Indovoices.com- Kementerian Kesehatan menyampaikan tiga konsep dasar dalam mengatasi dampak karhutla yang terjadi secara masif di sejumlah provinsi di Indonesia, beberapa waktu belakangan.
Demikian disampaikan Kepala Bidang Evaluasi dan Informasi Kemenkes Ira Cyndira dalam forum diskusi media, Forum Merdeka Barat (FMB) 9, yang mengusung tema “Penanganan Bencana”, dan berlangsung di Ruang Serbaguna Sutopo Purwo Nugroho, Lt 15, BNPB, Jakarta Timur.
“Kemenkes terkait masalah karhutla dan dampaknya terhadap kesehatan manusia menyampaikan tiga konsep dasar dalam mengatasi masalah kesehatan akibat bencana ini. Pertama, mencegah. Kedua, menghindari. Dan ketiga, melindungi,”ujar Ira.
Yang dimaksud dengan mencegah, menurut Ira, adalah melakukan upaya untuk mencegah terjadinya pembakaran kembali. Dalam hal ini, kata dia, diperlukan adanya ketegasan pemda dan sinergi lintas sektor.
Kemudian yang dimaksud dengan menghindari, menurut Ira, dilakukan sebelum terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan yang menimbulkan asap. Dalam kaitannya dengan upaya ini, dia menyebutkan, di antaranya dengan membangun ruangan aman asap.
“Kebakaran itu diprediksi terjadi di musim kemarau. Oleh karena itu, sebelum kebakaran terjadi, sudah dibangun ruangan aman asap. Ruangan itu ditujukan untuk komunitas dan kelompok rentan,” tuturnya.
Upaya selanjutnya, menurut Ira, adalah melindungi masyarakat dari paparan asap. Melindungi itu, sambung dia, dilakukan dengan menggunakan masker.
“Masker jenis apapun yang digunakan secara benar,” paparnya.
Mengapa tiga upaya itu harus disosialisasikan, Ira menjelaskan, karena asap yang muncul akibat karhutla menimbulkan gangguan pernafasan. Material asap memicu dampak buruk pada manula, bayi, dan pengidap penyakit tertentu.
Ira membeberkan pula rekomendasi IDAI jika asap muncul, yakni masyarakat diminta menghindari atau kurangi aktivitas di luar rumah, memakai masker, lebih sering minum air putih, dan mengupayakan agar polusi tidak masuk.
Sebagai catatan, Ira menambahkan, ISPU di atas 101-500 yang timbulkan bahaya kesehatan. Bentuknya bisa ISPA, asma, paru obstruktif kronik, penyakit jantung yang kalau terpapar lama bisa serangan jantung atau stroke, dan iritasi.
Hadir pula narasumber lain dalam acara ini, di antaranya, Kasubdit Kemitraan dan Masyarakat Peduli Api Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Purwantio, Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Indra Gustari, dan Direktur Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup Jasmin Ragil Utomo.(jpp)