Indovoices.com-Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menyatakan agar media massa bisa berkembang di era disrupsi, Pers Indonesia harus memperhatikan tiga hal, yaitu invensi, inovasi dan investasi. “Bila tidak memperhatikan 3I, media massa tersebut tak akan maju, dan bahkan cenderung mati sendiri. Kita akan tertinggal kalau kita tidak melakukan invensi,” ujarnya saat memberikan sambutan dalam acara Konvensi Nasional Media Massa memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2020, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, .
Disrupsi yang tengah berlangsung saat ini, menurut Menteri Kominfo tidak hanya membawa teknologi yang hebat tapi juga kekuatan modal kapital yang begitu besar. “Sehingga kita perlu melihat konsolidasi nasional. Bagaimana kita mengatur dan menata industri ini di dalam negeri. Kita tidak bisa lihat lagi paham-paham monopolistik, berpikir sendiri-sendiri,” tandasnya.
Menurut Menteri Johnny Plate, invensi harus menjadi suatu keharusan dan mutlak. Tanpa inovasi yang relevan dengan kepentingan pasar. “Bahkan meng-create pasarnya membantu solidaritas pasarnya domestik, maka kita akan menjadi sunset industri. Kecepatan mengambil keputusan dan mitigasi resiko serta kemampuan untuk mengambil keputusan investasi, is now matters,” paparnya.
Dalam Forum Konvensi Nasional Media Massa (KNMM) itu, Menteri Kominfo berpesan agar pengelola media massa bersatu supaya memiliki kekuatan yang betul-betul utuh. “Sebagai contoh, dalam penyedia kabel optik sebagai sarana dan prasarana komunikasi atau media digital masing-masing, semestinya mereka (penyedia sarana dan prasarana media digital, red.) bersatu sehingga bisa menjadi kekuatan yang dahsyat,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menkominfo mengingatkan dan sekaligus mengajak semua pihak, tidak terkecuali para insan pers agar memerangi berita-berita hoaks. Tercatat, di Indonesia sendiri terdapat 73 sumber berita-berita hoaks yang harus kita lawan, karena bisa menyesatkan pemikiran. “Karena berita hoaks tersebut hanya akan menghabiskan energi atau suatu hal yang sia-sia dalam membangun negara dan bangsa ini,” ajaknya kepada ratusan insan pers yang datang dari berbagai penjuru Tanah Air.
Ingin Jadi Wartawan
Di tengah sambutan, Menteri Johnny Plate berkisah tentang keinginannya menjadi seorang wartawan. Keinginan itu, menurutnya, muncul dari rasa cintanya kepada dunia pers. “Saya saking cinta ini pers, saya dulu berkeinginan menjadi insan pers menjadi wartawan,” kenangnya.
Namun demikian, keinginan itu belum terwujud lantaran tidak memiliki keberanian untuk terjun ke dunia jurnalistik. Bahkan, ia menyebut dirinya mengalami kekhawatiran tidak bisa lulus untuk menjadi wartawan di media yang diinginkannya. “Menurut pandangan saya, seseorang wartawan dicitrakan sebagai orang hebat, sehingga menjadi wartawan bukan perkara gampang,” tutur Menteri Kominfo.
Menkominfo menyatakan dirinya merasa khawatir bila tidak lulus untuk menjadi wartawan di media-media hebat zaman dulu. “Ternyata rekan-rekan di sini jauh lebih hebat dari saya. Sebab, Saya tidak berani mengambil profesi sebagai insan pers,” pujinya.
Berkaitan dengan kerja insan pers dan profesionalisme. Menteri Kominfo menyebut karakteristik pribadi seorang wartawan yang harus memiliki tiga hal, yaitu sintaksis, morfologi, dan semantik. “Saya menyebutnya dengan singkatan (SMS) dan ini merupakan kekuatannya wartawan sehingga menghasilkan industri yang betapa hebatnya,” jelasnya.
Meskipun cita-citanya belum terwujud, Menteri Johnny memendam rasa kecintaannya terhadap dunia pers tidak pernah luntur hingga saat ini. “Saya sampaikan menyapa Dirgahayu Pers Indonesia, Selamat Hari Pers Nasional kita,” ucapnya.
Konvensi Nasional Media Massa bertajuk “Daya Hidup Media Massa Di Era Disrupsi, Tata Kelola Seperti Apa Yang Dibutuhkan?” merupakan bagian dari rangkaian Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2020. Beberapa tokoh nasional yang hadir dalam acara itu antara lain Staf Ahli Menteri Kominfo bidang Hukum Henri Subiakto, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Ditjen IKP) Kementerian Kominfo Widodo Muktiyo, Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh, Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid, serta pengusaha media, Chairul Tanjung.(jpp)