Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais yang pernah dipermalukan penumpang pesawat beberapa waktu yang lalu, menantang keberanian Pemerintah untuk mengembalikan pengelolaan salah satu ladang minyak terbesar di Indonesia, yakni Blok Rokan.
“Kalau Blok Rokan kembali ke Indonesia, itu berarti pasal 33 UUD 1945 sudah terpenuhi. Apalagi kalau Blok Rokan menjadi semacam contoh yang bagus, blok-blok lain termasuk Freeport, tambang minyak dan mineral juga bisa kembali,” kata Amien di kompleks parlemen, Senin 30 Juli 2018.
Pengembalian pengelolaan Blok Rokan ke Indonesia, khususnya PT Pertamina, menurut Amien merupakan sebuah aksi patriotik yang membela bangsa.
“Kalau betul Blok Rokan bisa kembali ke ibu pertiwi, ke Pertamina, itu sebuah terobosan luar biasa. Cuma berani enggak Pak Jokowi? Kalau berani, luar biasa. Kalau enggak berani, ya apa boleh buat,” kata Amien ketika itu.
Tidak sampai 24 jam, Pemerintah pun menjawab tantangan itu dengan memutuskan Blok Rokan diserahkan ke Pertamina. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan penyerahan pengelolaan blok Rokan ke Pertamina terhitung sejak kontrak Chevron habis pada 2021 mendatang.
“Setelah melihat proposal hari ini, jam 5 sore maka pemerintah lewat Menteri ESDM menetapkan pengelolaan Blok Rokan mulai tahun 2021 selama 20 tahun ke depan akan diberikan kepada Pertamina,” kata Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, di Jakarta, Selasa malam 31 Juli 2018.
Ohya, sebelum kita lanjut, akan saya jelaskan sedikit tentang seberapa strategisnya Blok Rokan hingga harus diperebutkan oleh Chevron dengan Pertamina, meskipun saya yakin pembaca juga sudah tahu melalui pemberitaan yang ada.
Blok Rokan memiliki luas 6.264 km2, dengan dua lapangan minyak raksasa yang terdapat disana yaitu lapangan Minas dan Duri. Lapangan Minas yang telah memproduksi minyak hingga 4,5 miliar barel minyak sejak mulai berproduksi pada 1970-an adalah lapangan minyak terbesar di Asia Tenggara. Produksi minyak Lapangan Minas bahkan pernah menembus angka 1 juta barel per hari (bph) pada masa jayanya.
Menurut Wamen ESDM Arcandra Tahar, Blok Rokan masih memiliki cadangan minyak yang cukup besar dengan perkiraan mencapai 500 juta hingga 1,5 miliar barel. Hingga tahun 2016 lalu lapangan Minas masih mampu menghasilkan minyak hingga 256.000 bph, hampir sepertiga dari total produksi minyak nasional saat ini.
Blok Rokan telah dikelola oleh Chevron sejak tahun 1971 melalui kontrak pengelolaan yang akan habis masa kontraknya pada 2021. Berarti blok migas terbesar di Asia Tenggara ini lebih kurang sudah dikelola selama 47 tahun atau 50 tahun tepat 2021 nanti oleh perusahaan asal Amerika Serikat (AS) tersebut.
Dengan besarnya minyak yang diproduksi, berarti Chevron telah menikmati puluhan miliar USD dari pengelolaan Blok Rokan selama itu.
Dan kini Blok Rokan tersebut diserahkan pemerintah kepada Pertamina untuk dikelola setelah kontrak dengan Chevron tahun 2021 nanti berakhir. Ini adalah sebuah prestasi luar biasa yang ditorehkan oleh pemerintahan Jokowi setelah sebelumnya berhasil merebut Blok Mahakam dan Freeport.
Dengan keberhasilan pemerintah tersebut, apakah Amien langsung memberikan ucapan selamat kepada pemerintahan Jokowi? Tidak. Apakah Amien mengungkapkan rasa salutnya terhadap pemerintahan Jokowi? Tidak. Apakah Amien secara gentleman mengakui kesalahannya terhadap berbagai ucapannya yang selama ini menyudutkan pemerintahan Jokowi? Tidak juga.
Jadi dari sini saja, pembaca sudah bisa menilai seperti apa sosok Amien Rais ini. Tantangan dari Amien Rais ini bukan murni dari lubuk hatinya yang paling dalam untuk melihat Blok Rokan kembali kepada Indonesia. Namun lebih merupakan usahanya untuk memojokkan pemerintah di bawah kepemimpinan Jokowi. Lebih merupakan letupan kebenciannya yang selalu mencari celah untuk mengolok-olok pemerintah.
Saya berani bertaruh seandainya saja pemerintah memperpanjang kontrak Chevron atas pengelolaan Blok Rokan, Amien Rais serta para pendukungnya pasti akan sontak beronani ria dengan menggelar jumpa press sambil mengatakan, “tuh kan, apa yang saya bilang, ternyata pemerintah takut terhadap perusahaan asing, ternyata pemerintah tidak berani terhadap pihak asing, ternyata pemerintah benar terbukti adalah kacung asing’, maka kaum kampret pun akan beramai-ramai ejakulasi menggoreng hal ini dan menertawakan serta mempermalukan pemerintah terutama Jokowi khususnya.
Bila yang disasar adalah presiden lain, terutama presiden yang pernah berkuasa selama 10 tahun yang lalu, mungkin masih bisa. Tentu saja kita akan mendengar keluh kesah si mantan melalui akun sosmednya atau melakukan press release. Sampai-sampai karena sudah terlalu sering mengeluh, jenis kelaminnya pun dipertanyakan oleh seorang politikus Senior Nasdem, Irma Suryani Chaniago, beberapa waktu yang lalu.
Namun sayangnya yang dihadapi oleh Amien Rais saat ini adalah Jokowi, meski kerempeng namun tidak cengeng. Hujatan ataupun serangan Amien Rais tak sekalipun dibalas oleh Jokowi. Cercaan dan hinaan seorang Amien Rais, tak sekalipun dibalas dengan cercaan dan hinaan yang sama juga.
Daripada melayani anjing yang menggonggong, lebih baik konsentrasi pada pekerjaan, mungkin itu yang ada di pikiran Jokowi. Dan faktanya, kita lihat sendiri, Blok Mahakam setelah 50 tahun dikuasai PT Total E&P Indonesie (TEPI), per 1 Januari 2018 berhasil diambil alih pemerintah Indonesia. Penguasaan 51% saham Freeport dan kini Blok Rokan pun berhasil dikuasai.
Semuanya terjadi di tahun 2018 ini, sebuah prestasi dan kado istimewa yang dipersembahkan Jokowi untuk bangsa Indonesia dalam menyambut kemerdekaannya yang ke 73. Hal yang tidak mampu dilakukan oleh pak mantan selama sepuluh tahun kekuasaannya di Republik ini. Ternyata mampu dilakukan oleh Jokowi dalam kurun waktu HANYA empat tahun.
Sementara Amien Rais? Biarlah kita taruh dia dipojokan dulu, apalagi mengingat janjinya yang sederhana untuk jalan kaki Jogja-Jakarta pun belum mampu dia penuhi hingga sekarang. Kita hanya bisa mendoakan si Mbah agar selalu sehat sehingga bisa menyaksikan pelantikan Jokowi diperiode kedua nanti. Bukankah begitu kawan?
Trailer Pertamina Ambil Alih Blok Rokan