Indovoices.com-Direktur Riset Center of Reform on Economy alias Core, Piter Abdullah, menyarankan pemerintah mengambil kebijakan untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah kencangnya imbas mewabahnya Virus Corona terhadap perekonomian dunia.
Belakangan, penyebaran penyakit itu telah berdampak kepada rontoknya Indeks Harga Saham Gabungan dan melemahnya nilai tukar rupiah.
“Fokus pemerintah seharusnya menjaga permintaan domestik dengan cara menjaga daya beli masyarakat, caranya misalnya menunda semua kenaikan tarif dan memberi insentif pajak,” ujar Piter kepada Tempo.
Sebelumnya, Piter memang kerap mempertanyakan rencana pemerintah mengenakan cukai kepada kantong plastik, minuman berpemanis dalam kemasan, emisi. Sebab, rencana tersebut dikhawatirkan bakal menggerus daya beli masyarakat. Belum lagi dengan ada rencana pemerintah meninjau ulang subsidi listrik dan elpiji 3 kilogram.
Piter justru kurang sepakat dengan arahan Presiden Joko Widodo yaitu menggenjot promosi untuk menarik wisatawan mancanegara. Sebab, masuknya turis asing justru terlalu berisiko di tengah meningkatnya potensi terjadinya pandemi akibat Virus Corona. “Banyak negara, termasuk Arab Saudi justru membatasi arus masuk penduduk mancanegara.”
Penyebaran Virus Corona, kata Piter, memang membuat perekonomian global tersudut di posisi sulit. Ia mengatakan belum adanya kepastian penyelesaian wabah itu diyakini membuat pasar keuangan terus bergejolak, IHSG menurun, dan rupiah melemah. Di saat seperti ini pun tak banyak pilihan yang bisa diambil pemerintah guna melawan sentimen tersebut.
“Yang saat ini bisa dilakukan hanyalah mengambil kebijakan yang dianggap bisa menahan perlambatan ekonomi domestik,” ujar Piter. “Seluruh instrumen kebijakan mulai dari fiskal, moneter, hingga sektoral harus dioptimalkan.”
Pada pekan ini, IHSG terpukul parah ke level yang cukup rendah. Pada perdagangan kemarin Jumat, 28 Februari 2020, IHSG ditutup melemah 1,50 persen atau 82,99 poin ke level 5.452,70. Angka itu merupakan level terendah sejak Mei 2017. Adapun nilai tukar rupiah melemah hingga menembus Rp 14.000 per dolar Amerika Serikat.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo sudah engeluarkan empat arahan kepada para menteri dalam rangka menangani dampak virus corona Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia. Pertama, Jokowi meminta para menteri menggunakan instrumen moneter dan fiskal dalam rangka memperkuat daya tahan serta daya saing ekonomi Indonesia.
“Dari sisi moneter saya menyambut positif keputusan BI (Bank Indonesia) dalam menurunkan suku bunga BI rate-nya. Dan juga melakukan relaksasi moneter dalam rangka mendukung ekonomi nasional,” katanya.
Kedua, Jokowi meminta ada kebijakan fiskal untuk mendorong ekonomi, khususnya investasi di sektor pariwisata. Menurut dia, sejumlah daerah wisata seperti Bali, Sulawesi Utara, dan Kepulauan Riau mulai terkena dampak dengan menurunnya wisatawan asal Cina imbas penyebaran virus corona.
Ketiga, Jokowi meminta seluruh kementerian dan lembaga untuk mempercepat belanjanya. Ia memerintahkan Menteri Dalam Negeri untuk mengingatkan para kepala daerah agar segera merealisasikan belanja APBD-nya. Terakhir, Jokowi meminta upaya penurunan defisit transaksi berjalan dan neraca perdagangan dikerjakan sungguh-sungguh, efektif, dan terus dikontrol pelaksanaannya di lapangan. (msn)