.:: Refleksi 91 tahun Sumpah Pemuda ::.
(Gerakan Cinta Pancasila bersama dg Bale Nyahi berkunjung ke PAUD Anggrek, Balimester, Jatinegara, Jakarta Timur)
SUMPAH PEMUDA
1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatu
(Jakarta, 28 Oktober 1928)
——————————-
91tahun telah berlalu,
Sejak diikrarkannya Sumpah Pemuda.
Dan pertanyaan sederhana yg muncul di benak saya,
Masih relevankah Sumpah Pemuda bagi kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini?
Mungkin,
Ini hanya pertanyaan konyol yg muncul dari dalam diri sendiri,
Ketika melihat anak2 muda,
Generasi Muda negeri ini,
Lebih cenderung utk mengcopy paste budaya lain dg alasan agama,
Dan dg bangga menganggap nya sebagai “bagian dari budaya nasional”.
Pemahaman yg salah kaprah!!
Agama tidak mungkin diperbandingkan dg Nasionalisme,
Dua hal yg berbeda,
Dan bukan utk diperdebatkan pula …
Agama adalah ketaatan kepada Tuhan YME,
Utk beribadah menurut keyakinan masing2.
Kalimat sederhananya,
Agama adalah hubungan vertikal manusia dg Tuhan nya.
Sementara Nasionalisme berkaitan dg rasa cinta tanah air,
Lebih kepada hubungan manusia dg manusia lain,
Hubungan antar masyarakat,
Dan rasa memiliki yg begitu dalam sebagai pewaris bumi Nusantara …
Dan ini yg belakangan ini seringnya dicampur aduk kan,
Di “blend” dg seenak udel,
Yg akhirnya membentuk pemahaman baru yg salah kaprah,
Terutama di kalangan anak muda …
Melihat perkembangan pola pikir Generasi Muda yg banyak “menyimpang”,
Maka saya dan kawan2 yg tergabung dalam Gerakan Cinta Pancasila.
Bersama dg Bale Nyahi,
Pada hari Senin, 28 Oktober 20190
Melakukan kunjungan ke PAUD Anggrek,
Yg berlokasi di Balimester, Jatinegara, Jakarta Timur.
Utk mengajak anak2 kembali mencintai Pancasila,
Kembali mencintai Indonesia,
Dan tentunya juga kembali mengajak mereka meneladani Sumpah Pemuda,
Yg telah diwariskan oleh para pendahulu nya.
Antusias me mereka tergambar dari baju adat nasional,
Yg mereka kenakan dalam acara tersebut.
Perbedaan yg penuh warna,
Akan melahirnya sebuah kebersamaan yg indah …
GCP mengajak mereka menyanyikan lagu2 kanak2 yg mungkin sudah jarang terdengar saat ini,
Seperti “Nenek Moyangku Orang Pelaut”, “Aku Seorang Kapiten”, “Aku Tukang Pos”, dan ditutup dg lagu “Gelang Sipatu Gelang”.
Karena tema yg kita angkat kali ini adalah ‘Persatuan Indonesia’,
Maka kami pun mengajak anak2 bermain bersama,
Dg mengedepankan kebersamaan dalam segala kegiatan yg dilakukan.
Acara ditutup dg pembagian hadiah dan juga bingkisan kecil,
Agar mereka lebih bersemangat dalam belajar.
Tak lupa kami juga berbicara para Ibu Guru,
Dan orang tua murid yg hadir,
Agar selalu mengajak anak2 mereka mencintai negeri ini.
Mungkin,
Mimpi kami terlalu tinggi,
Mungkin harapan kami terlalu muluk …
Tapi pada akhirnya,
Kami hanya ingin mengembalikan Indonesia,
Kembali kepada track nya …
Indonesia yg ramah,
Indonesia yg penuh keberagaman,
Dan Indonesia yg saling menghormati. .
Salam Pancasila,
Salam Persatuan dan Kesatuan,
Salam Indonesia Raya. ..