.:: SEMINAR NASIONAL KEBANGSAAN MPR RI ::.
(Budaya dan Politik di Banten : Refleksi Sejarah dan Explorasi Potensi Utk Masa Depan)
Sebuah Seminar Nasional Kebangsaan MPR RI telah digelar di hotel Horizon Pandeglang,
Pada hari Sabtu, 03 Oktober 2020.
Seminar tersebut terselenggara dalam rangka memperingati hari ulang tahun Propinsi Banten ke 20,
Yg jatuh pada tanggal 04 Oktober pada setiap tahunnya.
—————————
Seperti kita ketahui bersama,
Banten adalah bagian dari wilayah Indonesia yg berada di ujung pulau Jawa,
Dan sudah dikenal secara luas sampai ke mancanegara sejak abad ke 14 (tahun 1330M).
Pada abad 16 – 17,
Di bawah kekuasaan Sultan Maulana Hasanudin dan Sultan Ageng Tirtayasa,
Banten menjadi salah satu kota perdagangan rempah2 di kawasan Asia Tenggara,
Dan dikenal sebagai pusat kerajaan Islam,
Serta pusat perdagangan Nusantara.
Pada masa itu,
Banten menjadi pusat persinggahan bagi pedagang dari berbagai belahan dunia,
Sekaligus menjadi pusat pertukaran dan persentuhan budaya.
Banten resmi menjadi Propinsi ke 30 di NKRI sejak 2000,
Dibentuk melalui UU No. 23 tahun 2000.
Sebelumnya Banten merupakan Karesidenan sebagai bagian dari wilayah Propinsi Jawa Barat.
Dg diresmikannya Banten sebagai Propinsi ke 30,
Diharapkan agar strategi kebijakan pembangunan Banten dapat meliputi :
1. Pemberdayaan Masyarakat sebagai inti filosofi “Daerah Membangun”.
2. Pemanfaatan, pemeliharaan dan pengembangan potensi sumber daya Banten,
Dg menerapkan model pembangunan yg bertumpu pada peran serta masyarakat luas,
Keterbukaan, pemerintah yg bersih dan bebas KKN,
Demokratis, responsif, jujur dan adil.
3. Pembangunan kesejahteraan masyarakat dg pemanfaatan potensi dan karakteristik wilayah SDA,
Adat budaya, tehnologi, norma agama dan moral,
Serta kemampuan manusia dan masyarakat.
Propinsi Banten sendiri terdiri dari 4 Kabupaten (Kabupaten Lebak, Pandeglang, Serang dan Tangerang).
Serta 4 Kota (Kota Cilegon, Serang, Tangerang, Tangerang Selatan).
Memiliki potensi seni budaya yg sudah dikenal luas sampai ke mancanegara,
Antara lain seni bela diri pencak silat, debus, rudad, umbruk, dll.
———————————-
Seminar yg dipantau melalui web oleh Ibu Lestari Moerdijat SS, MM (Wakil Ketua MPR RI periode 2019 – 2024),
Membahas ttg seni dan budaya Banten,
Sejarah, eksplorasi dan potensinya utk masa depan Propinsi tersebut.
Pada prinsipnya,
Banyak juga potensi seni dan budaya Banten,
Yg masih belum tergali sepenuhnya.
Di masa lalu,
Debus merupakan pasukan khusus dari Kesultanan Banten.
Acara dihadiri oleh kurang lebih 350orang,
Dg penerapan protokol kesehatan yg ketat.
Acara dimulai pukul 13:00 WIB,
Dg atraksi pencak silat dan debus,
Yg disampaikan oleh PSB (Persatuan Seni Budaya Banten),
Yg dilanjutkan dg menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Kemudian Ibu Lestari Moerdijat SS,MM menyampaikan paparannya mengenai sejarah seni budaya di propinsi Banten,
Yg dilanjutkan dg paparan dari beberapa pembicara sebagai nara sumber,
Para pengamat seni budaya dan politik,
Salah satunya adalah Ketua II MAKN (Majelis Adat Kerajaan Nusantara) YM. Tb. Amri Wardhana (Ketua Zuriat Kesultanan Banten).
Yg dalam kesempatan ini juga didampingi oleh Ibunda R. AY. Wasitaningrum (Sekjen MAKN),
Dan Ibunda YM. Donna Nisnoni (DPP Kerajaan Kupang, NTT).
Seminar Nasional Kebangsaan MPR RI tersebut pada akhirnya menghasilkan 3(tiga) kesimpulan :
1. Selama 20tahun Bante telah mencapai banyak kemajuan, namun di sisi lain masih memiliki banyak Pe Er.
2. Karakter / jati diri masyarakat Banten adalah terbuka,
Namun mengapa belakangan ini seakan tertutup?
Apakah semacam upaya proteksi diri?
3. Kita semua harus mendorong lebih keras lagi utk mengembangan seni dan budaya yg ada,
Karena permasalahan di atas lahir dari ketidak hadiran negara dalam kehidupan masyarakat Banten.
Termasuk faktor ekonomi yg menjadi pendorong lahirnya radikalisme.
Terakhir yg perlu kita pahami bersama,
Adalah bahwa melalui seni budaya,
Kita perkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
Salam budaya,
Salam Indonesia Raya 🇲🇨🇲🇨