Indovoices.com –Isu reshuffle kabinet pemerintahan Jokowi-Ma’ruf kembali mengemuka belakangan ini. Ada sejumlah pos kementerian yang dikabarkan bakal dicopot, salah satunya Menag Fachrul Razi.
Sebagai mitra kerja, Komisi VIII DPR memang mempunyai catatan untuk Kemenag dan Fachrul Razi sebagai menteri. Anggota Komisi VIII Maman Imanulhaq menjelaskan Kemenag memang belum memberikan hasil kerja yang maksimal dalam setahun terakhir.
Catatan pertama, selama pandemi COVID-19, Kemenag dinilai belum bisa memberikan perlindungan bagi para santri hingga kiai.
“Saya melihat bahwa Kemenag masih belum menemukan performance-nya yang pas. Terutama di masa COVID-19. Kemudian, soal bagaimana mengoptimalkan peran para penyuluh untuk memberi tahu apa radikalisme dan terorisme,” kata Maman, Kamis (17/12).
“Saya sering melihat bahwa ketika COVID-19, Kemenag tidak terlibat di dalam. Padahal kan COVID-19 justru semua harus ambil bagian. Apalagi Kemenag bertanggung jawab. Pertama adalah melindungi pesantren, kiai agar mereka tak terkena COVID-19, buktinya kan sekarang begitu banyak yang kena,” tambahnya.
Kritik kedua berkaitan dengan efektivitas pembelajaran di pesantren selama pandemi berlangsung. Sejauh ini, belum terlihat hasil yang memuaskan.
“Memastikan seluruh pesantren dan santri-santrinya, siswa itu bisa tetap mengakses pelajaran dengan baik,” ujarnya.
“Jadi jangan sampai seolah-olah tidak ada hubungannya Kemenag dengan COVID-19. Padahal di sini ada ribuan bahkan jutaan santri yang terimbas oleh COVID-19 ini,” lanjutnya.
Selain itu, anggota Dewan Syuro PKB ini menilai, ada sejumlah bantuan operasional yang dikhususkan pada pesantren tak tersalurkan dengan baik. Padahal bantuan itu sangat dibutuhkan pesantren di tengah pandemi corona.
“Ketika meminta agar ada bantuan operasional pesantren itu terlihat masih ada beberapa bantuan disunat dan sebagainya. Nah, itu kan sangat sangat menyakiti nilai kemanusiaan kita di tengah COVID ini,” ujarnya.
Kritik ketiga, Maman bahkan menilai bahwa apa yang ditunjukkan Fachrul Razi sebagai Menag selama ini tak seperti yang diharapkan Jokowi. Dia menyinggung permintaan Jokowi agar para menterinya bekerja out of the box di tengah pandemi ini.
Baginya, belum ada sense of crisis dalam Kemenag yang dipimpin Fachrul Razi.
“Saya melihat di bawah Fachrul Razi terjebak di bawah rutinitas, tidak melakukan tindakan out of the box menghadapi COVID-19,” ujarnya.
“Nah, ini bahaya juga menurut saya. Presiden Jokowi meminta menteri-menteri itu tidak berpikir linear tapi out of the box dan saya melihat tidak ada sense of crisis yang terlihat jelas di Kemenag,” pungkasnya.(msn)