Indovoices.com-Pemerintah tengah dilema dalam memutuskan opsi lockdownatau isolasi terhadap wilayah yang diwaspadai sebagai lokasi penyebaran virus korona. Pasalnya, kebijakan tersebut akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berstatus negara berkembang. Pengamat Kebijakan Publik Haryadin Mahardika mengatakan kebijakan lockdown akan membuat semua aktivitas perekonomian menurun drastis. Namun proses pemulihan dari penyebaran covid-19 dapat berlangsung cepat.
“Dilema yang dihadapi negara berkembang dalam menghadapi korona adalah lockdown dan social distancing. Dua kebijakan ini memiliki implikasi dan konsekuensi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB),” kata Haryadin dalam telekonferensi di Jakarta, Sabtu, 28 Maret 2020.
Sementara itu, opsi social distancing atau menerapkan jarak sosial tetap memiliki konsekuensi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Pertumbuhan ekonomi akan turun secara perlahan tapi proses pemulihan pandemi virus juga diprediksi lebih lama.
“Social distancing memberikan ruangan yang lebih besar terhadap aktivitas ekonomi untuk terus bergerak, karena apa, karena memang yang dikhawatirkan dalam wabah korona ini adalah menurunnya permintaan,” ungkap Haryadin.
Kendati demikian, ia menyebut permasalahan dalam mengatasi penyebaran virus korona tidak hanya terkait permintaan atau demand. Sebaliknya dari sisi pasokan atau supply juga diperkirakan terjadi penurunan.
“Yang lebih parah lagi adalah jika pabrik sampai tutup. Ini yang akan membuat supply dan demand turun bersamaan,” ungkap dia.
Karena itu, pemerintah diminta untuk menjamin pasokan pangan dan energi aman selama kebijakan social distancing ataupun memutuskan lockdown. “Di negara lain, mereka benar-benar fokus memproteksi supply pangan dan energi untuk terus tersedia dan dipastikan tetap ada,” pungkasnya. (msn)