“Seperti namanya, Stadion Papua Bangkit, stadion ini akan menjadi penanda kebangkitan Papua dalam olahraga. Pak Lukas Enembe, Gubernur Papua bahkan sudah mencanangkan Papua sebagai provinsi sepak bola dan atletik!
Stadion Papua Bangkit yang dibangun sejak 2016 berkapasitas 40.000 penonton, bertaraf internasional dengan standar FIFA dan dilengkapi dengan lapangan pendamping.
Melihat stadion ini kemarin, saya optimistis Papua sangat siap menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2020 mendatang.”
(https://www.instagram.com/p/BvvDlWmgSxM/?utm_source=ig_embed&utm_campaign=embed_loading_state_control&ig_mid=W2E0nwABAAHiQ_Ydudq38ettvPfu)
Itulah komentar yang tertulis di instagram Jokowi terhadap Stadion Papua Bangkit yang dikunjunginya pada hari Senin 1 April 2019, beberapa hari yang lalu.
Tak berlebihan rasanya bila stadion yang diperkirakan akan selesai 100 persen di bulan Mei 2019 nanti, dianggap Jokowi sebagai penanda kebangkitan Papua dalam olahraga.
Hal ini mengingat Stadion Papua Bangkit, diklaim memiliki berbagai keunggulan yang tidak dimiliki oleh stadion lainnya di Indonesia. Bahkan disebut-sebut teknologinya lebih bagus dari Stadion Gelora Bung Karno (GBK). Serta menjadikannya sebagai stadion yang termegah di Indonesia Timur.
Dibangun dengan melibatkan kurang lebih 900 pekerja, stadion Papua Bangkit memiliki beberapa keunggulan mulai dari lampu LED Stadion yang menggunakan jenis paling baru serta lebih bagus dari milik Stadion Gelora Bung Karno (GBK) dan baru pertama kali digunakan di Indonesia, keistimewaannya terletak pada sorotan sinar lampu yang tidak menimbulkan bayangan.
Track sintetik lintasan atletik dibangun berdasarkan standar IAAF (asosiasi federasi atletik internasional) kelas 1, rumput untuk lapangan yang bagus dengan menggunakan rumput jenis Zoysia Matrella dan akses kontrol yang juga lebih bagus.
Sedangkan timing systemnya (papan skor) menggunakan standar Olimpiade. Kursi yang akan digunakan pada bench pemain cadangan di stadion ini pun menggunakan kursi empuk yang setara dengan milik klub-klub Eropa dan yang terpasang di Stadion Gelora Bung Karno.
Stadion Papua Bangkit yang menghabiskan anggaran hingga 1,3 triliun rupiah dari APBD Papua ini, memiliki kapasitas 45.000-48.000 penonton. Stadion ini bukanlah satu-satunya venue yang di bangun di atas lahan seluas 13 hektar tersebut. Di lokasi yang sama juga akan dibangun sejumlah venue lainnya seperti Istora, arena aquatik dan juga lapangan pemanasan yang sudah lebih dulu selesai.
Stadion yang terletak di wilayah Kampung Harapan, Sentani, Kabupaten Jayapura itu juga disebut-sebut memiliki kemiripan bentuk dengan stadion sepak bola terbesar kedua di dunia, Salt Lake di India.
Stadion Salt Lake yang berkapasitas 120.000 penonton itu sendiri adalah markas dua klub sepak bola elite India asal Kota Kolkata, East Bengal FC dan Mohun Bagan AC.
Kemiripan itu terlihat dari tampak atasnya, atap Stadion Salt Lake nyaris mirip dengan atap lingkar yang terpasang di Stadion Papua Bangkit, demikian halnya juga dengan desain tribunnya.
Termasuk bila dilihat dari sudut luar tanpa menggunakan cangkang, stadion Papua Bangkit ini mirip dengan Stadion Olympia Berlin. Namun lebih mirip dengan Stadion Salt Lake di India.
Tentu saja selain kemiripan yang ada, perbedaannya pun cukup jelas di mana terdapat corak atau langgam arsitektural lokal khas Papua. Dari rendering yang beredar, terlihat ukiran khas Papua berbentuk barisan segitiga mendominasi bagian fasad bangunan.
Setidaknya akan ada 5 even nasional sudah menunggu untuk digelar di Stadion yang terletak di bawah kaki pegunungan Cycloop ini. Ke-lima event yang akan diselenggarakan dari tahun 2019 hingga 2020 tersebut adalah, Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas), Pekan Paralympic Pelajar Nasional (Peparpenas), Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas), Pekan Olahraga Nasional (PON), dan Pekan Paralimpik Indonesia (Peparnas).
Kelak, tidak akan mengherankan bila bermunculan para olahragawan unggul dari provinsi yang terletak di timur Indonesia ini. Para olahragawan yang akan mengharumkan nama bangsa, tidak hanya di tingkat nasional, regional namun juga di tingkat dunia.
Semangat untuk maju dan berprestasi tidak akan muncul dari pemimpin yang pesimis, yang suka menakut-nakuti, yang suka memandang rendah kemampuan negara sendiri. Ia hanya dapat muncul bila didukung oleh pemimpin yang optimis, pemimpin yang visioner, pemimpin yang selalu mendorong rakyatnya untuk melangkah dengan tekad untuk menggapai prestasi yang lebih baik lagi dalam berbagai kesempatan.
Dan hal ini terlihat dari respon Jokowi yang mendorong dan menyetujui usulan Gubernur Papua, Lukas Enembe yang ingin fokus pada pengembangan cabang olahraga sepakbola dan Papua.
“Sudah fokus dua itu saja Pak Gub. Setuju saya,” ucap Presiden menjawab usulan Gubernur Lukas Enembe.
Well, kalau Pak Presiden saja sudah setuju, apalagi kita?. Bukankah begitu kawan?
Trailer Megahnya Stadion Papua Bangkit
https://youtu.be/-2xp77dJ5qM