI, dan Kepala BIN untuk meningkatkan kewaspadaan,” ujar Jokowi.
Meski begitu, Jokowi tetap meminta warga untuk tenang. Peningkatan kewaspadaan bisa menjadi salah satu cara untuk menangkal aksi terorisme.
“Saya minta kepada seluruh masyarakat di seluruh tanah air agar semuanya tetap tenang tapi juga waspada dan menjaga persatuan dan kita semuanya bersatu melawan terorisme,” tutur dia.
Jokowi juga menegaskan bahwa tidak ada tempat bagi terorisme di Indonesia.
“Saya tegaskan sekali lagi tidak ada tempat bagi terorisme di tanah air,” tegas Jokowi.
Wagub DKI
Terkait aksi teror yang terjadi di Makassar dan Jakarta, Wagub DKI Ahmad Riza Patria mengutuk keras aksi terorisme. Ia juga menyatakan mendukung penuh aparat dalam memberantas terorisme.
“Atas nama Pemprov, mengutuk keras aksi penembakan yang dilakukan orang tidak dikenal. Aksi terorisme, kita anggap begitu di Mabes Polri. Kita mendukung penuh aparat, khususnya Pak Kapolri dan jajaran untuk melakukan langkah progresif dalam rangka penangkapan dan penuntasan kasus terorisme dan kasus kekerasan lainnya,” ujar Riza.
Akibat aksi teror yang marak, kata dia, pengamanan di lingkungan Pemprov Jakarta diperketat. Semua orang yang keluar dan masuk akan diawasi ketat.
“Pak Gubernur sudah memerintahkan, Pak Sekda juga sudah buat edaran agar di internal kami melakukan upaya pencegahan di antaranya siapa saja yang keluar masuk lingkungan Pemprov di seluruh jajaran dari tingkat provinsi sampai tingkat kelurahan agar diperketat, harus hati-hati, harus ada upaya-upaya ekstra dalam rangka pencegahan,” tuturnya.
Din Syamsuddin
Eks Ketum PP Muhammadiyah mengecam aksi teror yang terjadi dalam beberapa hari ini. Ia menyatakan aksi teror sangat bertentangan dengan nilai agama mana pun.
“Setiap aksi teror berupa pengeboman harus dikecam keras karena tindakan tersebut bertentangan dengan nilai agama mana pun,” ucap Din.
Atas kejadian tersebut, Din meminta agar semua umat beragama tetap memelihara kerukunan dan meningkatkan kewaspadaan terhadap upaya adu domba dengan sering terjadinya aksi pengeboman di rumah ibadah.
Din juga mendesak Polri untuk mengusut tuntas setiap aksi teror pengeboman dan mengumumkan hasil penyelidikannya ke publik.
Muhammadiyah
Sementara Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti menyebut penyerangan Mabes Polri merupakan tamparan bagi Polri.
“Serangan teror di Mabes Polri ini merupakan tamparan keras bagi aparatur keamanan khususnya kepolisian karena dilakukan di jantung dari komando keamanan nasional,” kata Mu’ti.
Menurutnya, pesan yang disampaikan dari insiden itu bahwa ancaman terorisme itu bukan merupakan suatu masalah yang sederhana tetapi memang merupakan masalah yang sangat serius.
“Dan tentu saja kita tidak bisa melihat itu dari sisi skalanya tetapi dari sisi apa yang dilakukan itu memberikan satu message, satu pesan yang sangat kuat bahwa ancaman terorisme ini adalah masalah yang sangat serius,” papar Mu’ti.
Anggota DPR
Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengaku geram dengan rentetan aksi teror belakangan ini. Aksi-aksi tersebut, kata dia, merupakan deklarasi perang terbuka bagi NKRI.
“Rangkaian penyerangan oleh para teroris maupun terduga teroris yang terjadi akhir-akhir ini merupakan deklarasi perang terbuka bagi NKRI,” kata Sahroni.
Menurut Sahroni, teror yang belakangan ada tak bisa dianggap remeh. Bagi Sahroni, peristiwa di Mabes Polri hari ini adalah jelas sebuah tantangan yang dikirimkan teroris.
“Kita sudah tidak bisa menganggap remeh lagi, karena jelas, teroris ini tidak main-main dalam melakukan aksinya yang menyerang langsung ke pusatnya kepolisian, yakni Mabes Polri,” papar Bendahara Umum DPP NasDem itu.