Indovoices.com- Di tengah pekatnya kabut asap yang menyelimuti udara di sekitar Palangkaraya akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Kalimantan Tengah, Pemerintah setempat menyiagakan dua unit “Mobil Oksigen” untuk memenuhi kebutuhan udara bersih bagi masyarakat yang terdampak oleh karhutla.
Tabung-tabung oksigen tersebut dibawa menggunakan dua bus secara beriringan, untuk selanjutnya berkeliling menuju perkampungan padat atau permukiman warga yang memerlukan, siapapun bebas mendapatkan udara bersih itu. Satu bus dapat menampung sekitar 3–4 tabung oksigen yang dioperasikan oleh tiga tenaga kesehatan, antara lain dua perawat dan satu penyuluh kesehatan dan beroperasi mulai dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.
Mobil oksigen ini sudah dioperasikan sejak 18 September 2019 dan sudah membantu masyarakat di daerah terdampak. Di hari pertama beroperasi, tercatat sudah 30 masyarakat telah menikmati udara bersih keliling ini dari 2 daerah padat penduduk yang dikunjungi, yaitu pelabuhan rambang dan pasar besar palangkasari.
Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng memang sangat fokus untuk memberikan layanan udara yang bersih kepada masyarakat selama bencana karhutla ini berlangsung. Hingga saat ini, Dinkes Provinsi Kalteng sudah menyiapkan sekitar 122 rumah oksigen di beberapa titik di Puskesmas dan Rumah Sakit di Kabupaten/Kota Kalimantan Tengah.
“Kami telah menyiapkan cukup banyak rumah oksigen untuk masyarakat, tapi itu masih belum bisa menjangkau masyarakat secara luas. Untuk itu, kami siagakan juga mobil oksigen yang dapat memperluas layanan, sehingga masyarakat yang terdampak kabut asap di pedalaman dapat menikmati udara bersih juga,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Prov. Kalimantan Tengah, Suyuti Syamsul.
Ide ini muncul ketika ada petugas yang mengalami sesak napas dan ingin mendapatkan oksigen di dalam ambulans, seketika itu pula tim merasa bahwa kenapa oksigen ini tidak kita bawa berkeliling menggunakan mobil yang cukup besar, agar jumlah orang yang dilayani pun semakin banyak.
Ke depan, jumlah mobil oksigen dan tampungan oksigen akan ditambah, karena hal ini dirasa lebih efektif untuk dilaksanakan dan langsung dapat dinikmati masyarakat yang tidak memiliki akses ke rumah oksigen.(jpp)