.:: World Tourism Day ::.
(Hari Pariwisata International)
27 September 2020,
Dan hari ini kita memperingati Hari Pariwisata Internasional,
Masih di tengah suasana pandemi COVID19 yg belum berakhir.
Dampak dari adanya pandemi COVID19 ini terus terang sangat besar mengenai sektor Pariwisata.
—————————-
Sebagaimana yg kita ketahui bersama,
Bahwa Pariwisata di negeri ini,
Merupakan sumber penghasilan besar bagi Indonesia.
Tercatat lebih dari 16juta kedatangan wisatawan Internasional pada 2019,
Termasuk lebih dari 6juta kedatangan Internasional di Bali saja.
Sebelumnya,
Pemerintah Jokowi telah mendorong kebijakam Bebas Visa Kunjungan Singkat bagi 169negara,
Di mana menurut UNWTO (United Nations World Tourism Organization),
Atau dalam bahasa Indonesia sering diseut sebagai Organisasi Pariwisata Dunia,
Sebuah lembaga di bawah payung PBB.
Kebijakan ini diambil sebagai upaya utk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara,
Dan hasilnya naik cukup drastis.
Kebijakan itu juga menjadikan Indonesia sebagai negara ketujuh di dunia,
Sekaligus negara keempat di Asia Pasifik,
Dan bahkan negara pertama di Asia Tenggara,
Terkait kemudahan regulasi utk mendatangkan wisatawan mancanegara.
Dalam prakteknya,
Banyak hal yg menjadikan alasan,
Sebuah negara layak utk dijadikan sebuah daerah tujuan wisata.
Lingkup bisnis, keamanan, kebersihan, sumber daya manusia,
Lalu keterbukaan dg dunia internasional, persaingan harga, prioritas terhadap pariwisata, infrastruktur darat laut dan udara,
Pusat informasi turis serta persiapan secara digital.
Dalam hal ini,
Indonesia berusaha keras utk dapat memenuhi persyaratan2 tersebut di atas,
Termasuk juga pelaksanaan pembangunan infrastruktur yg seakan “dikebut” oleh Pemerintah,
Meliputi hampir seluruh pelosok negeri ini.
—————————
Lalu tiba2 virus COVID19 muncul,
Dan tanpa tanggung2 seakan meluluh lantakkan hampir seluruh sektor kehidupan di negeri ini.
Sebenarnya,
Bukan hanya Indonesia yg terkena dampaknya,
Namun hampir seluruh dunia ikut merasakannya.
Roda perekonomian mendadak “mandeg”,
Berhenti …
Perputaran uang pun ikut terganggu,
Bahkan beberapa negara ada yg sudah mengumumkan mengenai Resesi Ekonomi.
Menyikapi kondisi seperti itu,
Maka Pemerintah sudah menyiapkan beberapa langkah antisipasi,
Antara lain dg kewajiban utk menerapkan protokol kesehatan di semua tempat2 wisata,
Yg berangsur2 mulai dibuka utk umum.
Penerapan protokol kesehatan itu dimaksudkan,
Agar roda perekonomian di sektor Industri Pariwisata tetap berjalan,
Namun dg meminimalisir kemungkinan adanya penularan dan penyebaran virus COVID19.
————————————
Sehubungan dg keinginan dan tujuan dari MAKN (Majelis Adat Kerajaan Nusantara),
Utk ikut serta membantu meningkatkan kesadaran masyarakat kepada bidang Pariwisata,
Di mana di dalam nya terdapat bidang seni dan budaya (termasuk tradisi dan adat istiadat)
Dan juga kuliner Nusantara.
Maka dalam perkembangan,
MAKN terus konsisten dalam mengusung upaya2 menjaga dan melestarikan seni dan budaya Nusantara.
Memperkenalkan kepada masyarakat luas,
Betapa kekayaan Nusantara di bidang seni dan budaya,
Tak kalah hebat nya dg kekayaan di bidang2 lainnya.
Terlepas dari adanya pandemi COVID19,
Upaya utk terus mengenalkan seni dan budaya Nusantara harus tetap dilakukan,
Agar masyarakat semakin sadar,
Betapa Nusantara ini begitu luar biasa.
Setidaknya,
Langkah ini bisa dianggap sebagai sebuah antisipasi positif,
Utk memberi kesempatan kepada masyarakat utk lebih mengenal budayanya sendiri.
Agar kelak saat Pandemi COVID19 berakhir,
Kita semua sudah siap utk kembali menerima lonjakan kedatangan wisatawan Internasional,
Dalam wawasan dan pola pikir yg lebih luas daripada sebelumnya.
Salam budaya,
Salam Indonesia Raya 🇲🇨🇲🇨