Indovoices.com –Dua pelaku bom bunuh diri yang tewas di depan halaman gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3), merupakan bagian dari kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Keduanya merupakan suami istri yang baru menikah enam bulan. Dalam menjalankan aksinya, kedua pelaku menggunakan sepeda motor jenis matik. Bom kemudian meledak dan melukai 19 jemaat.
JAD sendiri bukanlah kelompok baru dalam aksi teror yang pernah terjadi di Indonesia. Pada 2019 lalu, misalnya, JAD melakukan aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan.
Berdasarkan data START Global Terrorism, JAD telah melakukan 25 aksi teror sepanjang 2015-akhir 2019. Ada sejumlah hal menarik yang dapat dilihat.
Berikut ini merupakan elaborasinya:
Sasaran Utama: Polisi
Dalam START Global Terrorism, JAD selama ini paling banyak menyerang polisi. Hal ini pun tak begitu mengejutkan lantaran selama ini JAD menganggap polisi sebagai thagut.
Berdasarkan grafik itu, serangan JAD terhadap polisi mencapai 18 kali atau 48,65 persen. Diikuti oleh serangan JAD terhadap properti, yaitu 5 kali atau 13,51 persen.
Sementara itu, porsi JAD menyerang rumah ibadah tak begitu dominan. Data menunjukkan, JAD hanya menyerang rumah ibadah sebanyak 4 kali atau 10,81 persen.
Hal yang perlu dicatat, total aksi teror JAD sepanjang 2015-2019 memang 25 kali. Namun, jumlah sasaran JAD bisa lebih dari satu di setiap aksinya. Itu menyebabkan jumlah sasaran mencapai 37 sepanjang periode tersebut.
Tipe Serangan: Bom
Bom menjadi tipe serangan yang sering dilakukan JAD. Data menunjukkan JAD telah melakukan 13 kali pengeboman sepanjang 2015-2019.
Selain itu, serangan bersenjata juga menjadi tipe serangan yang sering dilakukan. Ada 10 kali serangan bersenjata yang dilakukan kelompok teroris tersebut.
Hal yang perlu dicatat, total aksi teror JAD sepanjang 2015-2019 memang 25 kali. Namun JAD dalam beberapa kesempatan melakukan lebih dari satu tipe serangan di setiap aksinya.
Target Kota/Kabupaten
Jakarta selama ini menjadi tempat aksi teror terbanyak yang dilakukan JAD. Kelompok yang terafiliasi dengan ISIS itu sudah meneror Jakarta sebanyak 5 kali.
Selain itu, JAD juga melakukan aksi teror di sejumlah kota seperti Surabaya, Medan, Depok, Makassar, hingga Pandeglang. Total ada 15 kota yang pernah menjadi sasaran JAD.
Hari Teror
JAD tak pernah melakukan aksi teror di hari Jumat. Dari 25 aksi teror sepanjang 2015-2019, JAD lebih banyak memilih hari Minggu untuk melaksanakan aksinya.
Berdasarkan grafik di atas, JAD pernah melakukan 7 kali aksi teror di hari Minggu. Diikuti oleh 6 kali aksi teror di hari Kamis. Aksi teror juga pernah dilakukan masing-masing 3 kali di hari Selasa dan Rabu.