Indovoices.com –Semester genap Tahun Ajaran (TA) 2020/2021 akan segera dimulai. Pemerintah lewat Kemendikbud telah mengizinkan pemerintah daerah membuka sekolah tatap muka di masa pandemi corona.
Mendikbud, Nadiem Makarim ,meminta pembukaan sekolah tatap muka ini atas persetujuan pemerintah daerah dengan stakeholder lainnya, seperti kepala sekolah hingga orang tua.
“Kalau pun sekolah dibuka, bahwa orang tua masih bisa tidak memperkenankan anaknya ke sekolah. Hak terakhir masih di orang tua,” ujar Nadiem, Jumat (20/11/2020).
Namun, Ketua Satgas COVID-19, Doni Monardo, meminta dibukanya lagi sekolah tatap muka harus tetap diantisipasi agar tidak jadi klaster baru.
Ia meminta seluruh pihak terkait melakukan persiapan ketat, mulai dari kesiapan sarana prasarana hingga mental disiplin jika sekolah dibuka lagi.
“Daerah-daerah yang tidak siap jangan selenggarakan sekolah tatap muka,” tegas Doni, Minggu (13/12/2020).
Sekolah Tatap Muka Belum Dilakukan di Beberapa Daerah
Namun, rencana sekolah tatap muka pada Januari 2021 ini nampaknya belum akan diterapkan di sejumlah daerah. Pasalnya, penyebaran COVID-19 yang masih cukup tinggi membuat pemda memutuskan menunda lagi pembukaan sekolah.
Daerah mana saja yang menunda sekolah tatap muka pada semester genap Tahun Ajaran (TA) 2020/2021 ini?
DKI Jakarta
Ibu Kota DKI Jakarta masih memiliki penyebaran corona yang tinggi. Imbasnya, Pemprov DKI tetap memberlakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) untuk seluruh sekolah di Jakarta pada semester baru ini.
Kepala Dinas Pendidikan Pemprov DKI Nahdiana menegaskan kesehatan dan keamanan peserta didik, pendidik, serta tenaga kependidikan menjadi prioritas utama di masa pandemi COVID-19 ini.
“Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sangat berhati-hati dalam mengambil kebijakan terkait pelaksanaan pembelajaran tatap muka secara langsung di semester genap TA 2020/2021. Prioritas utama adalah kesehatan dan keamanan para peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan. Pembelajaran tatap muka belum dapat dilaksanakan, sehingga seluruh sekolah di DKI Jakarta tetap melanjutkan pembelajaran dari rumah (BDR),” kata Nahdiana dalam keterangannya, Sabtu (2/1).
Kabupaten Karawang
Laju penularan corona di Karawang, Jawa Barat, juga masih tinggi. Hal ini membuat Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana memutuskan tidak membuka kegiatan sekolah tatap muka.
“Ya kemungkinan besar ya sama (tidak membuka tatap muka) jadi apalagi sekarang lonjakannya cukup sangat tinggi ya dan sekarang ada klaster staf pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Karawang jadi ini juga 18 orang walaupun itu staf,” ujar Cellica.
Ia memilih mencari solusi lain untuk memudahkan kegiatan belajar mengajar secara daring pada tingkatan PAUD hingga SMA, ketimbang harus mengorbankan kesehatan masyarakat yang masih usia sekolah.
“Tapi kalau untuk PAUD, SD, SMP, SMA itu kayaknya kami kalau tinggi (kasus penularannya) kami membatalkan dulu kebijakan itu. Jadi kami memprioritaskan kesehatan dulu ya daripada urusan yang memang bisa diselesaikan dicarikan solusi yang terbaik,” lanjut dia.
Kota Depok
Pemerintah Kota Depok mengurungkan niatnya untuk menggelar sekolah tatap muka pada Januari 2021. Alasannya, kasus penularan COVID-19 di Depok masih fluktuatif dan cenderung masih tinggi.
“Kami belum berani memerintahkan sekolah membuka tatap muka pada semester dua tahun depan,” ujar Kepala Dinas Kota Depok M. Thamrin.
Thamrin menegaskan pembatalan sekolah tatap muka dilakukan demi menyelamatkan peserta didik, khususnya siswa yang belajar di sekolah.
Dalam Surat Edaran (SE) nomor 420/621-Huk/Disdik tentang Pembelajaran Semester Genap tahun Ajaran 2020/2021 Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 di Kota Depok, diatur masa Belajar Dari Rumah (BDR) akan dimulai pada 11 Januari hingga 25 Juni 2021.
Kota Tangerang
Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah menunda sekolah tatap muka hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Padahal, sebelumnya Pemkot sempat berencana membuka lagi sekolah pada Senin (4/1) besok.
Keputusan ini tertuang dalam Surat Edaran 420/5805-Disdik tentang Penundaan Kegiatan Belajar Mengajar Tatap Muka di Lingkungan Pemerintah Kota Tangerang.
“Untuk menghindari penyebaran yang lebih meluas dari virus (corona) tersebut,” tulis Arief dalam surat edaran itu yang dilihat kumparan.
Jawa Tengah
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga ikut memutuskan menunda pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Keputusan itu tertuang dalam surat edaran bernomor 445/0017480 yang ditujukan kepada Bupati/Wali Kota terkait antisipasi peningkatan COVID-19 di daerah-daerah di Jawa Tengah.
“Ya kita tunda dulu karena semuanya belum pasti,” kata Ganjar dalam keterangan tertulisnya.
Dalam surat edaran itu, disampaikan terkait penundaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada satuan pendidikan PAUD hingga Pendidikan Masyarakat (Dikmas) di seluruh wilayah Jawa Tengah, khususnya daerah dengan peningkatan kasus COVID-19 yang tinggi.
“Kalau kemudian kondisi di daerah itu ternyata peningkatan COVID-nya tinggi ya jangan dulu, nggak boleh, tunda semuanya, rak sah kesusu (tidak usah terburu-buru),” tegas Ganjar.
Mengikuti arahan Ganjar, Pemkot Solo, Pemkab Temanggung, Pemkot Salatiga, hingga Pemkab Blora sudah menyatakan tak akan membuka sekolah tatap muka pada Januari ini. Langkah ini diambil karena pemda tak ingin mengambil risiko besar membuka sekolah, di saat penularan corona masih tinggi.
Kalimantan Barat
Pemprov Kalimantan Barat resmi menunda kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah yang rencananya dimulai pada 4 Januari 2021. Upaya penundaan tersebut dilakukan karena pemerintah masih akan melihat perkembangan zona risiko penularan COVID-19 pasca libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Gubernur selaku Ketua Satgas COVID-19, masih ingin melihat (kondisi ke depan) selama liburan natal dan tahun baru ini. Lihat tren penularan seperti apa baru kemudian diambil keputusan,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalbar, Sugeng Hariadi.
Salah satu yang menjadi pertimbangan adalah peta risiko penularan COVID-19 se-Kalbar. Apalagi kondisi saat ini hampir semua daerah masuk zona oranye atau tingkat risiko sedang, hanya ada tiga daerah di Kalbar yang berada di zona kuning atau tingkat risiko rendah.
“Setelah liburan, takutnya kalau langsung (sekolah dibuka) banyak kasus baru. Makanya Pak Gubernur melihat tren dulu, untuk perkembangan COVID-19. Yang jadi arahan Gubernur, kami memang menunggu setelah liburan panjang ini. Kalau landai dan aman kami buka (sekolah),” jelasnya.
Kota Denpasar
Pemerintah Kota Denpasar memutuskan untuk menunda sekolah tatap muka hingga Maret 2021. Penundaan ini berlaku karena masih tingginya kasus corona di sana.
“Rencananya ditunda sampai Maret, kita masih lihat situasi dan kondisi karena kasusnya sedang meningkat,” tutur Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai.
Pertimbangan lainnya adalah mengantisipasi potensi lonjakan kasus pada libur Natal dan Tahun Baru.
Sebab, pada libur panjang akhir Oktober lalu, kasus COVID-19 di Kota Denpasar cenderung meningkat karena banyak warga yang tinggal di Denpasar pulang ke kampung halaman mereka di kabupaten lain.
Kota Jayapura
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura masih melakukan konsolidasi, terkait sekolah tatap muka yang rencananya akan dimulai pada Januari 2021.
“Koordinasi masih dilakukan, termasuk dengan komite sekolah dan juga internal, termasuk dengan orang tua didik. Intinya, tanggal 4 Januari nanti, belum bisa diterapkan sekolah tatap muka di Kota Jayapura,” ucap Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Fachruddin Pasolo.
Hasil konsolidasi ini akan menghasilkan keputusan, apakah orang tua murid mengizinkan sekolah tatap muka atau tidak. Dan hasilnya akan disampaikan kepada Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano.(msn)