Indovoices.com– Proses renovasi Masjid Istiqlal, Gambir, Jakarta Pusat,mendapat perhatian khusus Wakil Presiden (Wapres) RI Jusuf Kalla. Hal itu tergambar dari kunjungan Wapres.
“Renovasi tidak bermaksud mengubah bangunan yang dibangun sejak zaman Bung Karno. Hanya mengkinclongkan, artinya mempercantik, memperindah, lebih nyaman,” kata Wapres yang didampingi sejumlah Menteri Kabinet Kerja yakni Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Syafruddin, dan Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara.
Renovasi Masjid Istiqlal merupakan tindaklanjut perintah Presiden Joko Widodo usai menerima kunjungan Perdana Menteri India Narendra Modi ke Masjid Istiqlal pada tanggal 30 Mei 2018 lalu. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya melakukan renovasi pada bagian dalam masjid dan juga lansekapnya termasuk pembangunan tempat parkir baru.
Peninjauan oleh Wapres JK beserta rombongan dilakukan pada sekitar pukul 10.20 WIB. Area yang ditinjau yakni lokasi kantor pengelola dimana terdapat maket rencana sebelum dan sesudah renovasi, kemudian menuju bangunan dalam masjid, dan berakhir di selasar tengah. Di lokasi terakhir, Wapres JK mendapatkan penjelasan mengenai pembersihan seluruh lantai sehingga nantinya lebih berkilap. Dari perhitungan alat glossy meter, setelah dilakukan pembersihan, maka tingkat kilap lantai Masjid Istiqlal menunjukan angka 132 dibanding sebelumnya yakni 32.
Dalam kesempatan itu, Wapres JK menyampaikan apresiasi atas proses renovasi Masjid Istiqlal. Menurutnya, progres renovasi tersebut berjalan dengan baik sehingga dapat menambah kenyamanan pengunjung dan proses ibadah. Wapres JK menegaskan renovasi tersebut tidak akan mengubah bentuk bangunan Masjid Istiqlal yang merupakan cagar budaya.
Masjid Istiqlal adalah masjid terbesar di Asia Tenggara yang mulai dibangun tahun 1961 pada masa Presiden Soekarno dan selesai mulai difungsikan tahun 1978 pada saat Pemerintahan Presiden Soeharto. Renovasi yang bersifat menyeluruh dari Masjid Istiqlal baru kali ini dilakukan setelah 41 tahun sejak pertama kali digunakan tahun 1978.
Wapres Jusuf Kalla juga memastikan renovasi Masjid Istiqlal akan meningkatkan fasilitas yang ramah terhadap difabel. “Tadi disampaikan, bahwa termasuk dalam renovasi nanti akan ada ditambah lift khusus dan fasilitas lainnya untuk disabilitas,” ujar Wapres JK.
Dalam melakukan renovasi, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menekankan kepada kontraktor pelaksana untuk tidak hanya memaksimalkan fungsi Masjid Istiqlal sebagai tempat ibadah, tetapi juga memperhatikan arsitektur, seni, estetika, dan tetap mempertahankan kaidah-kaidah cagar budaya bangunan masjid. “Harus ada perubahan dari renovasi yang dilakukan dengan biaya yang besar ini. Semua harus diperbaiki sesuai desain yang baik,” kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Direktur Jenderal Cipta Karya Danis H. Sumadilaga yang ikut dalam kunjungan tersebut mengatakan, progres fisik renovasi saat ini sudah sekitar 11% dan ditargetkan selesai pada Maret 2020, sehingga dapat dimanfaatkan pada Bulan Ramadhan tahun 2020. “Pekerjaan dilakukan secara paralel baik di dalam dan di luar masjid. Pak Wapres tadi memberikan perhatian untuk peningkatan kualitas sistem tata suara dan pencahayaan. Karena menurutnya sekitar 80% waktu jamaah di masjid adalah untuk mendengar dan melihat, sehingga mempengaruhi kenyamanan,” ujar Danis.
Renovasi yang dilakukan di bagian dalam Masjid diantaranya pembersihan lantai dan dinding Masjid. Untuk daerah mihrab akan diperbaiki tata suara, tata cahaya, tata udara agar lebih nyaman. Kementerian PUPR juga melakukan penataan pada Taman Pendidikan Madrasah Istiqlal dan ruang perkantoran yang berada di basement masjid.
Sementara di area luar masjid, lansekap kawasan masjid juga ditata ulang dengan penambahan tanaman dan pot bunga sehingga menambah porsi ruang terbuka hijau (RTH) yang saat ini berkisar 29% menjadi lebih kurang 35%. Sungai yang melintas di depan masjid juga dilakukan pengerukan sedimentasi dan dibuatkan terasering yang dapat menjadi ruang terbuka. Untuk menambah kapasitas pengunjung, dibangun tempat parkir berupa bangunan dua lantai berkapasitas 2.000 kendaraan roda empat.
Renovasi Masjid Istiqlal dilaksanakan oleh PT Waskita Karya sebagai kontraktor pelaksana dan PT. Virama Karya selaku konsultan manajemen konstruksi. Nilai kontrak pelaksanaan renovasi sebesar Rp 465,3 miliar dengan masa pekerjaan 300 hari kalender menggunakan APBN Tahun Jamak (2019-2020). Selama proses renovasi, jamaah tetap dapat melakukan kegiatan ibadah di Masjid Istiqlal.
Turut hadir dalam peninjauan tersebut, Direktur Bina Penataan Bangunan Ditjen Cipta Karya Diana Kusumastuti, Kepala Pusat Pengembangan Sarana Prasarana Pendidikan, Olahraga dan Pasar, Ditjen Cipta Karya Iwan Suprijanto, Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI) K.H. Asep Saepudin, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja. (jpp)