Indovoices.com – Lebih dari 4.000 orang berkaus merah berkumpul di lapangan Gasibu, Bandung, Jawa Barat. Mereka berbaris membentuk formasi red ribbon, pita merah simbol AIDS, untuk memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dari formasi sebelumnya tahun 2006 yang diikuti 3000 orang. Acara ini dilaksanakan sebagai puncak perayaan Hari AIDS Sedunia (HAS) 2019 yang diperingati setiap tanggal 1 Desember.
“Kita bersyukur mendapatkan rekor MURI yang menggambarkan upaya kita bersama dalam menanggulangi HIV untuk mencapai Ending AIDS tahun 2030,” ungkap Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Anung Sugihantono.
Selain pemecahan rekor MURI, kegiatan hari ini juga menandai dimulainya Langkah Percepatan 90-90-90 untuk menghentikan epidemi HIV di Indonesia.
“Acara Puncak Peringatan HAS di Bandung pada tanggal 30 November 2019, sekaligus dapat mendorong pemegang kebijakan di semua tingkatan untuk melakukan langkah percepatan (Fast Track) 90-90-90, yaitu temukan ODHA seawal mungkin, obati ODHA (orang dengan HIV/AIDS) dengan ARV (antiretroviral) dan pertahankan pengobatannya. Hal ini merupakan upaya lanjutan dari Strategic use of ARV (SUFA) yang sudah berjalan sebelumnya,” jelas Direktur Pencegahan Penyakit Menular Langsung Kemenkes, Wiendra Waworuntu dalam laporannya.
Menurut Wiendra Waworuntu, berkat kemajuan ilmu dan teknologi, prosedur pemeriksaan dan pengobatan HIV/AIDS semakin mudah. Dengan demikian diharapkan pandangan masyarakat terhadap HIV/AIDS dapat berubah sehingga tidak ada lagi stigma dan diskriminasi terhadap ODHA.
Tema Global HAS tahun 2019 adalah Communities Make the Difference. Tema ini mengingatkan pentingnya peran komunitas, termasuk lembaga swadaya masyarakat, dalam penanggulangan AIDS, yaitu dalam pemberian layanan HIV, penegakkan hak asasi manusia, dan pendampingan ODHA dalam pengobatan.
Indonesia menyerap tema global dengan tema nasional “Bersama Masyarakat Meraih Sukses”. Dengan tema ini Kementerian Kesehatan dan para mitra mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk meraih sukses dalam mencapai three zeros pada tahun 2030, yaitu tidak ada lagi infeksi baru HIV, tidak ada lagi kematian yang disebabkan karena HIV/AIDS dan tidak ada lagi diskriminasi terhadap ODHA di Indonesia.
Pemilihan tema nasional tahun ini memacu semangat kampanye yang dimulai tahun 2017 yaitu Saya Berani Saya Sehat. Kampanye ini menyerukan agar masyarakat melakukan tes HIV dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian seluruh masyarakat terhadap HIV AIDS.
Pada 2018 kampanye yang diangkat adalah Ada Obat Ada Jalan. Tema ini berpesan bahwa jika seseorang tahu status HIV-nya secara dini maka mereka yang HIV positif (ODHA) dapat segera makan obat agar tetap produktif, mampu memberikan yang terbaik bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat, karena infeksi HIV ada obatnya.
Sejak pertama kali dilaporkan di Indonesia tahun 1987 sampai bulan Maret tahun 2019, kasus HIV AIDS yang telah dilaporkan adalah 461 (89,7%) dari 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Data ini menunjukkan bahwa kasus HIV/AIDS cenderung meluas keberadaannya di Indonesia.
“Kita prihatin, karena jumlah kasus HIV yang dilaporkan dari tahun 2005 sampai dengan Oktober 2019 mengalami kenaikan tiap tahunnya,” ungkap Dirjen Anung. Untuk itu, melalui peringatan HAS 2019 diharapkan dapat menggalang komitmen segenap jajaran kementerian/ lembaga dan seluruh lapisan masyarakat untuk mendukung pencapaian target Three Zero.
Mesti disadari bahwa pengendalian AIDS tidak dapat dilakukan oleh Kemenkes saja, maka Dirjen Anung meminya agar koordinasi antar kementerian/lembaga di tingkat pusat, provinsi/ kabupaten/kota diperkuat dalam mencapai keberhasilan pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan penyakit infeksi menular seksual (PIMS) secara komprehensif.(jpp)