Indovoices.com-Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengatakan upaya penusukan terhadap Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) menunjukkan bahwa radikalisme di Indonesia masih hidup.
“Tentu kita mengucapkan prihatin atas kejadian itu. Itu berarti bahwa sel-sel dari kelompok-kelompok radikal itu masih tetap jalan. Oleh karena itu kita harus lebih hati-hati,” kata Wapres usai menghadiri topping off Kantor Dewan Masjid Indonesia (DMI) di Matraman, Jakarta.
Menurut Wapres, peristiwa yang dialami Menko Polhukam di Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten, tersebut menjadi peringatan bahwa keamanan bagi pejabat negara perlu kewaspadaan tinggi.
“Ya tentu, untuk semua pejabat-pejabat,” tambahnya.
Sementara itu, di tempat terpisah, berdasarkan keterangan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, polisi telah menangkap setidaknya dua pelaku yang diduga terpapar paham radikal kelompok ISIS terkait kasus penusukan ini, yakni seorang perempuan berinisial FA dan satu pria berinisial SA.
Adapun peristiwa penusukan tersebut terjadi saat Menko Polhukam bersama rombongan hendak meninggalkan Lapangan Alun-alun Menes usai meresmikan gedung kuliah di Universitas Mathla’ul Anwar.
Saat kejadian tersebut, Menko Polhukam baru turun dari mobil dan hendak naik helikopter untuk kembali ke Jakarta. Namun, tiba-tiba ada seseorang yang menyerang dengan menggunakan pisau.
Menko Polhukam sempat mendapat perawatan di IGD RSUD Berkah Pandeglang bersama Kapolsek dan salah satu ajudannya. Setelah itu, ia dibawa ke RSPAD Gatot Subroto Jakarta untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. (jpp)