“Mentalitas Kere Penampilan Borjuis”
Menulis judul ini,
Saya membayangkan pasti bakalan banyak yg merasa tersindir,
Tersinggung,
Bahkan langsung emosi gak jelas … 😀
Ndak masalah,
Itu salah satu tanda bahwa tulisan ini “menohok” perasaan mereka,
Sekaligus “menelanjangi” kebejadan mereka,
Dalam menjalani kehidupan,
Yg seharusnya saling mengayomi satu dg yg lain.
Ini adalah salah satu cerita miris,
Di balik acara Perayaan Imlek Nasional 2020,
Yg berlangsung pada hari Kamis, 30 Januari 2020,
Di ICE BSD, Tangerang.
Acara yg dihadiri oleh Bapak Presiden Republik Indonesia,
Ir. H. Joko Widodo,
Memang dihadiri oleh banyak pengunjung.
Baik pengunjung yg berasal dari masyarakat keturunan Tionghoa,
Yg memang merayakan Tahun Baru Imlek.
Maupun masyarakat umum,
Termasuk para “relawan” yg masih dg bangganya menyematkan pin ataupun syal kebanggaan mereka di leher.
Salah satu hal yg menjadi daya tarik,
(mungkin) karena di undangan tertera bahwa undangan dapat ditukarkan dg angpao,
Walau persediaan pun terbatas 😆😆
Maka,
Tidak heran jika banyak pengunjung yg membawa anak kecil,
Balita,
Bahkan bayi utk ikut masuk ke acara tersebut 🙁🙁
Sampai di dalam ruangan,
Di setiap kursi,
Panitia sudah menyediakan “goody bag”,
Yg berisi beberapa produk sponsor.
Itupun tak luput dari incaran para pengunjung.
Banyak yg datang seakan2 berbekal ilmu “aji mumpung”,
Langsung mengambil beberapa goody bag,
Sementara pengunjung yg datang agak terlambat,
Akhirnya tidak mendapatkannya.
Padahal,
Goody bag itu sendiri disiapkan utk setiap pengunjung yg hadir,
Dalam arti kata,
Satu orang mendapatkan satu goody bag pula.
Belum puas sampai di situ,
Saat acara belum berakhir,
Beberapa memaksa keluar ruangan,
Dg alasan “hendak ke toilet”,
Tapi dg membawa goody bag yg jumlahnya lebih dari satu setiap orangnya 😂😂😂
Setelah pak Jokowi meninggalkan ruangan,
Walau acara belum selesai,
Pengunjung sudah banyak yg ikutan keluar,
Utk menukarkan Kupon Makanan.
Nah,
Sebelum keluar,
Mereka “merangsek” ke area panggung,
Dan dg PeDe nya mencabuti tanaman hias dan bunga mawar berwarna merah dan putih,
Yg ada di sekeliling panggung.
Saya sempat menegur mereka,
“Bu, emang boleh ambil tanaman hias di sini?”
“Ah, gak ada ngelarang ini,
Lagian juga udah dibayar sama panitia”
Anjrit!!
Itu jawaban enteng amat!!
Yg bayar siapa,
Yg ngerusak siapa 😂😂
Nah,
Pindah ke Hall 3A,
Yg merupakan tempat penukaran Kupon Makanan,
Sekaligus stand kuliner,
Lagi2 saya dibuat takjub.
Pengambilan makanan dg Kupon berebut,
Dan rata2 yg rebutan justru mereka yg tidak merayakan Imlek (note : mereka berbusana ala muslim dg jilbab menutupi kepala dan tanda relawan 01).
Belum lagi habis ketakjuban saya,
Beberapa taman yg dibuat sebagai “pemanis” ruangan pun ikut dirusak.
Bunga sakura plastik plus dahan2 nya di”jarah”,
Juga lampion2 baik kecil maupun besar,
Semua diambil dan dimasukkan ke dalam goody bag mereka,
Seolah2 memang disediakan bagi mereka.
Belum lagi stand makanan yg gratis,
Yg mereka dg arogannya berteriak2 saat antri makanan :
“Kita relawan Pak Jokowi”
Lantas,
Mereka ambil banyak2,
Dan kemudian ketika tidak dihabiskan,
Sisa makanan itu digeletakkan begitu saja di sembarang tempat,
Padahal sudah disediakan tempat sampah oleh panitia.
Sempat saya colek seorang Ibu,
Yg kebetulan berjilbab,
Dan mengenakan pin relawan.
“Ibu koq diambilin hiasannya?”
“Mumpung …
Kapan lagi kita bisa dapat gratisan kayak gini”
Masya Allah,
Inikah mental masyarakat kita,
Yg mengaku kaum beradab,
Tapi bermental kere??
Koq saya miris yaaa,
Bagaimana mau diajak maju,
Jika budaya “mengambil sesuatu yg bukan hak”nya dianggap sebagai satu kebiasaan,
Atau bahkan kebanggaan?
Inilah catatan tambahan perlunya Revolusi Mental tetap dilaksanakan,
Bahwa mentalitas masyarakat +62 masih banyak yg “compang camping”.
Cuma menang gaya,
Menang gengsi …
Tapi enggan berusaha,
Cuma mau “nebeng hidup enak” pada orang lain,
Alias bangga jadi benalu hidup 😂😂
Semoga,
Ke depan nya manusia2 seperti ini disadarkan oleh Tuhan.
Bahwa apa yg dia ambil tanpa seijin yg punya,
Kelak juga akan diambil dari kehidupannya 😇😇
Bukankah,
Karma itu terkadang “manis” 😀😀
—————————————-
Catatan gelap dari Perayaan Imlek Nasional 2020.
Semoga jadi “pembelajaran” bagi kita semua,
Agar “jangan merasa bangga menjadi orang miskin dg memamerkan kebodohannya”.
Ayo,
Sama2 kita dukung Revolusi Mental,
Utk Indonesia yg lebih baik di masa depan ..
Salam waras,
Salam Indonesia Raya 🇮🇩🇮🇩