Indovoices.com -Di tengah ketidakpastian perekonomian global, pemerintah menetapkan strategi dan inisiasi baru yang terfokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan meningkatkan daya saing.
“APBN 2020 fokus pada pengembangan SDM. Ada hal-hal baru terkait pembangunan SDM, belanja dana abadi penelitian, dana abadi kebudayaan dan dana abadi universitas. Yang terpenting bukan seberapa besar dana tersebut dialokasikan namun bagaimana belanja pemerintah mampu menggerakkan ekonomi di masyarakat agar mampu berdaya saing,” ujar Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro (PKEM) Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Hidayat Amir.
Demikian disampaikan Hidayat Amir dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 di ruang Serba Guna Kemenkominfo, Jakarta dengan mengangkat tajuk “APBN 2020 Menjawab Ancaman Resesi Global”.
Hidayat Amir menjelaskan beberapa strategi baru ini adalah berupa Insentif Perpajakan kepada kalangan pengusaha dengan memberikan super deduction tax untuk kegiatan vokasi dan penelitian/pengembangan, mini tax holiday untuk investasi di bawah Rp500 miliar serta investment allowance untuk industri padat karya
Alokasi belanja pemerintah juga tetap dialokasikan dengan menambah segmen penerima bantuan untuk peningkatan kualitas SDM dan perlindungan sosial dengan tetap memberikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, Kartu Pra Kerja sebagai upaya mendongkrak produktivitas pencari kerja dan mengurangi pengangguran. Serta Kartu Sembako untuk mendukung penguatan perlindungan masyarakat miskin terhadap akses pangan.
Program prioritas lainnya adalah percepatan Penyelesaian empat Destinasi Pariwisata Super Priorita di kawasan wisata Toba (Sumut), Borobudur (Jateng/DIY), Labuan Bajo (NTT) dan Mandalika (NTB) dengan sinergi lintas kementerian/lembaga dan pemerintah daerah.
Memperkuat Dana Alokasi Khusus (DAK) pada bidang baru: sosial dan transportasi laut; pengalokasian dana alokasi umum (DAU) tambahan untuk penyetaraan penghasilan tetap perangkat desa dan penggajian Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
“Penguatan Neraca Transaksi Berjala denhan mendukung penurunan de?sit transaksi berjalan baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek,” urai Hidayat Amir.
Menyediakan Dana Abadi untuk sumber daya manusia dan kebudayaan untuk pemajuan kebudayaan nasional, serta peningkatan kualitas perguruan tinggi.
Seperti diketahui untuk mempercepat penyerapan anggaran 2020, Presiden Jokowi didampingi Wapres Ma’ruf Amin menyerahkan Daftar Isian Penyelenggaraan Anggaran (DIPA) Tahun 2020 lebih awal dari tahun-tahun sebelumnya.
Jumlah DIPA 2020 yang diserahkan senilai Rp1.767 triliun. Nilai itu terdiri dari DIPA untuk 87 kementerian dan lembaga senilai Rp909,6 triliun dan DIPA transfer ke daerah dan dana desa senilai Rp856,9 triliun.
Presiden berharap DIPA ini secepatnya digulirkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dengan fokus pemberdayaan SDM dengan meningkatkan kualitas pendidikan, pemerataan akses kesehatan dan peningkatan vokasi tenaga kerja.
Narasumber FMB 9 lainnya adalah Iskandar Simorangkir, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian dan Josua Pardede, pengamat ekonomi. (jpp)