Indovoices.com– Seiring dengan pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi, serta kemajuan teknologi, maka listrik menjadi suatu kebutuhan pokok. Untuk itu, dibutuhkan pembangunan infrastruktur pembangkit listrik akan terus-menerus dilakukan oleh pemerintah, pembangunan berlangsung tiada henti.
“Minggu yang lalu, baru kita menyadari betul bagaimana kita sangat membutuhkan listrik pada saat listrik padam semua merasa kesulitan, semua merasa kesepian,” ujar Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat meresmikan pembukaan Konvensi The 7th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2019 di Jakarta Convention Center, Jl. Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (13/8/2019).
Di forum yang bertajuk “Making Geothermal the Energy of Today” itu, Wapres mengungkapkan karena pentingnya listrik hingga menjadi bagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat tergantikan keberadaannya.
“Kalau jalan masih tergantikan, kalau rusak jalan kita bisa naik pesawat terbang aja, ke pelabuhan kita bisa pindah ke lain tapi listrik kita mau ganti apa, ganti lilin tidak bisa mencharge handphone anda, mau ganti petromak sudah ketinggalan zaman dan tidak tergantikan, kebutuhan mutlak dalam kehidupan ini,” terangnya.
Wapres menekankan untuk menjaga agar tidak terjadi lagi blackout seperti minggu lalu, maka kita harus punya cadangan listrik yang baik minimal 30 persen.
“Kalau kurang 30% terjadi hal seperti ini, satu pembangkit lagi di service karena cadangan kurang dari 30% maka macet, maka terjadilah blackout seperti ini. Karena itulah maka kita harus betul-betul mempunyai kebijakan yang baik,” tuturnya.
Terkait geotermal, Wapres mengingatkan bahwa pembangkit tersebut bukan hal yang baru, ia telah beropersi di Indonesia sudah 35 tahun, namun perkembangannya sangat lambat.
“Jadi kalau kita bisa mengatakan bahwa perkembangan walaupun sudah 7 kali konvensi, konferensi Pak Ketua (Ketua Umum Asosiasi Panasbumi Indonesia), ini kemajuannya lambat sekali. 7 kali bikin pameran, konvesi hasilnya baru kurang lebih 2000 MW, 35 tahun pengalaman,” ucapnya
Di akhir sambutannya, Wapres menekankan agar jajaran yang terkait dapat belajar pengembangan energi terbarukan dari negara maju. “Kalau pengetahuan ini belajar saja dari Islandia, New Zealand, atau Amerika tentang teknologi, tidak ada yang berat,” tandas Wapres.
Sebelumnya, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menyatakan bahwa kebijakan energi geotermal perlu didorong, sebab tidak hanya digunakan sebagai pembangkit di hari ini, namun juga untuk masa depan. “Geotermal merupakan energi untuk kemarin, hari ini dan besok,” jelas Arcandra.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) Prijandaru Effendi mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan potensi besar untuk mengembangkan sumber daya energi panas bumi dan mendukung upaya pemerintah untuk mewujudkannya.
“API secara positif mendukung upaya-upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan energi di Indonesia. Khususnya dari sumber energi terbarukan, panas bumi,” ucapnya.
Usai memberikan sambutan, Wapres didampingi Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar dan Ketua Umum Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) Prijandaru Effendi, melakukan pemukulan gong sebagai tanda diresmikannya pembukaan acara yang digelar dari tanggal 13 hingga15 Agustus 2019 dengan tujuan untuk mengangkat energi panas bumi sebagai energi utama.
Acara tahunan IIGCE merupakan forum pertemuan sesama para pelaku usaha dan para profesional bidang panas bumi dengan para stakeholders termasuk lembaga pemerintah, pembuat kebijakan, pemangku kepentingan, investor, perusahaan jasa, akademisi, dan pakar industri panas bumi. Turut hadir mendampingi Wapres, Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar. (kominfo)