Indovoices.com –Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan tanda-tanda bahwa ekonomi kuartal II akan tumbuh negatif. Sejumlah indikator menunjukan penurunan cukup tajam imbas Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan pandemi covid-19.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan enam sektor yang memiliki pengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi semuanya melambat. Khusus sektor pertanian melambat dalam karena adanya pergeseran puncak panen raya menjadi April atau kuartal II.
“Penjualan mobil Mei turunnya 93,21 persen. Penjualan motor, karena lebih merepresentasikan pengeluaran golongan menengah ke bawah dan April turun 79,31 persen, jadi dalam sekali,” kata dia dalam rapat dengan Komisi XI DPR di Jakarta.
Impor bahan baku pada periode April-Mei 2020 juga turun hingga 30,63 persen. Untuk Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia meski ada sedikit kenaikan pada Mei di 28,6 tetapi masih jauh dari yang diinginkan yaitu 50.
“Khusus konsumsi rumah tangga turun 5,02 persen ke 2,84 persen pada kuartal I. Penyebabnya, penurunan dalam untuk non-makanan, konsumsinya drop 4,7 persen ke 1,38 persen karena penurunan konsumsi pakaian, alas kaki, transportasi, komunikasi, penjualan motor mobil dan sebagainya,” ungkap dia.
Untuk nilai transaksi elektronik dengan kartu kredit dan debit mengalami kontraksi hingga 18,96 persen di kuartal II. Jumlah penumpang angkutan udara juga terkontraksi dari minus 13,62 persen di kuartal I menjadi minus 87,91 persen.
“Dari sisi konsumsi pemerintah, kuartal II ini belanja pegawai barang modal kontraksi cukup dalam. Tapi untuk realisasi bansos lebih bagus dari kuartal I karena pemerintah memang komitmen untuk meningkatkan perlindungan sosial,” pungkasnya.(msn)