.:: Saya (Masih) Seorang Indonesia XIX ::.
“Nenek moyangku orang pelaut,
Gemar mengarung luas samudera …
Menerjang ombak tiada takut,
Menempuh badai sudah biasa …”
(“Nenek Moyangku Orang Pelaut”)
Siapa yg tak kenal lagu kanak2 ini?
Rasa2nya,
Sejak masa kecil dulu sampai saat ini,
Lagu kanak2 itu masih selalu dan sering diperdengarkan,
Di bangku sekolah.
Semata2 utk mengingatkan,
Bahwa kurang lebih 70% luas negeri Nusantara ini,
Terdiri atas lautan?? 😊😊
Atau,
Karena nenek moyang kita memang berasal dari lautan,
Dalam arti kata,
Merupakan proses asimilasi penduduk asli Nusantara,
Dg bangsa2 lain di dunia?? 🙏🙏
Bisa jadi yaaa … 😉😉😉
———————————
Penduduk Indonesia memang “heterogen”,
Beraneka warna kulit,
Suku, bahasa, serta agama.
Ini semua tak lepas dari adanya pengaruh2 kebudayaan Budha, Hindu, serta Islam,
Bercampur dg kebudayaan asli leluhur,
Yg saling berdampingan secara damai di masa lalu.
Disadari atau tidak,
Pengaruh2 dari masuknya agama2 baru di Nusantara,
Memberi “warna” tersendiri yg cukup unik,
Bagi tumbuh dan berkembangnya adat istiadat,
Yg telah ada sejak leluhur bangsa ini terlahir di bumi Nusantara 🇲🇨🇲🇨
—————————-
Kita mengenal adanya Dewi Sri,
Yg dipercaya oleh sebagian masyarakat,
Sebagai Dewi Penjaga Padi.
Maka,
Di beberapa tempat,
Setiap kali selesai panen,
Mereka mengadakan pesta syukuran.
Selain menghaturkan rasa syukur ke hadapan Tuhan YME,
Juga mengucap rasa terima kasih kepada Dewi Sri,
Yg telah menjaga sawah2 mereka,
Dari berbagai macam gangguan hama dan penyakit 🙏🙏
Masyarakat kita pun mengenal Kanjeng Ratu Kidul,
Yg dipercaya sebagai “penjaga” laut.
Sehingga,
Setiap tahun mereka mengadakan upacara Larung Sesaji,
Semata2 utk mengucap syukur,
Karena telah diberi banyak berkah dari laut,
Utk kehidupan keluarga mereka 🙏🙏
Kita juga mengenal adanya Ganesha,
Yaitu Dewa berkepala Gajah,
Yg dipercaya sebagai Dewa Kebijaksanaan dan Kecerdasan 🙏🙏
Atau Dewi Saraswati,
Istri daripada Dewa Brahma,
Yg merupakan sumber kebajikan, kelembutan hati,
Kemurahan rejeki 🙏🙏
Serta banyak lagi lainnya … 😇😇
——————————//
Dalam agama Hindu pun,
Kita mengenal adanya hubungan yg harmonis,
Antara manusia dg semesta 😇😇
Ini terlihat dari kebiasaan2 masyarakat Hindu,
Yg meletakkan sesaji di setiap waktu2 tertentu.
Upacara utk menghormati tumbuh2an,
Karena mereka telah memberikan kehidupan berupa Oksigen yg kita hirup sehari2.
Upacara menghormati hewan ternak,
Karena telah membantu kita bekerja di sawah,
Juga membantu kesejahteraan kehidupan kita sehari2.
Dan semuanya itu bukan hal yg aneh,
Bukan merupakan upaya utk “menyembah selain Tuhan”,
Melainkan sebagai ucapan rasa syukur dan terima kasih,
Sebagai sesama makhluk Tuhan 🙏🙏🙏
————————-
Berbicara mengenai perkembangan agama2 di Nusantara,
Memang akan selalu berhubungan dg seni dan budaya yg ada.
Mereka tumbuh bersama,
Saling berdampingan.
Bahkan,
Para Wali Songo pun,
Menyebarkan agama Islam di Nusantara,
Melalui Seni dan Budaya 😉😉
Semisal lagu Lir Ilir buah cipta dari Sunan Kalijaga,
Yg mengajarkan kita utk tetap menjaga kelestarian sesama makhluk hidup.
Atau Sunan Bonang menyebarkan agama,
Dg irama gamelan2 nya 😇😇😇
Pada akhirnya,
“Memayu Hayuning Bawono”
(Menjaga keharmonisan antara sesama makhluk hidup),
Adalah tujuan daripada penciptaan manusia di muka bumi ini.
Kita tidak mungkin hidup sendiri,
Kita akan senantiasa berdampingan dg makhluk2 Tuhan lainnya.
Maka,
Apa salahnya utk saling berkomunikasi,
Berinteraksi secara baik dan penuh kasih?
Dan bukan merasa jadi sosok makhluk yg paling Hebat,
Paling Superior,
Hingga bisa bersikap semena2 pada yg lainnya?? 😊😊😊
—————————
Rasanya,
Belum terlambat utk kembali berbenah diri,
Berkaca ttg kebaikan sekaligus keburukan,
Yg ada di dalam diri kita sendiri 😇😇
Yg baik kita tetap jaga dan pertahankan,
Yg buruk kita ubah menjadi baik 😉😉😉
Mumpung semangat 75tahun Kemerdekaan RI,
Masih terasa di dalam hati dan sanubari kita to??? 🙏🙏🙏🙏
Happy Great Friday,
Semangat menuju Kejayaan Nusantara 🇲🇨🇲🇨🇲🇨
Rahayu 🙏🙏🙏