Indovoices.com- Kabut asap kebakaran hutan dan ladang (karhutla) sudah membahayakan kesehatan masyarakat Riau. Tidak hanya orang dewasa, seorang anak balita H (13 bulan) warga kelurahan Rejosari, Kota Pekanbaru juga merasakan dampak kabut asap.
“Tadi malam Pak Wagub di-WhatsApp sama masyarakat, seorang Ibu yang meminta agar diselamatkan anaknya,” ungkap Kepala Dinkes Riau Mimi Yuliani Nazir di Pekanbaru, Riau.
Seorang Ibu mengatakan anak bungsunya sudah dua hari ini badan panas, batuk berdahak, pilek dan matanya merah berair terus akibat terpapar asap. Suaranya parau dan bernapas lewat mulut karna tak bisa lagi lewat hidung yg sudah dipenuhi cairan.
“Tolonglah Pak. Dengan kuasa dan wewenang Bapak, lakukan segera hal yang bisa secepatnya selamatkan kami-kami,” pinta sang Ibu memalui pesan WhatsApp kepada Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution. Si Ibu juga mengaku tidak punya kemampuan untuk membeli AC, air purifier atau tabung oksigen untuk selamatkan anaknya.
“Mendapat keluhan itu, kita langsung menurunkan tim tenaga kesehatan Public Safety Center (PSC) 119 ke lokasi,” kata Mimi Yuliani Nazir.
Tim PSC 119 membawa pasien ke RSUD Arifin Ahmad untuk segera mendapat penanganan. Pasien mendapat pemeriksaan kesehatan, nebulizer dan cek darah di laboratorium. Hasil pemeriksaan dokter spesialis anak, pasien menderita ISPA dan dianjurkan menjalani rawat jalan. Setelah mendapat pengobatan, pasien diantar pulang ke rumah dengan selamat.
Gubernur Riau telah menginstruksikan Kepala Daerah 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau menyiagakan Puskesmas 24 jam agar dapat melayani masyarakat yang terpapar asap karhutla.
“Posko Kesehatan Dinkes Riau mengoperasikan tiga ambulans yang siap sewaktu-waktu ditelepon nomornya 119 selama 24 jam,” kata Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution di Kantor Gubernur Riau. (jpp)