Indovoices.com –Sembilan negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, mendesak PBB tidak mendukung usulan penangguhan penjualan senjata atau embargo ke Myanmar.
Laporan itu dikutip kantor berita Reuters lewat berita yang dirilis Benar News. Media terafiliasi Radio Free Asia itu didanai pihak dari AS. Mereka mendapat laporan dari seorang diplomat Liechtenstein di PBB.
Diplomat tersebut menyebut, sembilan negara Asia Tenggara menulis surat ke negara-negara yang mendukung rancangan resolusi Majelis Umum PBB tentang Myanmar.
Resolusi dirancang sebagai respons kudeta yang terjadi di Myanmar Februari 2021. Usai kudeta, protes massal berujung tewasnya ratusan warga sipil terjadi di Myanmar.
Resolusi dibuat atas permintaan Liechtenstein dengan dukungan dari 48 negara.
Media Benar News menyebut, surat dari sembilan negara ASEAN itu berisi permintaan agar rancangan resolusi menghapus kalimat yang berbunyi: “penangguhan segera pasokan langsung maupun tidak langsung penjualan atau transfer semua senjata dan amunisi ke Myanmar.”
Surat itu dikirim atas nama sembilan dari 10 anggota ASEAN. Yang tidak ada hanya negara Myanmar sendiri.
Benar News menambahkan, menurut Wakil Dubes Liechtenstein untuk PBB, Georg Sparber, sembilan negara Asia Tenggara tidak membeberkan alasan mengapa meminta agar penangguhan senjata tidak dilakukan. Meski demikian, Benar News tidak mendapat salinan surat tersebut.
Reuters telah mencoba menghubungi perwakilan Liechtenstein terkait laporan Benar News, namun belum mendapat respons.
Sedangkan ASEAN tak memberi komentar apa pun terkait persoalan tersebut.
Pada April lalu, ASEAN mengadakan pertemuan di Jakarta demi mengakhiri pertumpahan darah di Myanmar. Mereka mendorong dialog antara pemerintah junta militer dan pihak bertikai di Myanmar.