Indovoices.com – Kolaborasi merupakan sebuah kunci utuk menjawab tantangan global. Kalimat tersebut rupanya bukan hanya jargon semata. Nyatanya kebutuhan akan kolaborasi semakin besar ditengah era disruption, pengembangan kreatifitas, membangun jejaring, sharing economic menjadi suatu keniscayaan. Adanya perbedaan keahlian dan spesialisasi bidang tertentu, melalui kolaborasi menjadi pemicu bagi organisasi kerja untuk adaktif terhadap perubahan, begitu pula dengan lembaga kepresidenan sebagai organisasi kerja, seperti Kementerian Sekretariat Negara. Hal tersebut menjadi topik knowlegde sharing yang mengemuka dalam pada kunjungan Kemensetneg ke kantor Google Indonesia di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Kamis (10/1).
Asisten Deputi Hubungan Masyarakat, Eddy Cahyono mengungkapkan bahwa kunjungan ini merupakan upaya Kemensetneg untuk menjajaki kemungkinan kolaborasi baru dengan raksasa digital seperti Google, dalam kerangka kerjasama yang saling menguntungkan, utamanya dalam membantu diseminasi informasi publik, menghasilkan konten berkualitas, pengoptimalkan pemanfaatan media sosial, dan transformasi menuju Humas 4.0 .
“Ini merupakan embrio awal untuk melihat potensi apa saja yang dapat dikolaborasikan dengan Google, merancang rencana aksi, dan manajemen strategiknya dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang ada,” ujarnya.
Kunjungan Tim Asdep Humas ke Google Indonesia
Salah satu topik yang dibahas adalah tren diseminasi digital. Bagaimana mengemas informasi kemudian menyampaikannya secara efektif dan efisien. Pasalnya, menurut Eddy, pendekatan diseminasi Pemerintah juga perlu disesuaikan agar selaras dengan keinginan masyarakat. “Pertemuan ini sangat bermanfaat supaya bisa mengakselerasi masing-masing Kementerian/ Lembaga. Kami ingin tahu unggulan sini yang bisa kami tiru,” kata Eddy.
Sebagai platform digital besar, Google rupanya juga menjadikan peningkatan kapasitas content creator sebagai program prioritasnya di Indonesia hal ini diungkapkan oleh Analis Senior Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah, Ryan Raharjo, “Kita (Google) fokus membangun kreatifitas anak-anak Indonesia, konten-konten yang positif yang baik yang mereka bisa produksi.
“Programnya terus menerus mengedukasi konten mana yang boleh dan tidak boleh diupload di YouTube misalnya yang tidak boleh adalah yang mengandung ujaran kebencian, nudity, rasial, atau intoleransi,” tambah Ryan.
Ryan memaparkan bahwa Google juga secara simultan membuat YouTube Space. Ini merupakan wadah bagi para kreator untuk bisa membuat konten equipment yang bagus, “Kita setiap tiga bulan sekali bikin acara dan kita mengundang kreator untuk membagikan tips dan triknya. Kita bisa kasih pelatihan tersebut,” tandas Ryan.
Menjadi smart governance institution atau institusi pemerintah yang bekerja secara cerdas merupakan tujuan yang hendak dicapai Kemensetneg. Untuk itu, transformasi kelembagaan dan bisnis proses melalui serangkaian deregulasi dan debirokratisasi, menjadi langkah inovasi yang terus dipacu implementasinya, sehingga Kemensetneg dapat menjadi teladan sebagai lembaga pemerintah yang bekerja secara efektif, efisien, bebas korupsi, zero mistake dan tidak melanggar aturan.
Sebagaimana berulangkali ditekankan oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, pada berbagai kesempatan kepada para pejabat dan pegawai di lingkungan Kemensetneg, bekerjalah dengan cara-cara yang lebih efektif, efisien, akuntabel, dan adaptif terhadap tuntutan perubahan. Selain menerapkan prinsip clean and good governance, Kementerian Sekretariat Negara juga bisa mengembangkan smart governance atau bekerja cerdas.
“Kemensetneg terus berupaya mengembangkan berbagai langkah inovasi yang terangkum dalam Majalah Inovasi yang diserahkan oleh Kemensetneg kepada Goggle, sebagai referensi awal dalam membahas lebih detail bentuk kongkrit kolaborasi yang akan dikembangkan bersama Google Indonesia.
“Kami juga mengharapkan review terhadap website setneg.go.id dan kanal media sosial agar dapat terus dilakukan inovasi dalam menunjang peningkatan kinerja tugas Kemensetneg dalam memberikan dukungan administrasi pelayanan dan analisis terhadap kerja Presiden dan Wakil Presiden,” ungkap Eddy
Pada akhir diskusi juga dibahas secara detail pola peningkatan kapasitas kreator konten diseminasi dan pemanfaatan Google sebagai wadah untuk belajar dan menghasilkan konten yang lebih bisa diterima oleh masyarakat. Dirinya berharap ada pertemuan lanjutan untuk membahas lebih detail mengenai kerjasama antara google dengan Kementerian Sekretariat Negara, “Nanti perlu disiapkan tim kecil untuk merancang teknisnya bagaimana, guna menghasilkan kegiatan konkret sebagai bentuk kolaborasi agar dapat optimal mewujudkan Humas 4.0,” tutupnya. (Humas Kemensetneg)