Indovoices.com- Kementerian Sosial tengah melakukan seleksi pemerimaan tenaga pendamping PKH secara offline di sejumlah wilayah di Papua. Hal itu dilakukan mengingat sulitnya wilayah di kawasan tersebut.
Demikian disampaikan Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI Harry Hikmat, Minggu (8/9/2019), di Jakarta. Dia menyebutkan, rekrutmen secara offline dilakukan untuk memenuhi kebutuhan SDM PKH di Nduga, Puncak, dan Tamrauw.
“Rekrutmen sejenis sudah pernah dilakukan di sejumlah daerah di Papua yang juga mempunyai wilayah yang sulit, seperti distrik Asmat,” katanya.
Ihwal kriteria SDM PKH untuk dikerahkan ke Kabupaten Nduga, Puncak, dan Tambrauw, Harry mengatakan, itu bisa disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Hanya saja, dia menekankan, orang lokal menjadi keutamaan. “Bisa kita sesuaikan. Yang tadinya lulusan sarjana sosial menjadi SMA. Yang penting diusahakan orang lokal,” katanya.
Lebih jauh, Harry menjelaskan, dalam kondisi daerah serupa itu, maka idealnya satu pendamping bisa melayani 200-250 KPM. “Untuk itulah, jumlah SDM yang dibutuhkan di Kenyam saja, sebanyak 2 orang,” jelas Harry.
Sebenarnya, Harry mengungkapkan, pada 2017 di Kabupaten Nduga sudah ada 2 orang pendamping dan 5 orang Administrator Pengolah Data. Namun, sambung dia, karena mereka tidak aktif maka data KPM tidak masuk di BDT. “Nah, sekarang mereka akan kita aktifkan kembali dibantu pendamping dari Wamena untuk melakukan verifikasi,” imbuhnya.
Diketahui, sebanyak 22 Putra Papua berasal dari Kabupaten Tambrauw, Papua Barat menjalani selesi calon pendamping PKH untuk ditempatkan di Kabupaten tersebut. Joko Purnomo Kasie Analisis dan Pemetaan Potensi Sumbar Daya PKH mengatakan, seleksi dilakukan secara offline karena sulitnya lokasi dan tidak adanya jaringan internet dilakukan selama 3 hari sejak kemarin. (jpp)