Indovoices.com- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno melakukan tinjauan ke Rice Miling Unit (RMU) atau tempat penggilingan padi di Kecamatan Rawamerta, Karawang, milik PT Pupuk Indonesia Pangan (PIP), anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero). Peninjauan ini dilakukan Menteri Rini guna memastikan optimalisasi manfaat dari sinergi BUMN dengan masyarakat desa setempat di bidang pertanian melalui program-program wirausaha pertanian.
“Sinergi ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Karena selama ini komoditas pangan diproduksi secara terpecah-pecah dengan luas lahan yang kecil sehingga produksi pangan tidak produktif. Melalui sinergi korporatisasi pertanian ini, BUMN hadir untuk mendorong peningkatan produktivitas pangan dan kesejahteraan petani kecil,” kata Rini di Rawamerta, Karawang.
Turut hadir mendampingi Menteri Rini yakni Deputi Bidang Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat bersama Plt. Direktur Utama PT Pupuk Kujang, Rita Widayati, dan Plt Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Pangan, Budiono.
Seperti diketahui, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan produktivitas pertanian di Kabupaten Karawang, PT Pupuk Indonesia (Persero) sejak Oktober 2018 telah melakukan pembinaan bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tempuran melalui PT Mitra Desa Bersama Tempuran (PT MDBT). Salah satu sasaran pengembangan bisnis BUMDes ini yaitu penyerapan gabah petani serta penggilingan padi oleh PT Pupuk Indonesia Pangan dan PT Pupuk Kujang dalam hal penyaluran Distribusi Pupuk.
Di Rawamerta, Menteri Rini bersama rombongan juga meninjau pembangunan gedung belajar Pondok Pesantren Nihayatul Amal. Gedung belajar tersebut merupakan bantuan Pupuk Indonesia sebagai salah satu wujud terhadap dunia pendidikan di Karawang. Rencananya, dua gedung belajar tersebut dibangun pada areal pesantren. Saat ini Pupuk Indonesia telah menyelesaikan satu gedung belajar terdiri dari 6 ruang belajar dengan kapasitas tampung sebanyak 300 orang.
“Terima kasih kepada Pupuk Indonesia yang selalu berkomitmen berkontribusi bagi masyarakat di berbagai bidang. Saya harap gedung belajar ini bisa bermanfaat dalam mendidik para generasi penerus bangsa dari Pesantren Nihayatul Amal. Tujuan BUMN hadir untuk negeri dan selalu memberikan yang terbaik bagi bangsa dan masyarakat,” ujar Rini.
Serap Gabah Petani
RMU Rawamerta memiliki kapasitas produksi 4 ton per jam, memiliki kapasitas bahan baku sebesar 3000 ton, dan kapasitas bahan jadi sebesar 400 ton. RMU yang berdiri di atas lahan seluas 39.954 meter persegi ini menyerap gabah milik petani dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga jual gabah pasaran yaitu berkisar Rp5.300 – Rp5.400 per Kilogram, dan memproduksi beras dengan kisaran harga jual sebesar Rp8.900 – Rp11.600 per Kg.
Adapun dalam hal penjualan dan pemasaran beras juga dilakukan oleh PT Pupuk Indonesia Pangan. Kerjasama ini merupakan hasil tindaklanjut kerja sama PT Pupuk Indonesia (Persero) dengan PT Mitra Desa Bersama Tempuran dan sebagai langkah untuk menjaga stabilitas harga gabah, sehingga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan petani.
Pupuk Indonesia memiliki tugas mengelola PT Mitra Desa Bersama Tempuran di Kabupaten Karawang yang memiliki anggota 126 Kelompok Tani dan 5.903 petani dengan luas lahan pertanian 6.679 hektar, dengan produktivitas gabah lebih dari 8 ton. PT Mitra Desa bersama Tempuran menjadi lembaga usaha yang dimiliki seluruh petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Harapan Tani di Kecamatan Tempuran, sehingga pengelolaan pertanian petani kini menjadi satu pintu.
Untuk penyaluran pupuk, Pupuk Indonesia juga melakukan kerjasama dengan PT. Mitra BUMdes Nusantara dengan membuka kios pupuk dan Saprotan di Kecamatan Rawamerta dan kecamatan Tempuran yang diharapkan seluruh petani di pedesaan wilayah Tempuran dan Rawamerta dapat terpenuhi kebutuhan pupuk bersubsidinya.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat menerangkan, Pupuk Indonesia Grup berkomitmen untuk senantiasa mendorong berkembangnya Bumdes sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan yang kuat dan mandiri.
”Dalam meningkatkan perekonomian pedesaan dengan mengkorporatisasi para petani dan Bumdes agar dapat mengoptimalisasi hasil potensi-potensi produk pedesaan,” kata Aas. (jpp)