Saya ndak tau mesti cerita dari mana awalnya,
Karena secara pribadi saya kenal kisah politik itu sejak saya kecil.
Kebetulan,
Almarhum Papa saya punya dua koper buku-buku lawas (beberapa malah masih pakai bahasa Belanda),
Yang bercerita tentang negeri Indonesia,
Komplit dengan segala intrik nya.
Termasuk kisah-kisah rangkaian peristiwa perjanjian kerjasama dengan pihak Belanda,
Yang akhirnya membawa “perpecahan” di dalam kerajaan besar di Indonesia.
(Pecahnya Mataram yang kemudian terbagi dua, antara kesultanan Yogyakarta Hadiningrat dan Surakarta Hadiningrat).
Belum lagi hancurnya kerajaan-kerajaan lain sebelumnya,
Yang hampir semua karena adanya tipu daya yang sengaja dilontarkan oleh pihak luar untuk memprovokasi.
Pendek kata,
Kisah tentang para Netizen ini sebenarnya sudah ada sejak jalan dahulu,
Beda nya cuma di sisi “media” 😅😅😅
———————————————–
Pesta Pemilu telah selesai,
Presiden dan Wakil Presiden Terpilih telah ditetapkan,
Tinggal tunggu waktu untuk pelantikan di bulan Oktober nanti.
Harusnya,
Harusnya looo….
Sesuai dengan anjuran Bapak Jokowi,
Kita kembali lagi ke dalam “Persatuan Indonesia”.
Menyamakan langkah,
Untuk bisa membangun negeri ini,
Agar semakin maju dan berkembang.
Sekali lagi,
Harusnyaaaaa…. 😉
Tapi kenyataannya,
Yang terjadi justru sebaliknya….
Entah karena memang banyak orang yang lebih suka ribut,
Atau memang mereka diam-diam berdoa demi kehancuran negeri ini?
Koq masih ada saja,
Yang senantiasa “nyinyir”,
Merasa dirinya “paling ahli daripada yang ahli”,
Dalam mengambil kesimpulan dari apa yang dia lihat,
Lantas dilempar kepada publik yang memang senang bergosip??
Mulai dari isyu “jatah kursi menteri”,
Hingga “koalisi partai pendukung”,
Sampai isyu tentang “siapa yang akan memegang jabatan-jabatan penting di dalam Pemerintahan Jokowi Amin 5tahun ke depan”.
Bukan sebatas isyu,
Banyak pula yang akhirnya berusaha menggiring dan membentuk opini di masyarakat,
Dengan cuitan-cuitan nya di Medsos,
Seakan-akan mereka adalah orang-orang yang bisa melihat ke masa depan 😄😄😄😄
Lantas,
Sebagian lagi sibuk memaki-maki,
Dan para pendukung partai mulai gerah,
Mulai senewen,
Sakit kepala,
Mulai berpikir untuk “pindah ke lain hati” atau “tetaplah tinggal di sini”,
Bahkan juga mulai ada yang memaki-maki,
Menganggap dia paling suci,
Paling berjasa,
Dan para pimpinan nya adalah mereka yang memanfaatkan “pengorbanan wong cilik”.
Nah,
Sampai di sinilah kelihatan jelas,
Bagaimana mereka memaknai arti Politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara mereka.
Berbangsa koq pengen nya menang sendiri,
Bernegara koq “ngambek”an …. 😊😊😊
Sementara yang duduk sebagai Pemimpin saja,
Sudah bisa “legowo”,
Mencoba berdamai,
Dan mencari jalan keluar terbaik untuk negeri ini.
Yang di bawah nya malah doyan banget ribut 🤔🤔🤔
“Yen ora nyinyir ora mangan”
Mungkin,
Kiasan ini berlaku bagi mereka yeeee 😃😃😃
Atau,
Apakah memang mental bangsa ini belun siap,
Untuk menjadi bangsa yang besar?
Masih terlalu suka bergosip,
Ketimbang kerja dan kerja???
Masih terlalu doyan nyinyir,
Ketimbang menikmati sarapan kopi pagi dengan dua potong pisang goreng hangat??
Politik itu selalu berkembang,
Tidak “mandeg” di tempat..
Maka,
Ikutlah “berkembang” bersamanya,
Jika tidak,
Kau bakalan mati dengan segudang rasa sakit hati dan kecewa 😂😂😂
Selamat pagi, Indonesia…. 🇮🇩🇮🇩🇮🇩
Selamat menyongsong masa depan bangsa yang lebih baik di kelak kemudian hari….
Tetaplah menjadi manusia waras,
Di tengah ke”tidak warasan” yang semakin menggila 🙏🙏🙏
(by : Alexandra da Silva)