.:: Selamat Jalan Mbah Lindu ::.
Berita kepergian mbah Lindu,
Beberapa waktu berselang,
Sejujurnya cukup memporak-porandakan hati saya …
Bukan karena saya termasuk salah satu pelanggan gudeg nya yg terkenal lezat,
Atau karena saya mengenal Beliau sebelumnya ….
Saya sendiri lupa,
Apakah saya pernah singgah dan mencicipi gudeg racikan Beliau ..
Karena beberapa kali saya berkunjung ke Yogyakarta,
Saya selalu menyempatkan diri utk menikmati kuliner khas gudeg itu,
Di beberapa tempat yg berbeda ….
————————-
Jika mengikuti ucapan om William Wongso,
Seorang pakar ilmu kuliner yg terkenal …
Mbah Lindu itu bukan sekedar “icon” dari kota Yogyakarta,
Tapi sebuah “Legend” …
Legenda bagaimana kuliner khas suatu daerah,
Tetap terjaga rasa dan kualitas nya,
Di tangan orang yg tepat.
Dan ini yg gak semua pembisnis kuliner paham!! …
Banyak bisnis kuliner yg awalnya terkenal,
Akhirnya jadi mundur,
Bahkan tutup,
Karena para penerusnya tidak memahami sama sekali ttg racikan masakannya,
Ttg taste ato rasa yg khas,
Ttg pelayanan terhadap pelanggan.
Rata2,
Ketika sebuah bisnis di”serah terima”kan kepada para penerusnya,
Rata2 mereka hanya memikirkan soal keuntungan semata ..
Dan ini awal mula bagaimana sebuah kerajaan bisnis kuliner yg dikenal,
Bisa runtuh dalam waktu singkat.
—————————
Sejujurnya,
Masih banyak mbah Lindu lainnya,
Yg tersebar di seluruh pelosok negeri.
Yg saya maksud,
Bukan mbah Lindu sebagai peracik dan penjual gudeg semata .
Tapi orang2 hebat yg usianya sudah “sepuh”,
Yg tetap mau terus berjuang,
Dan memiliki keyakinan dalam diri,
Utk “nerimo” …
“Nerimo” itu,
Suatu keadaan diri,
Di mana seseorang menerima apa yg menjadi jalan hidupnya,
Sebagai takdir dari yg Kuasa.
Menjalaninya dg penuh kesabaran dan keikhlasan hati,
Dan tidak pernah berusaha utk bersikap serakah.
“Nerimo” juga berkaitan dg hati dan jiwa,
Menjadikan keduanya merasa damai dan tentram,
“ora kemrungsung” (kalo kata orang Jawa),
Alias “tidak terpengaruh oleh Ego utk melakukan hal2 apapun,
Termasuk yg tidak wajar guna utk bisa mewujudkan harapannya.
“Nerimo” juga berkaitan dg ketakwaan manusia,
Terhadap Tuhan nya,
Menjalani apa yg telah digariskan,
Namun juga tetap berusaha utk menjadi yg terbaik di mata NYA.
Jika kita mau melihat dg lebih peka,
Maka di sekitar kita banyak sekali orang2 seperti mbah Lindu …
Yg masih tetap bisa tersenyum,
Di tengah kegetiran …
Yg masih terus mengucap syukur,
Di tengah kesulitan yg mereka hadapi …
Bahkan tak jarang,
Masih terus bisa mengulurkan tangan utk membantu sesama,
Di tengah keterbatasannya ….
Lalu,
Bagaimana dengan kita sendiri??
Apakah kita bisa seperti Beliau2 ini,
Yg punya hati seluas semesta??
Ataukah,
Kita cuma tipikal manusia yg selalu mengeluh dan menimpakan kesalahan pada orang lain,
Saat kesulitan hadir di dalam kehidupan kita?? 😊😊
Sugeng tindak, mbah Lindu …
Selamat menuju keabadian … 🙏🙏
Semoga apa yg telah Beliau lakukan,
Bisa menjadi semangat bagi kita semua …
Rahayu … 😇😇😇