Indovoices.com-Hindarkan risiko bencana berulang, Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kota Pasuruan Bahrul Ulum menegaskan pihaknya tengah berupaya mencari lokasi ruang belajar baru pascainsiden robohnya bangunan salah satu kelas di SDN Gentong I, pada Selasa (5/11/2019), saat kegiatan belajar mengajar tengah berlangsung sehingga mengakibatkan jatunya dua korban jiwa.
Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kota Pasuruan Bahrul Ulum menyampaikan hal itu di sela kunjungan Mendikbud Nadiem Makarim ke lokasi sekolah tersebut untuk melakukan peninjauan langsung. Pada kesempatan itu, Mendikbud kembali menegaskan komitmen pihaknya dalam mendukung penuntasan investigasi serta mencegah terulangnya insiden yang sama.
Ulum juga menyampaikan, bangunan ruang kelas yang roboh di SDN Gentong I itu dibangun pada 2012 dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan menggunakan sistem swakelola. Dan kini, sambung dia, sedang diupayakan untuk mencari lokasi ruang belajar baru demi menghindarkan jatuhnya korban lain.
“Jika pelaksanaan kegiatan belajar tetap di lokasi reruntuhan ada risiko. Kami juga menghindari ketidaknyamanan akibat trauma. Alternatifnya menggunakan ruang kelas yang masih ada yang tidak mengalami kerusakan. Tetapi, harus dipastikan, ditinjau, bahwa itu kondisinya benar-benar aman,” ujar Bahrul Ulum.
Lebih jauh Ulum mengatakan, dirinya sudah menugasi Dinas PU (pekerjaan umum) dan Dinas Pendidikan supaya secepatnya melihat kondisi bangunan yang masih ada. Kalau aman dan sudah tidak ada alternatif, maka itu menjadi solusi pembelajaran, meski harus double shift. Jadi, masuk pagi dan siang,” imbuh Bahrul Ulum.
Dalam rangka memastikan tidak berulangnya insiden yang sama, Ulum juga telah memerintahkan kepada Dinas PU dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk memeriksa semua sekolah. “Kalau tidak aman dan tingkat kerusakannya parah, harus dikosongkan. Tidak boleh digunakan untuk kegiatan belajar mengajar,” jelasnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pasuruan Siti Zunniati melaporkan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan UNICEF untuk segera melakukan terapi psikologi kepada para korban. “Mulai besok, Jumat (8/11/2019), sudah bisa kita mulai terapinya di lapangan. Dari UNICEF sudah menyiapkan tenaga psikolognya,” jelasnya.
Adapun program konseling/terapi juga ditawarkan oleh beberapa Fakultas Psikologi perguruan tinggi di sekitar Pasuruan. Tawaran tersebut akan dipertimbangkan melihat perkembangan kondisi yang ada.
Pada kesempatan itu, Menteri Nadiem menekankan, keamanan dan kenyamanan murid dan guru dalam pembelajaran adalah hal utama. Lantaran itu, dia meminta agar pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, dengan azas gotong-royong, bekerja sama menghadirkan sekolah aman dan nyaman.
“Dengan azas gotong-royong, dengan pemerintah setempat, dengan pemerintah provinsi, dan dengan semua instansi di Kemendikbud, untuk memastikan bagaimana kita menghindari ini ke depannya. Agar murid dan guru dapat merasa aman belajar di sekolah,” tegas Menteri Nadiem. (jpp)